Rekomendasi untuk Jaminan Pendapatan bagi Usia Kerja
4.4.4. Rekomendasi untuk Jaminan Pendapatan bagi Usia Kerja
4.4.4.1. Melakukan studi kelayakan ( feasibility study) asuransi pengangguran dan mengaitkannya dengan
program-program ketenagakerjaan.
Asuransi pengangguran dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pekerja dan lebih efi sien biayanya bagi pengusaha. Seiring dengan meningkatnya perlindungan tenaga kerja di Indonesia, saat ini penting untuk
ia es
mempertimbangkan diterapkannya asuransi pengangguran. Studi kelayakan merupakan langkah selanjutnya untuk
d on
mengeksplorasi kemungkinan ini. Hal ini dapat menjadi langkah selanjutnya setelah implementasi SJSN.
l In ia os
S g an
4.4.4.2. Menjajagi program pekerjaan umum yang dikaitkan dengan program pengembangan keterampilan u n d bagi pekerja di sektor informal
lin er P
an
Untuk mencapai hasil yang lebih optimal, program-program pekerjaan umum perlu dikaitkan dengan program
as d an
pengembangan keterampilan. Penerima manfaat, yang berasal dari sektor informal, tidak hanya mendapat
L ju u
pekerjaan yang membantu menopang hidup mereka, tetapi juga menerima pelatihan dan pengembangan kapasitas yang berhubungan dengan pekerjaan yang mereka jalani. Dengan demikian hasil yang didapatkan
:: Men ia
lebih berkesinambungan. Perhitungan untuk memperkirakan biaya perlu dibuat untuk menjadi input dalam
es on
mendiskusikan hal ini.
d In i d
al si on
4.4.4.3. Menjajagi kemungkinan untuk membuat program manfaat kehamilan untuk perempuan yang
bekerja di sektor informal
Na
log ia
n D Perempuan yang bekerja di sektor formal menerima manfaat kehamilan/cuti hamil ketika mereka tidak bisa bekerja
ka ar
karena melahirkan. Namun demikian, perempuan yang bekerja di sektor informal tidak mendapatkan perlindungan
d as er
serupa. Hal ini dapat berakibat buruk pada kesejahteraan ibu dan bayinya, bahkan juga seluruh keluarganya (karena
B ia l
kurangnya penghasilan saat sang ibu tidak dapat bekerja, atau dampak buruk terhadap kesehatan apabila sang
os S
ibu kembali bekerja terlalu cepat karena ingin tetap mendapat penghasilan). Jaminan pendapatan saat melahirkan an g perlu dinikmati oleh semua perempuan yang bekerja, bukan hanya yang bekerja di sektor formal. Untuk itu, perlu
d u n lin
dilakukan studi kelayakan untuk menemukan skema jaminan penghasilan saat melahirkan yang sesuai untuk sektor
4.4.5. Rekomendasi untuk Jaminan Pendapatan bagi Penyandang Disabilitas dan Lansia
ila en P
4.4.5.1. Studi kelayakan untuk skema pensiun manfaat tetap bagi pekerja sektor formal
46 UU SJSN menyatakan bahwa skema pensiun akan disediakan bagi seluruh pekerja sektor formal. Untuk itu, perlu
ada studi mendalam mengenai rancangan skema tersebut. DJSN bersama dengan lembaga terkait lainnya saat ini tengah meneliti hal ini dan diharapkan segera menghasilkan rencana implementasi.
4.4.5.2. Mengeksplorasi perluasan jangkauan program bantuan tunai untuk lansia terlantar (JSLU) dan bantuan tunai untuk panyandang disabilitas berat (JSPACA), dan hitung biayanya
Program bantuan tunai tetap untuk lansia telantar (JSLU) dan bantuan tunai tetap untuk penyandang disabillitas berat (JSPACA) saat ini hanya menjangkau sebagian kecil dari jumlah orang yang sebenarnya membutuhkan. Program-program tersebut perlu diperluas untuk menjangkau lebih banyak penerima dan pada akhirnya menjangkau seluruh lansia telantar dan seluruh penyandang disabilitas.
4.4.5.3. Pembuatan database lengkap mengenai penyandang disabilitas serta database lengkap mengenai lansia, guna memperbaiki penargetan
Untuk mendukung perluasan program JSPACA dan JSLU, sangatlah penting untuk memiliki informasi mengenai jumlah orang yang masuk kategori sasaran program. Hanya dengan itu, penargetan dapat dilakukan dengan efektif.
4.4.5.4. Meningkatkan jumlah nominal subsidi panti
Subsidi panti yang saat ini berjumlah Rp 3,000 per hari per orang dirasakan terlalu rendah untuk menutupi kebutuhan mereka. Jumlah tersebut perlu ditingkatkan.
Penilaian Landasan Perlindungan Sosial Berdasarkan Dialog Nasional di Indonesia: : Menuju Landasan Perlindungan Sosial Indonesia
Metodologi costing (perkiraan
pembiayaan), penjabaran opsi (“skenario”) kebijakan untuk melengkapi LPS, dan
penghitungan biayanya