ERTI "DIN"
ERTI "DIN"
Din mempunyai beberapa erti. Erti yang pertama adalah "kehormatan pemerintahan, negara, kemaharajaan dan kekekuasaan". Erti yang kedua sangat bertentangan dengan erti yang pertama, yaitu: "ketundukan, kepatuhan, perbudakan, penghambaan, dan penyerahan". Erti ketiga adalah "memperhitungkan, mengadili, memberi ganjaran dan hukuman atas perbuatan-perbuatan". Ketiga erti ini dipakai dalam Qur'an.
Allah mengatakan:
∩⊇®∪ 3 ... ÞΟ≈n=ó™M}$# «!$# y‰ΨÏã š⎥⎪Ïe$!$# ¨βÎ) "Sesungguhnya agama (yang diredhai) di sisi Allah, hanyalah Islam ...".
(Surah Ali 'Imran, Ayat: 19). Ini bererti bahawa bagi Allah yang disebut din adalah ajaran yang membuat manusia
mengakui hanya Allah saja yang menjadi Pemilik Kemuliaan dan Kehormatan, dan yang tidak membuat manusia bersujud di hadapan siapa pun kecuali Allah. Manusia harus memandang Allah saja sebagai Majikan, Yang Dipertuan dan Penguasa, dan manusia tidak boleh menjadi hamba, pelayan dan bawahan dari siapa pun kecuali Allah. Manusia harus menganggap Allah saja sebagai Pemberi ganjaran dan hukuman, dan tidak boleh takut bertanggungjawab kepada siapa pun kecuali Dia, tidak boleh menginginkan ganjaran atau menakuti hukuman dari siapa pun kecuali dari Dia. Sebutan din seperti ini adalah agama Islam maksudnya. Apabila, berlawanan dengan din yang seperti ini, misalnya, manusia menganggap seorang manusia lain sesamanya sebagai pemilik kehormatan dan kemuliaan yang sesungguhnya, sebagai tuan dan penguasa yang sesungguhnya, serta pemberi ganjaran dan hukuman yang sebenarnya, lalu tunduk kepadanya dengan sikap yang hina, menghamba kepadanya, mentaati perintah-perintahnya, menginginkan ganjaran dan menakuti hukuman daripadanya, maka din seperti ini adalah din yang batil. Allah tidak akan menerima din yang semacam ini kerana sama sekali berlawanan dengan kenyataan sebenarnya. Tidak ada sesuatu pun selain Allah yang memiliki kehormatan dan kemuliaan di seluruh alam semesta ini, tidak pula ada kekuasaan dan kerajaan selain kekuasaan dan kerajaan- Nya. Manusia diciptakan tidak untuk menjadi pelayan atau budak dari siapa pun selain Allah, tidak pula ada majikan yang sebenarnya selain Dia yang mampu memberi ganjaran dan hukuman. Kenyataan ini telah ditunjukkan dalam dua ayat berikut:
∩∇∈∪ z⎯ƒÌÅ¡≈y‚ø9$# z⎯ÏΒ ÍοtÅzFψ$# ’Îû uθèδuρ çµ÷ΨÏΒ Ÿ≅t6ø)ム⎯n=sù $YΨƒÏŠ ÄΝ≈n=ó™M}$# uöxî ÆtGö;tƒ ⎯tΒuρ
"Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan di akhirat termasuk orang-orang yang rugi". (Surah Ali 'Imran: Ayat 85).
Ertinya, barangsiapa, dengan sengaja mengabaikan kedaulatan dan kemaharajaan Tuhan, mengakui manusia lain sesamanya sebagai majikan dan penguasa, serta menjadi pelayan dan hambanya, dan menganggapnya sebagai pemberi ganjaran dan hukuman, maka Tuhan tidak akan menerima din-nya, kerana:
∩∈∪ ... u™!$xuΖãm t⎦⎪Ïe$!$# ã&s! t⎦⎫ÅÁÎ=øƒèΧ ©!$# (#ρ߉ç6÷èu‹Ï9 ωÎ) (#ÿρâÉ∆é& !$tΒuρ
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus…"
(Surah Al-Bayyinah: Ayat 5). Memang, Allah telah menciptakan manusia agar menjadi hamba-Nya semata-mata, dan Dia
telah melarang mereka bersikap hina dan menghamba kepada siapa pun selain Dia. Kerana itu, wajiblah manusia memalingkan diri dari sesama makhluk dan memusatkan perhatian mereka hanya kepada din mereka saja, yaitu kepatuhan dan penghambaan kepada Allah. Manusia harus mengabdikan diri untuk melayani-Nya dengan sepenuh hati, dan hanya takut akan tanggungjawab terhadap-Nya saja.
ϵø‹s9Î)uρ $\δöŸ2uρ $YãöθsÛ Ä⇓ö‘F{$#uρ ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# ’Îû ⎯tΒ zΝn=ó™r& ÿ…ã&s!uρ šχθäóö7tƒ «!$# Ç⎯ƒÏŠ uötósùr& ∩∇⊂∪ šχθãèy_öãƒ
"Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan". (Surah Ali 'Imran: Ayat 83).
Ini bererti bahawa, apakah manusia mahu bersikap hina dan rendah serta melayani manusia lain sesamanya — bukan Allah — walaupun semua makhluk yang ada di langit dan di bumi adalah menjadi budak dan pelayan yang patuh kepada Allah semata-mata, dan mereka hanya menyerahkan diri keada-Nya saja dan mempertanggungjawabkan perbuatan mereka kepada-Nya saja? Apakah manusia mahu membuat rencana sendiri yang bertentangan dengan rencana seluruh alam semesta yang terdiri dari bumi dan langit.
oνÌŸ2 öθs9uρ ⎯Ï&Íj#à2 Ç⎯ƒÏe$!$# ’n?tã …çνtÎγôàã‹Ï9 Èd,ysø9$# È⎦⎪ÏŠuρ 3“y‰ßγø9$$Î/ …ã&s!θß™u‘ Ÿ≅y™ö‘r& ü”Ï%©!$# uθèδ
"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai".(Surah al-Taubah: Ayat 33).
Ini bererti bahawa Allah telah mengutus Utusan-Nya dengan membawa din yang benar dengan tujuan mengakhiri kedaulatan semua Tuhan-tuhan palsu, dan meningkatkan darjat manusia sedemikian rupa, sehingga ia tidak lagi menjadi pelayan dari siapa pun kecuali Penguasa alam-semesta, tidak peduli keberatan apa pun yang diajukan oleh kaum musyrik dan kafir terhadapnya, kerana kejahilan mereka.
∩⊂®∪ ... 4 ¬! …ã&—#à2 ß⎯ƒÏe$!$# tβθà6tƒuρ ×πuΖ÷GÏù šχθä3s? Ÿω 4©®Lym öΝèδθè=ÏG≈s%uρ
"Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah ... " (Surah Al-Anfal: Ayat 39).
Ertinya, anda harus melakukan peperangan, sehingga kejahatan kedaulatan makhluk — bukan kedaulatan Allah — dapat dilenyapkan, dan hanya hukum Allah saja yang berlaku di dunia ini, kedaulatan Allah saja yang diakui dan manusia hanya menjadi hamba Allah semata-mata.
Dari penjelasan-penjelasan tersebut di atas, tentulah anda sekarang boleh memahami erti din (agama), yakni:
Mengakui hanya Allah saja sebagai Tuhan, Majikan, dan Penguasa.
O Taat hanya kepada Allah saja, serta mengabdi hanya kepada-Nya saja. O Takut akan pertanggungjawaban terhadap Allah, takut pada hukuman-Nya, dan
sangat mengharapkan ganjaran-Nya. Kerana, perintah-perintah Allah hanya disampaikan kepada manusia dalam Kitab-Nya
melalui perantaraan Rasul yang membawa Kitab Suci tersebut, maka seorang yang mengakui Allah sebagai Tuhan dan Penguasa, baru dikatakan patuh kepada-Nya, apabila ia juga patuh pada Utusan-Nya dan melaksanakan perintah-perintah yang diterimanya melalui Utusan tersebut, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an:
ì∃öθyz Ÿξsù yxn=ô¹r&uρ 4’s+¨?$# Ç⎯yϑsù ©ÉL≈tƒ#u™ ö/ä3ø‹n=tæ tβθÁà)tƒ öΝä3ΖÏiΒ ×≅ߙ①öΝä3¨ΖtÏ?ù'tƒ $¨ΒÎ) tΠyŠ#u™ û©Í_t6≈tƒ ∩⊂∈∪ tβθçΡt“øts† öΝèδ Ÿωuρ öΝÍκön=tã
"Wahai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertaqwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Surah Al-A’raf: Ayat 35).
Inilah tepatnya erti yang tekandung dalam din.