APAKAH ERTI "KUFR" DAN ISLAM ITU?

APAKAH ERTI "KUFR" DAN ISLAM ITU?

Untuk memahami masalah tersebut di atas, pertama-tama anda harus mengerti apa itu kufr dan. apa itu Islam. Kufr adalah penolakan seseorang untuk melaksanakan perintah-perintah Allah, dan Islam adalah kepatuhan kepada Allah semata-mata, serta penolakan atas semua sistem, hukum dan peintah-perintah yang bertentangan dengan petunjuk-petunjuk yang diterima dari Allah. Perbedaan yang nyata antara Islam dan kufr ini telah dinyatakan dengan jelas dalam Al- Qur'an. Allah berkata:

∩⊆⊆∪ tβρãÏ≈s3ø9$# ãΝèδ y7Íׯ≈s9'ρé'sù ª!$# tΑt“Ρr& !$yϑÎ/ Οä3øts† óΟ©9 ⎯tΒuρ…

"... Barangsiapa yang memutuskan tidak menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang yang kafir".(Surah Al-Ma'idah: Ay at 44).

Menetapkan hukum tidak hanya bererti mengadili perkara-perkara dalam sidang-sidang pengadilan saja. Sesungguhnya, hukum di sini bererti setiap keputusan yang dibuat oleh setiap orang setiap saat dalam hidupnya. Setiap saat anda dihadapkan kepada persoalan apakah anda harus melakukan sesuatu atau tidak, dengan cara bagaimana sesuatu harus dilakukan, cara-gaya apakah yang harus dipakai dalam menyelesaikan sesuatu persoalan, dan sebagainya. Bagi setiap hal yang seperti ini, suatu ketentuan untuk membuat keputusan telah digariskan dalam Kitab Allah dan Sunnah RasulNya, sedangkan cara-cara selain dari itu adalah cara-cara yang ditentukan oleh kemahuan diri sendiri, adat kebiasaan nenek-moyang atau aturan-aturan yang dibuat oleh manusia. Nah, apabila seseorang mengenepikan cara-cara yang telah digariskan Allah dan memutuskan untuk melakukan sesuatu dengan cara yang lain, maka sesungguhnya ia telah mengikuti jalan kufr. Dan apabila ia selama hidupnya menempuh cara-cara kufr dalam melakukan segala sesuatu, maka ia adalah seorang kafir. Apabila ia mematuhi petunjuk Allah dalam sebahagian masalah, dan dalam masalah-masalah yang lain mengikuti kemahuannya sendiri atau adat kebiasaan masyarakat atau aturan-aturan buatan manusia, maka ia telah terlibat dalam kekufuran sejauh pembangkangannya terhadap hukum-hukum dan aturan-aturan Allah. Seseorang mungkin setengah kafir, seperempat kafir, sepersepuluh atau mungkin seperduapuluh kafir. Pendeknya, nisbah kekufuran seseorang adalah menurut sejauh mana ia telah membangkang terhadap hukum Allah.

Islam tidak lain adalah penghambaan seseorang semata-mata kepada Allah. Ia sama-sekali tidak mengikuti kemahuannya sendiri, atau kemahuan nenek-moyangnya, atau kemahuan keluarga dan sukunya, atau kemahuan kaum 'ulama' atau kyai, kemahuan hupati, hakim, atau kemahuan siapapun yang lain, selain kehendak Allah semata-mata. Allah menyatakan dalam Al- Qur'an:

⎯ϵÎ/ x8Îô³èΣ Ÿωuρ ©!$# ωÎ) y‰ç7÷ètΡ ωr& ö/ä3uΖ÷t/uρ $uΖoΨ÷t/ ¥™!#uθy™ 7πyϑÎ=Ÿ2 4’n<Î) (#öθs9$yès? É=≈tGÅ3ø9$# Ÿ≅÷δr'¯≈tƒ ö≅è% $¯Ρr'Î/ (#ρ߉yγô©$# (#θä9θà)sù (#öθ©9uθs? βÎ*sù 4 «!$# Èβρߊ ⎯ÏiΒ $\/$t/ö‘r& $³Ò÷èt/ $uΖàÒ÷èt/ x‹Ï‚−Gtƒ Ÿωuρ $\↔ø‹x© ∩∉⊆∪ šχθßϑÎ=ó¡ãΒ

"Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahawa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebahagian kita menjadikan sebahagian yang lain sebagai tuhan selain daripada Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahawa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah." (Surah Ali 'Imran: Ayat 64).

ϵø‹s9Î)uρ $\δöŸ2uρ $YãöθsÛ Ä⇓ö‘F{$#uρ ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# ’Îû ⎯tΒ zΝn=ó™r& ÿ…ã&s!uρ šχθäóö7tƒ «!$# Ç⎯ƒÏŠ uötósùr& ∩∇⊂∪ šχθãèy_öãƒ

"Maka apakah meraka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepadaNyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan". (Surah Ali 'Imran: Ayat 83).

Dalam kedua ayat ini hanya satu ajaran yang dikemukakan, yakni bahawa agama yang sebenarnya adalah kepatuhan dan penyerahan kepada Allah. Menyembah Allah tidak hanya bererti bersujud di hadapanNya lima kali sehari, tetapi sebenarnya bererti melaksanakan perintah- perintahNya di setiap saat, siang dan malam. Anda harus menghindari semua yang telah dilarangNya dan mengerjakan apa yang telah diperintahkanNya. Dalam setiap masalah anda harus menyelidiki apa perintah Allah mengenai masalah tersebut. Anda sekali-kali tidak boleh memikirkan kemahuan anda sendiri, pendapat akal-fikiran anda, adat kebiasaan nenek-moyang anda, kemahuan keluarga dan sanak saudara anda, apa yang dikatakan oleh kyai atau 'ulama' tentang hal itu, apa yang diperintahkan oleh si anu, dan apa yang boleh menyenangkan hati si anu. Bila anda mengikuti kemahuan siapa pun juga dan mengenepikan perintah-perintah Allah, maka sesungguhnya anda telah menyekutukannya dengan Allah. Dengan perbuatan anda itu, bererti anda telah memberikan kepadanya kedudukan yang sebenarnya adalah hak Allah semata- mata, kerana yang berhak memberi perintah hanyalah Allah saja:

∩∈∠∪ t⎦,Î#ÅÁ≈xø9$# çöyz uθèδuρ ( ¨,ysø9$# Èà)tƒ ( ¬! ωÎ) ãΝõ3ß⇔ø9$# ÈβÎ)…

"... Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah, Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik". (Surah Al-An 'am: Ayat 57)

Hanya Dia saja yang layak disembah, Dia yang telah menciptakan dan menghidupi anda. Semua yang ada di langit dan di bumi tunduk kepada perintahNya. Tidak ada sebuah batu pun yang tunduk kepada batu yang lain. Tidak sebatang pohon pun yang tunduk kepada pohon yang lain. Tidak seekor binatang pun yang tunduk kepada perintah binatang yang lain. Maka apakah anda akan menjadi lebih jelek dari binatang, pohon, dan batu dengan tunduk kepada sesama manusia dan mengenepikan Allah, sedangkan binatang, pohon, dan batu hanya tunduk kepada Allah semata-mata? Inilah masalah yang terkandung dalam kedua ayat tersebut di atas tadi.