METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pada bab tiga ini peneliti akan memaparkan mengenai populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, instrumen dan prosedur pengumpulan data, uji validitas konstruk, teknis analisis data, dan prosedur penelitian.

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah ibu bekerja. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah ibu bekerja penuh waktu dan memiliki minimal satu anak usia pra- sekolah dengan rentang usia 2-5 tahun.. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik non-probability accidental sampling, dimana besar peluang untuk terpilihnya anggota populasi sebagai sampel tidak diketahui karena dipilih berdasarkan kesediaan dan kenyamanan responden untuk menjadi partisipan penelitian.

Berdasarkan target populasi yaitu ibu bekerja, tidak semua populasi ibu bekerja dapat menjadi responden untuk dijadikan sampel di dalam penelitian ini. Peneliti mencari informasi tentang berapa banyak ibu bekerja yang masih memiliki anak usia pra-sekolah dari salah satu pegawai dari beberapa pabrik dan instansi tertentu di wilayah Depok dan Jakarta agar terpenuhinya jumlah target penelitian.

Setelah didapat data mengenai jumlah ibu bekerja yang menjadi target penelitian, kemudian peneliti sendiri yang mendatangi para responden dan mengajukan kuesioner satu per satu. Peneliti juga mengambil sampel penelitian di dua day care di wilayah Depok dan Tangerang dengan menitipkan kuesioner kepada petugas day care untuk diberikan kepada para ibu bekerja yang menitipkan anaknya di tempat tersebut. Disamping itu, peneliti juga menyebar kuesioner secara online yang diisi oleh para ibu bekerja dengan kriteria yang disebutkan oleh peneliti. Dari 180 responden yang bersedia menjadi partisipan, peneliti hanya mengggunakan 164 responden untuk dijadikan sampel penelitian.

3.2 Variabel Penelitian

Adapun dalam penelitian ini yang dijadikan dependent variable (DV) adalah parenting self efficacy (Y). Sedangkan yang dijadikan independent variable (IV) adalah beberapa variabel lainnya yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Berikut ini adalah independent variable (IV) yang dimaksud:

Fatigue (X 1 )

Emotional support (X 2 ) Instrumental support (X 3 ) Informational support (X 4 ) Companionship support (X 5 ) Time based conflict (X 6 ) Strain based conflict (X 7 ) Behavior based conflict (X 8 )

3.3 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan definisi operasional dari variabel- variabel penelitian yang akan digunakan. Adapun penjelasan definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:

1. Parenting self efficacy yang dimaksud dalam peneitian ini yaitu seberapa besar keyakinan ibu bekerja merasa kompeten dan mampu dalam mengasuh

anaknya yang berusia pra-sekolah.

2. Fatigue yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu seberapa besar penurunan kemampuan ibu bekerja dengan anak usia pra-sekolah untuk melaksanakan tugas serta menurunnya perhatian terhadap stimulus dari lingkungan yang ditandai dengan tugas –tugas atau pekerjaan yang belum terselesaikan, namun sudah merasa lelah atau tidak mampu untuk dilanjutkan.

3. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu persepsi ibu bekerja tentang sejauh mana dukungan yang diberikan oleh lingkungan sekitar terhadap mereka yang memiliki anak usia pra-sekolah baik itu secara emotional , instrumental , informational , ataupun companionship.

4. Work family conflict yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sejauh mana kondisi ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah merasa peran di keluarga terganggu akibat adanya peran pada pekerjaan yang ditimbukan berdasarkan time based conflict, strain based conflict, dan behavior based conflict.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan metode kuesioner, dimana di dalamnya terdiri dari empat skala, yaitu parenting self efficacy , skala fatigue, skala dukungan sosial dan skala work family conflict .

Skala ini dibuat dengan model skala likert yang menggunakan empat kategori respon. Skala ini dipilih untuk menghindari jawaban yang berbeda di tengah-tengah (netral) dengan bobot nilai sebagai berikut: Tabel 3.1 Bobot Nilai Tiap Jawaban Skala

Kategori Fav orable Unfav orable SS : Sangat Setuju

4 1 S : Setuju

3 2 TS : Tidak Setuju

2 3 STS : Sangat Tidak Setuju

a. Alat ukur parenting self efficacy

Parenting self efficacy diukur melalui alat ukur yang dikembangkan oleh Jonhston dan Mash (1989) untuk mengukur domain general parenting self

efficacy pada aspek efficacy yang terdiri dari tujuh pernyataan yang mengukur efficacy orang tua. Peneliti menggunakan alat ukur ini karena telah banyak digunakan dalam penelitian lain mengenai parenting self efficacy. (Lihat Tabel 3.2) Tabel 3.2 Blue Print Alat Ukur Parenting Self Efficacy

Item

Aspek Indikator Jumlah

Unfav Efficacy

Fav

Keyakinan tentang

1, 2, 3, 4, 0 7 menjadi ibu yang

kompeten dalam hal pengasuhan anak kompeten dalam hal pengasuhan anak

Alat ukur fatigue dalam penelitian yang akan digunakan adalah Fatigue Assesment Scale (FAS) yang dikembangkan oleh Vries, Michielsen, dan Van

Heck pada tahun 2003 yang memiliki 10 item dan merupakan pengukuran unidimensional yang hanya mengukur fatigue saja. (Lihat Tabel 3.3) Tabel 3.3

Blue Print Skala Fatigue

Unfav Fatigue

Fav

Kelelahan yang

mempengaruhi fungsi

kognitif, emosi, dan psikomotor

c. Alat ukur dukungan sosial

Berdasarkan teori dari Sarafino (2011) dengan melibatkan empat aspek yaitu emotional support, instrumental support, informational support, dan compinionship support. (Lihat Tabel 3.4)

d. Alat ukur work family conflict

Alat ukur berikutnya yang akan digunakan yaitu skala yang dikembangkan oleh Carlson, Kacmar, dan Williams (2000) yang terdiri dari 18 item pernyataan. (Lihat Tabel 3.5)

Tabel 3.4 Blue Print Skala Dukungan Sosial

Item No Dimensi

Indikator

Jumlah

Unfav 1. Emotional

Fav

Menerima empati,

support Kepedulian, Perhatian

2. Instrumental

Adanya bantuan

support langsung berupa

uang, barang. Bantuan langsung berupa jasa.

support nasihat, arahan.

Adanya umpan balik/saran.

4 Companionship

Adanya orang yang 20,21,22

support bersedia menghabiskan waktu bersama.

Tabel 3.5 Blue Print Skala Work Family Conflict

Item No Dimensi

Indikator

Jumlah

Unfav 1. Time based

Fav

Kurangnya waktu

conflict untuk menjalankan masing-masing peran.

2. Strain based

Ketidakstabilan

conflict emosi yang

dirasakan pada satu peran karena peran lain

3. Behavior based

Ketidaksesuaian

conflict pola perilaku pada

masing –masing peran.

3.5. Teknik Uji Validitas

Peneliti menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis) dengan software Lisrel 8.70 untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan kriteria hasil CFA yang baik adalah sebagai berikut:

Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-square yang dihasilkan. Jika nilai Chi-square tidak signifikan (p > 0.05) berarti semua item hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai Chi-square signifikan (p < 0.05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model pengukuran yang diuji sesuai langkah kedua berikut ini.

Jika nilai Chi-square signifikan (p < 0.05), maka dilakukan modifikasi model pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item selain mengukur konstruk yang ingin diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain (mengukur lebih dari satu konstruk atau multidimensional). Jika setelah beberapa kesalahan pengukuran dibebaskan untuk saling berkorelasi dan akhirnya diperoleh model fit , maka model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.

Jika telah diperoleh model yang fit , maka dilakukan analisis item dengan melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai nilai koefisien positif. Jika T-value untuk koefisien muatan faktor suatu item lebih besar dari 1.96 (absolute), maka item tersebut dinyatakan signifikan dalam mengukur faktor yang hendak diukur (tidak dibuang atau tidak dieliminasi).

Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatan negatif. Perlu dicatat bahwa untuk alat ukur yang bukan mengukur kemampuan (misal: fatigue ), jika ada pernyataan negatif perlu dilakukan penyesuaian arah skoringnya yang dirubah menjadi positif. Jika sudah dibalik, maka berlaku perhitungan umum dimana item bermuatan faktor negatif dibuang atau dieliminasi.

Selanjutnya melihat loading factor yang merupakan besar korelasi (kovarian) antar indikator dengan konstruk latennya setelah diperoleh dari model yang fit . Bobot yang diperlukan dalam loading factor sebesar 0.5 atau lebih yang dianggap akan memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. Jika sudah sesuai, maka item tersebut dinyatakan valid dalam mengukur faktor yang hendak diukur (tidak dibuang atau dieliminasi). Apabila kesalahan pengukurannya berkorelasi terlalu banyak dengan kesalahan pengukuran pada item lain, maka item seperti ini pun dapat dibuang atau dieliminasi karena bersifat sangat multidimensional.

3.6. Uji Validitas Konstruk

3.6.1. Uji validitas parenting self efficacy

Peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item- item tersebut benar-benar hanya mengukur parenting self efficacy . Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit , dengan Chi Square = 78.18, df = 14, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.168. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak empat kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi Square = 11.54, df = 10, P-Value = 0.31713,

RMSEA = 0.031. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu parenting self efficacy.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di- drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran parenting self efficacy disajikan dalam tabel 3.6

Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa ada 7 item yang signifikan (t > 1.96). Dengan demikian, tidak ada item yang di-drop yang berarti semua item tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor. Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Parenting Self Efficacy

No. Koefisien

Signifikan Item

Standard

Nilai t

Error

1 0.29 0.08 3.51 V 2 0.71 0.08 8.97 V 3 0.24 0.09 2.81 V 4 0.48 0.08 5.97 V 5 0.66 0.08 8.69 V 6 0.64 0.08 7.72 V 7 0.73 0.07 9.85 V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

3.6.2. Uji validitas fatigue

Peneliti menguji apakah kesepuluh item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur fatigue . Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit , dengan Chi- Peneliti menguji apakah kesepuluh item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur fatigue . Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit , dengan Chi-

korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-square = 28.41, df = 23, P-Value = 0.20056, RMSEA = 0.038. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu fatigue .

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di- drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran fatigue disajikan dalam tabel 3.7 Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Fatigue

No. Koefisien

Signifikan Item

Standard

Nilai t

Error

1 0.39 0.08 4.96 V 2 0.50 0.08 6.52 V 3 0.62 0.07 8.50 V 4 0.65 0.07 9.02 V 5 0.67 0.07 9.03 V 6 0.76 0.07 10.96 V 7 0.91 0.06 14.41 V 8 0.69 0.07 9.71 V 9 0.78 0.07 11.46 V 10 0.52 0.08 6.91 V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.7 tidak terdapat item yang memiliki T-value <1.96 dan tidak ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada item fatigue yang di- drop yang berarti semua item tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.6.3 Uji validitas emotional support

Peneliti menguji apakah kedelapan item yang ada bersifat unidimensional,artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur emotional support . Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit , dengan Chi-square = 183.53, df = 20, P-Value = 0.0000, RMSEA = 0,224. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 10 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-square = 12.18, df = 10, P-Value = 0.27289, RMSEA = 0.037. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu emotional support .

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di- drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran emotional support disajikan dalam tabel 3.8

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Emotional Support No.

Signifikan Item

Koefisien

Standard

Nilai t

Error

1 0.33 0.08 4.33 V 2 0.94 0.06 15.44 V 3 0.85 0.06 13.42 V 4 0.49 0.08 6.27 V 5 0.84 0.07 12.57 V 6 0.67 0.07 9.58 V 7 0.36 0.08 4.74 V 8 0.82 0.06 12.62 V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.8 tidak terdapat item yang memiliki T-value <1.96 dan tidak ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada item emotional support yang di- drop yang berarti semua item tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.6.4 Uji validitas instrumental support

Peneliti menguji apakah kedelapan item yang ada bersifat unidimensional,artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur instrumental support . Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit , dengan Chi-square = 5.30, df = 5, P-Value = 0.38025, RMSEA = 0.019. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu instrumental support .

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di- drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di- drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

No. Koefisien

Signifikan Item

Standard

Nilai t

Error

1 0.64 0.09 7.46 V 2 0.49 0.09 5.66 V 3 0.33 0.09 3.68 V 4 0.49 0.09 5.66 V 5 0.74 0.09 8.54 V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.9 tidak terdapat item yang memiliki T-value <1.96 dan tidak ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada item instrumental support yang di- drop yang berarti semua item tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.6.5 Uji validitas informational support

Peneliti menguji apakah kedelapan item yang ada bersifat unidimensional,artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur informational support . Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit , dengan Chi-square = 41.45, df = 9, P-Value = 0.0000, RMSEA = 0,149. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 10 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-square = 2.67, df = 6, P-Value = 0.84904, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di- drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran informational support disajikan dalam tabel 3.8

Dari tabel 3.10 dapat dilihat bahwa ada 5 item yang signifikan (t > 1.96) dan 1 item yang tidak signifikan (t < 1.96) yaitu item nomor 5. Dengan demikian, item nomor 5 akan di- drop yang berarti item informational support tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor. Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Informational Support

No. Koefisien

Signifikan Item

Standard

Nilai t

Error

1 0.29 0.08 3.86 V 2 0.64 0.08 8.14 V 3 0.81 0.09 8.92 V 4 0.54 0.08 6.93 V 5 0.15 0.08 1.79 X 6 0.94 0.09 10.87 V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

3.6.6 Uji validitas companionship support

Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional,artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur companionship support . Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit , dengan Chi-square = 9.58, df = 2, P-Value = 0.00833, RMSEA = 0,152. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 2 kali terhadap model dengan Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional,artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur companionship support . Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit , dengan Chi-square = 9.58, df = 2, P-Value = 0.00833, RMSEA = 0,152. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 2 kali terhadap model dengan

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di- drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran informational support disajikan dalam tabel 3.11 Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Companionship Support

No. Koefisien

Signifikan Item

Standard

Nilai t

Error

1 0.80 0.07 11.86 V 2 0.88 0.07 13.43 V 3 0.89 0.06 13.64 V 4 0.50 0.08 6.01 V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan Pada tabel 3.11 tidak terdapat item yang memiliki T-value <1.96 dan tidak

ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada item companionship support yang di- drop yang berarti semua item tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.6.7 Uji validitas time based conflict

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur time based conflict . Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit , dengan Chi-square = 128.49, df = 9, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0,285. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 4 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-square = 5.68, df = 5, P-Value = 0.33875, RMSEA = 0.029. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu time based conflict .

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di- drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran time based conflict disajikan dalam tabel 3.12

Pada tabel 3.12 tidak terdapat item yang memiliki T-value <1.96 dan tidak ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada item time based conflict yang di- drop yang berarti semua item tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Time Based Conflict No.

Signifikan Item

Koefisien

Standard

Nilai t

Error

1 0.70 0.08 8.59 V 2 0.68 0.09 7.57 V 3 0.81 0.08 9.58 V 4 0.57 0.08 6.99 V 5 0.51 0.08 6.09 V 6 0.31 0.09 3.62 V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

3.6.8 Uji validitas strain based conflict

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional,artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur strain based conflict . Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit , dengan Chi-square = 53.16, df = 9, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0,173. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 3 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-square = 8.23, df = 6, P-Value = 0.22141, RMSEA = 0.048. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu strain based conflict .

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di- drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di- drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

Pada tabel 3.13 tidak terdapat item yang memiliki T-value <1.96 dan tidak ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada item strain based conflict yang di- drop yang berarti semua item tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor. Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Strain Based Conflict

No. Koefisien

Signifikan Item

Standard

Nilai t

Error

1 0.48 0.08 6.18 V 2 0.63 0.07 8.64 V 3 0.66 0.07 9.17 V 4 0.85 0.07 12.79 V 5 0.91 0.06 13.94 V 6 0.83 0.07 12.12 V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

3.6.9 Uji validitas behavior based conflict

Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur behavior based conflict . Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit , dengan Chi-square = 210.33, df = 9, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0,370. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 4 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-square = 6.60, df = 5, P-Value = 0.25233, RMSEA = 0.044. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur behavior based conflict . Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit , dengan Chi-square = 210.33, df = 9, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0,370. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 4 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-square = 6.60, df = 5, P-Value = 0.25233, RMSEA = 0.044. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di- drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran behavior based conflict disajikan dalam tabel 3.14

Pada tabel 3.12 tidak terdapat item yang memiliki T-value <1.96 dan tidak ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada item behavior based conflict yang di- drop yang berarti semua item tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor. Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Behavior Based Conflict

No. Koefisien

Signifikan Item

Standard

Nilai t

Error

1 0.63 0.07 8.48 V 2 0.88 0.07 13.38 V 3 0.73 0.07 10.48 V 4 0.75 0.07 10.82 V 5 0.84 0.07 12.49 V 6 0.79 0.07 11.48 V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh fatigue, dukungan sosial, dan work family conflict terhadap parenting self efficacy pada ibu bekerja dengan anak usia pra-sekolah menggunakan analisis multiple Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh fatigue, dukungan sosial, dan work family conflict terhadap parenting self efficacy pada ibu bekerja dengan anak usia pra-sekolah menggunakan analisis multiple

parenting self efficacy , dan independent variable yaitu fatigue, dukungan sosial (emotionl support, instrumental support, informational support, companionship support), work family conflict (time based conflict, strain based conflict, behavior based conflict) maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

y=a+b 1 x 1 +b 2 x 2 +b 3 x 3 +b 4 x 4 +b 5 x 5 +b 6 x 6 +b 7 x 7 +b 8 x 8 +b 9 x 9 +e Keterangan: y= Parenting self efficacy

a = Intercept (konstan)

b = Koefisien regresi untuk masing-masing X x 1 = fatigue x 2 = emotional support x 3 = instrumental support x 4 = informational support x 5 = companionship support x 6 = time based conflict x 8 = strain based conflict x 9 = behavior based conflict

e = Residu

2 Melalui regresi berganda dapat diperoleh nilai R , yaitu koefisien korelasi berganda parenting self efficacy dengan fatigue, dukungan sosial, dan work family

conflict . Besarnya kemungkinan parenting self efficacy yang disebabkan oleh conflict . Besarnya kemungkinan parenting self efficacy yang disebabkan oleh

2 berganda atau R 2 .R merupakan proporsi varians dari parenting self efficacy yang dijelaskan oleh fatigue, dukungan sosial, dan work family conflict untuk

mendapatkan nilai R 2 , digunakan rumusan sebagai berikut:

Uji R 2 diuji untuk membuktikan apakah penambahan varians dari independent

variable satu per satu signifikan atau tidak. Membuktikan apakah regresi X dan Y signifikan atau tidak, maka dapat dilakukan diuji dengan menggunakan uji F, untuk membuktikan hal tersebut dengan menggunakan rumus F, yaitu sebagai berikut:

F= R 2 /k (1 - R 2 ) / (N – k -1)

Keterangan: k = Jumlah independent variable N = Jumlah sampel

Pembagian disini adalah R 2 itu sendiri dengan df-nya (yaitu k), ialah jumlah independen variabel yang dianalisis, sedangkan penyebutnya (1-R 2 ) dibagi dengan

N – k– 1 dimana N adalah jumlah sampel. Hasil dari uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah variabel-variabel independen yang diujikan memiliki pengaruh terhadap dependent variable.

Kemudian selanjutnya dilakukan uji koefisiensi regresi dari tiap-tiap independent variable yang dianalisis. Uji tersebut digunakan untuk melihat apakah pengaruh yang diberikan independent variable signifikan terhadap Kemudian selanjutnya dilakukan uji koefisiensi regresi dari tiap-tiap independent variable yang dianalisis. Uji tersebut digunakan untuk melihat apakah pengaruh yang diberikan independent variable signifikan terhadap

terhadap dependent variable . Sebelum didapat nilai t dari tiap independent variable , harus didapat dahulu nilai standart error estimate dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar M sres dibagi dengan SSx. Setelah didapat

nilai S b barulah bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi dari b (koefisien regresi) dengan S b itu sendiri. Seluruh perhitungan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0.

3.8 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap persiapan Peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti dilihat pada fenomena- fenomena yang terjadi di sekitar, melanjutkan dengan kajian pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut pandang teoritis agar dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya, kemudian setelah mendapatkan semua yang dibutuhkan untuk landasan teori, peneliti menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian, kemudian menentukan populasi dan sampel (beserta teknik pengambilan sampel dan teknik pengumpulan data) yang akan menjadi subjek penelitian untuk diajukan kepada pembimbing mengenai alat ukur yang akan digunakan. Setalah skala dikatakan baik, maka penulis melakukan tahap selanjutnya, yaitu menyebar skala berupa kuesioner penelitian.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan Setelah mendapatkan izin dari pembimbing, maka pengambilan data dapat dilakukan dengan memberikan alat ukur yang telah disiapkan kepada sampel penelitian. Peneliti meminta kesediaan responden memberikan waktu untuk menjadi partisipan penelitian dengan terlebih dahulu menjelaskan tata cara pengisian skala dan memastikan responden memahami cara pengisian skala serta tidak ada item yang terlewati.

3. Tahap pengolahan data

a. Peneliti memberikan kode dan melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh subjek penelitian.

b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel data.

c. Melakukan analisa data dengan metode statistik.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25