KESIMPULAN SARAN Menangani AIDS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, secara garis besar dapat dilihat gambaran dukungan sosial terhadap subjek yang merupakan ODHA cukup besar, dalam hal ini terlihat bahwa subjek mendapatkan dukungan sosial berupa emotional emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif. Hal tersebut sesuai yang telah dikemukakan oleh Sarafino dalam Bart Smet 1994:136. Dukungan sosial yang diterima subjek tersebut ternyata berdampak positif terhadap aspek kesehatan, psikologis, sosial dan pekerjaan, sehingga hal tersebut dapat membantu ODHA dalam kepercayaan diri dan meningkatkan kesehatan guna memerangi virus HIVAIDS.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dianjurkan penulis, antara lain: 1. Bagi keluarga yang memiliki anak atau salah satu anggota keluarganya ada yang terinfeksi HIVAIDS, diharapkan untuk tidak menjauhi atau bahkan mendiskriminasikan anggota keluarganya tersebut. Sebaliknya, mereka perlu mendapatkan dukungan sosial dan merasa diterima oleh keluarga yang dicintainya. 2. Kepada ODHA disarankan untuk bergabung atau terlibat dalam suatu organisasi yang peduli HIVAIDS agar mendapat dukungan kawan sebaya. Hal ini dapat membantu ODHA terhindar dari perasaan terisolasi maupun depresi, serta lebih 76 bersikap positif terhadap kondisi yang dialami dan melakukan hal-hal yang berdaya-guna bagi diri sendiri maupun orang lain. 3. Kepada Komisi Penanggulangan AIDS dan LSM disarankan untuk memberikan informasi yang lengkap dan menyeluruh kepada keluarga dan Significant Other mengenai HIVAIDS agar keberadaan ODHA dapat dimengerti dan diterima. Hal ini bertujuan agar ODHA terhindar dari perlakuan diskriminasi akibat ketidaktahuan atau kesalah pengertian tentang HIVAIDS serta menjalankan program mengenai peningkatan kapasitas keluarga dan pendamping ODHA dalam mengakses dukungan sosial. 4. Kepada seluruh masyarakat, khususnya yang peduli terhadap HIVAIDS, agar melakukan sosialisasi atau promisi hidup sehat agar dapat mencegah pertumbuhan atau terhindar dari virus HIVAIDS. 5. Kepada Pemerintah agar pelayanan di Rumah sakit di perbaiki dan semakin sering mensosialisasikan HIVAIDS serta bahaya NARKOTIKA. Maka dari itu peneliti merancang suatu program pemecahan masalah sebagai berikut :

A. Dasar Pemikiran

Berdasarkan hasil penelitian tentang Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Penanggulangan HIVAIDS di Kabupaten Banggai, di peroleh gambaran hasil penelitian berdasarkan 4 aspek dukungan sosial. Dukungan emosional yang di berikan oleh Keluarga dan pendamping belum cukup baik di karenakan setiap informan ODHA mendapatkan kepedulian 77 dan perhatian dalam bentuk pemberian informasi yang terbaru, pemberian dukungan, dan motivasi. Dukungan penghargaan yang di berikan oleh Keluarga dan pendamping belum cukup baik di karenakan setiap informan mendapatkan bentuk penghargaan positif dan dorongan maju pada saat informan ODHA di berikan kesempatan mengikuti pelatihan dan saling berdiskusi dengan Keluarga dan pendamping. Dukungan instrumental yang di berikan oleh Keluarga dan pendamping belum cukup baik di karenakan hampir setiap informan ODHA tidak mendapatkan dukungan instrumental dalam bentuk bantuan langsung materi, pekerjaan, dan pinjaman uang adapun pemberian yang di berikan hanya berupa informasi lowongan pekerjaan. Dukungan informatif yang di berikan Keluarga dan pendamping belum cukup baik di karenakan setiap informan ODHA mendapatkan nasihat dan saran pada saat menghadapi permasalahan serta mengikuti kegiatan yang akan laksanakan. Penelitian yang di lakukan oleh peneliti terhadap 10 sepuluh informan ODHA. Berdasarkan dari 4 empat aspek dukungan sosial di atas menunjukan pemberian dukungan emosional, dukungan penghargaan, dan dukungan informatif belum cukup baik dalam memberikan dukungan sosial kepada ODHA. 78 Adapun yang menjadi masalah di dalam pemberian dukungan instrumental di hampir keseluruhan informan ODHA tidak mendapatkan atau kurang baik pada saat pemberian dukungan instrumental dalam bentuk bantuan langsung materi, pekerjaan, dan pinjaman uang yang di tidak berikan oleh Keluarga dan pendamping mengakibatkan ODHA tidak mendapatkan pemenuhan kebutuhan ODHA yaitu berupa pekerjaan dan bantuan berupa materi. Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis merancang sebuah program yang dimaksudkan untuk memberikan peningkatan kapasitas pendamping dan Keluarga. Dengan berpijak pada permasalahan dan kebutuhan ODHA, penulis merancang program yang akan menjawab permasalahan dan kebutuhan ODHA. Program yang penulis rancang adalah “Program Peningkatan Kapasitas Keluarga dan Pendamping dalam Mengakses Dukungan Sosial di Kabupaten Banggai”. B. Nama Program Berdasarkan masalah yang di temukan dalam penelitian, maka diperlukan suatu program yang mampu mengatasi permasalahan ODHA. Program yang dirancang peneliti adalah “Program Peningkatan Kapasitas Keluarga dan Pendamping dalam Mengakses Dukungan Sosial di Kabupaten banggai. Program Peningkatan Kapasitas Keluarga dan Pendamping dalam mengakses dukungan sosial di Kabupaten Banggai sebenarnya dapat dikatakan berjalan cukup efektif, namun bukan berarti tidak ada kekurangannnya. Melalui program ini, aspek keterbatasan pada program peningkatan kapasitas Keluarga 79 dan Pendamping dalam mengakses dukungan sosial di Kabupaten Banggai dapat dieliminir. Program ini didesain berdasarkan hasil penelitian mengenai Dukungan Sosial Keluarga terhadap Penanggulangan HIVAIDS di Kabupaten Banggai dimana ditemukan adanya keterbatasan dalam implementasi program tersebut. Ruang lingkup program peningkatan kapasitas Kelurga dan Pendamping dalam mengakses dukungan sosial di Kabupaten Banggai. Dalam penerapannya Program Peningkatan Kapasitas Keluarga dan Pendamping dalam mengakses dukungan sosial di Kabupaten Banggai. Kelurga dan Pendamping ini menuntut dukungan baik materi maupun non materi serta keterlibatan seluruh stakeholder sehingga program dapat berhasil sesuai dengan harapan. Dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelurga dan Pendamping dalam mengakses dukungan sosial di Kabupaten Banggai.

C. Tujuan Program

Tujuan yang ingin dicapai dari Program tersebut adalah : 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari program ini, yaitu meningkatkan kemampuan kapasitas Kelurga dan Pendamping dalam pelaksanaan pendampingan terhadap kebutuhan ODHA dalam mengakses dukungan sosial. 2. Tujuan Khusus a. Mendapatkan dukungan sosial b. Mengurangi masalah yang dialami ODHA melalui pendampingan dari Kabupaten Banggai. 80 c. Terlatihnya pendamping ODHA dalam pelaksanaan pendampingan ODHA. Tujuan Hasil Setelah dilaksanakan program kegiatan tersebut diharapkan sekurang-kurangnya 80 dari ODHA akan mampu mengatasi permasalahan- permasalahan yang dihadapi, melalui Program Peningkatan Kapasitas Kelurga dan Pendamping dalam mengakses dukungan sosial di Kabupaten Banggai.

D. Sasaran dan Pelaksana Program

1. Sasaran Sasaran dalam pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Kelurga dan Pendamping dalam mengakses dukungan sosial di Kabupaten Banggai, Keluarga dan Pendamping nantinya bertugas untuk menjamin pemenuhan kebutuhan, serta menjamin ODHA dalam mengakses sistem sumber. 2. Pelaksana program Pelaksana adalah pihak pendamping ODHA dan seluruh staf di Komisi Penanggulangan HIVAIDS serta pihak yang berkaitan dalam pelaksanaan program peningkatan kapasitas pendamping di Kabupaten Banggai .

E. Tahapan Program

1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan merupakan tahap awal dimana dilakukan penyusunan rencana program. Pada tahap ini disusun rancangan yang akan menjadi panduan dalam pelaksanaan program. 81 a. Penentuan tenaga ahli Tenaga ahli merupakan pihak yang memberikan pengaruh besar dalam keberhasilan program. Tenaga ahli yang dipilih hendaknya merupakan tenaga-tenaga ahli yang berkompeten dibidangnya. Salah satu tenaga ahli tersebut adalah pekerja sosial. Pekerja sosial sebagai pemegang peranan penting dalam pelaksanaan pendampingan ODHA, khususnya pada proses pembuatan pedoman dalam pelaksanaan supervisi pekerjaan sosial. Adapun Pekerja sosial bukan sasaran dari program ini, namun pekerja sosial juga harus menunjukkan partisipasinya dalam mensukseskan program ini dengan cara meningkatkan kekompakan diantara sesama profesi dan menjalankan semua perannya dengan baik untuk membantu pendamping ODHA dengan menyiapkan mental dan memperjuangkan hak-hak ODHA. Selain itu, akan didatangkan seorang pekerja sosial yang sudah berpengalaman yang telah menangani masalah sosial sebagai pekerja sosial yang profesional di bidangnya untuk memberikan pelatihan mengenai pelaksanaan peran advokasi yang baik dalam pendampingan ODHA. b. Setting lokasi Lokasi menjadi bagian penting dalam pelaksanaan program. Lokasi yang akan dijadikan tempat pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Kelurga dan Pendamping dalam mengakses dukungan sosial 82 di Kabupaten Banggai dengan mempertimbangkan jarak dan waktu yang akan di tempuh oleh peserta program, maka dipilihlah gedung KNPI sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan program. Pertimbangan jarak dan waktu yang akan ditempuh oleh peserta didasarkan atas pertimbangan biaya yang akan dikeluarkan oleh peserta. Selain itu, penentuan lokasi juga didasarkan pada kondusifitas dengan mempertimbangkan beberapa hal-hal, sebagai berikut: 1. Ruangan yang besar dan bersih yang membuat peserta program merasa nyaman, 2. Mudah dijangkau oleh sebagian bahkan semua peserta program, 3. Tidak bising, 4. Pencahayaan cukup, 5. Sirkulasi udara yang baik, 6. Fasilitas yang memadai, dan 7. Kursi sebagai tempat duduk. Gedung KNPI memiliki satu aula serbaguna yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan dengan berbagai pertimbangan kondusifitas di atas. c. Waktu pelaksanaan Waktu pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Kelurga dan Pendamping dalam mengakses dukungan sosial di Kabupaten Banggai, ditentukan melalui kesepakatan antara peserta, pendamping, tenaga ahli 83 dan Komisi Penanggulangan HIVAIDS yang berkaitan dengan pelaksanaan program ini. Waktu yang telah disepakati hendaknya ditepati agar antara peserta dan tenaga ahli dapat terjalin kepercayaan satu sama lain. Misalnya, kegiatan dilaksanakan seminggu dua kali setiap hari Jum’at dan Sabtu dengan waktu maksimal 3 tiga jam di setiap pertemuan. Kegiatan dimulai jam 09.00 WIB sampai selesai di gedung KNPI. Kegiatan ini dilakukan dalam satu periode, yaitu selama 2 minggu setengah bulan, sehingga total pertemuan kegiatan adalah 4 empat kali. Apabila waktu tersebut masih dianggap belum cukup, maka kegiatan ini dapat dilakukan pada periode selanjutnya. d. Topik diskusi Topik yang akan dibahas dalam kegiatan diskusi terdiri dari pembahasan mengenai proses pelaksanaan pendampingan terhadap ODHA yang ada di Komisi Penanggulangan HIVAIDS, topik tentang pentingnya pendamping ODHA, pentingnya kerjasama dan terjalin keakraban. Pada topik tentang pentingnya mengetahui proses pendampingan ODHA dalam mengakses dukungan sosial akan dibahas beberapa peran yang harusnya dilakukan pendamping ODHA dan dampak positif yang akan timbul dengan pelaksanaan peran dengan baik. Tujuan dari topik ini adalah untuk membuat Kelurga dan Pendamping mengetahui tentang proses pelaksanaan pendampingan ODHA dalam mengakses dukungan 84 sosial dan meyakinkan pihak-pihak di Komisi Penanggulangan HIVAIDS betapa pentingnya pendamping ODHA dalam proses pemenuhan kebutuhan ODHA. Startegi yang tepat untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan ODHA dalam mengakses dukungan sosial sedangkan untuk sesi pelatihan pendamping ODHA dalam melakukan advokasi dalam mengakses dukungan instrumental. Sebelum materi dibahas, hendaknya fasilitator dalam hal ini koordinator pendamping terlebih dahulu menjelaskan tujuan dan manfaat dilakukannya diskusi ini, agar topik yang akan dibahas tepat sasaran dan menghasilkan keputusan-keputusan yang diharapkan. e. Jumlah peserta Peserta dalam pelatihan ini berjumlah 30 orang, yaitu tenaga pendamping sebanyak 20 dua puluh orang, ODHA dan Keluarga sebanyak 10 sepuluh, adapun dari pihak Komisi Penanggulangan HIVAIDS kabupaten Banggai dan pekerja sosial profesional sebagai pelengkap dan penunjang dalam kegiatan yang berjumlah pihak Komisi Penanggulangan HIVAIDS kabupaten Banggai 8 delapan orang, perwakilan pekerja sosial profesional Dinas sosial Kabupaten Banggai sebanyak 2 dua orang khususnya yang membidangi HIV dan AIDS disesuaikan dengan materi yang akan diberikan di setiap pertemuannya. 85 2. Tahap Pelaksanaan

a. Tahap Pra Pelaksanan