Kerangka Berpikir

2.5 Kerangka Berpikir

Kemampuan orang tua dalam menjalankan peran pengasuhan anak sangat penting bagi tumbuh kembang anak, khususnya pada masa-masa awal pertumbuhan atau biasa disebut golden age karena pada masa ini adalah masa yang paling krusial dalam tumbuh kembang anak . Dalam tahapan perkembangan

anak, peran orang tua sangat dibutuhkan, terutama pada usia pra-sekolah . Hal ini diperkuat oleh ahli psikologi anak dari Amerika Serikat, Elizabeth B. Hurlock (1980) yang menyatakan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan-saat dimana individu relatif tidak berdaya dan bergantung pada orang lain. Untuk itu, orang tua diharapkan untuk memberikan pengasuhan yang terbaik kepada anak-anak karena pada masa ini adalah masa mendidik yang paling penting dan efektif di sepanjang kehidupan manusia.

Pada masa tersebut, orang tua dituntut untuk mempu beradaptasi dengan keterampilan-keterampilan sebagai orang tua seperti responsif terhadap kebutuhan anak, menyediakan stimulasi, mempersiapkan lingkungan pengasuhan yang mendukung perkembangan anak. Hal ini sangat berkaitan erat dengan adanya parenting self efficacy yang dimiliki oleh orang tua (Coleman & Karraker, 2000). Johnston dan Mash (1989) mendefinisikan parenting self efficacy yaitu sejauh Pada masa tersebut, orang tua dituntut untuk mempu beradaptasi dengan keterampilan-keterampilan sebagai orang tua seperti responsif terhadap kebutuhan anak, menyediakan stimulasi, mempersiapkan lingkungan pengasuhan yang mendukung perkembangan anak. Hal ini sangat berkaitan erat dengan adanya parenting self efficacy yang dimiliki oleh orang tua (Coleman & Karraker, 2000). Johnston dan Mash (1989) mendefinisikan parenting self efficacy yaitu sejauh

Dari beberapa penelitian yang mengungkap akan pentingnya parenting self efficacy , setidaknya terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhinya, antara lain; fatigue, dukungan sosial, dan juga work family conflict.

Fatigue secara umum didefinisikan sebagai suatu kelelahan. Fatigue sebagai variable psikologi dikonseptualisasikan sebagai suatu kelelahan yang

mempengaruhi fungsi kognitif, emosi dan psikomotor seseorang (Cooklin et al., 2011).

Menurut beberapa literatur menyebutkan fatigue banyak terjadi pada ibu diakibatkan pengasuhan anak yang lebih intensif setiap harinya, khususnya bagi ibu yang memiliki anak kecil (Fisher et al., 2002), buruknya kesehatan fisik akibat terlalu banyak kegiatan dan tanggung jawab (Parks et al., 1999 dalam Bayer et al., 2007), banyaknya pekerjaan rumah tangga disertai tidak ada bantuan dukungan untuk mengerjakan hal tersebut (Fisher et al., 2002).

Berkaitan dengan parenting self efficacy disebutkan bahwa semakin tinggi fatigue, maka semakin rendah parenting self efficacy yang dimiliki seseorang. Hal ini diperkuat oleh penelitian lain bahwa fatigue mengganggu kapasitas orang tua untuk menjalankan peran pengasuhan secara optimal (Cooklin et al., 2011).

Selanjutnya, berdasarkan beberapa penelitian, penulis berasumsi bahwa dukungan sosial juga turut mempengaruhi parenting self efficacy. Menurut definisinya, dukungan sosial dikatakan mengacu pada kenyamanan, perhatian, Selanjutnya, berdasarkan beberapa penelitian, penulis berasumsi bahwa dukungan sosial juga turut mempengaruhi parenting self efficacy. Menurut definisinya, dukungan sosial dikatakan mengacu pada kenyamanan, perhatian,

Sarafino juga membagi dukungan dukungan sosial ke dalam empat dimensi yaitu; Emotional support, dapat berupa ungkapan empati, perhatian, maupun kepedulian terhadap individu yang bersangkutan. Instrumental support, yang merupakan dukungan berupa bantuan secara nyata yang bisa mendukung pekerjaan atau aktivitas sehari hari. Informational support, dukungan berupa nasihat, pengarahan, feedback, mengenai hal-hal yang dilakukan oleh individu . Companionship support, yaitu dukungan yang berupa adanya kebersamaan, kesediaan, dengan mengerjaan aktivitas secara bersamaan.

Salah satu literatur menyebutkan bahwa dukungan sosial dinyatakan dapat melindungi parenting self efficacy dari dampak negatif yang diakibatkan oleh sumber stres dalam hidup (Raikes & Thompson, 2005 dalam Young, 2011).

Penelitian sebelumnya mengidentifikasi dukungan sosial sebagai faktor yang bisa meningkatkan pengasuhan anak pada ibu (Teichman et al. , 2002). Lebih spesifik lagi disebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan parenting behavior dengan dimediasi oleh parenting self efficacy pada ibu (Izzo et al., 2000).

Dukungan sosial sangat penting menjadi prediktor parenting behavior dan hal ini dipengaruhi oleh parenting sel efficacy (Taylor et al., 2013). Pada beberapa penelitian terdahulu juga telah disebutkan dukungan sosial secara positif berhubungan dengan parenting self efficacy ibu (Taylor et al., 2013).

Lebih spesifik pada penelitian di Korea ditemukan bahwa dukungan sosial yang paling penting adalah dukungan instrumental dan emosional dari suami (Phang & Lee, 2009). Dukungan sosial yang berasal dari suami merupakan sumber dukungan yang memiliki hubungan paling besar dengan parenting self efficacy (Halloway et al., 2005).

Parenting self efficacy juga dipengaruhi oleh faktor work family conflict yang lebih banyak menekankan pada peran ganda pada pekerjaan dan juga di

keluarga. Hal ini berkaitan dengan target penelitian yang dilakukan yaitu ibu bekerja. Carlson, Kacmar, dan Williams (2000) menyatakan work family conflict adalah kondisi yang dirasakan seseorang karena salah satu peran (pekerjaan atau keluarga) menganggu peran yang lain (keluarga atau pekerjaan).

Work family conflict ini terdiri dari tiga dimensi, yaitu; time based conflict, konflik yang terjadi karena waktu yang digunakan untuk memenuhi satu peran tidak dapat digunakan untuk memenuhi peran lainnya akibat adanya peran ganda. Kemudian strain based conflict, yaitu ketegangan yang dihasilkan oleh salah satu peran membuat seseorang sulit untuk memenuhi tuntutan peran yang lain sehingga menimbulkan tekanan, ketidakpuasan, dan kelelahan. Terakhir adalah behavior based conflict, yaitu konflik yang muncul ketika suatu tingkah laku berperan secara efektif untuk satu peran tetapi tidak efektif digunakan untuk peran

lainnya (Carlson et al ., 2000).

Berdasarkan literatur yang ada, penulis belum menemukan bagaimana pengaruh work family conflict terhadap parenting self efficacy. Namun, salah satu penelitian menyatakan bahwa work family conflict dijelaskan berhubungan negatif Berdasarkan literatur yang ada, penulis belum menemukan bagaimana pengaruh work family conflict terhadap parenting self efficacy. Namun, salah satu penelitian menyatakan bahwa work family conflict dijelaskan berhubungan negatif

Penelitian lain hanya menyebutkan bahwa tingginya tingkat work family conflict behubungan negatif pada kualitas pekerjaan dan keluarga (Byron, 2005 dalam Haslam et al., 2014). Kemudian, orang tua yang rentan mengalami work family conflict disebutkan terjadi pada orang tua yang memiliki anak usia dini dan dilaporkan berpotensi menganggu keberfungsian peran antara pekerjaan dan keluarga (Namaguchi, 1997 dalam Haslam et al., 2014)

Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti pengaruh work family conflict terhadap parenting self efficacy secara spesifik bukan hanya secara umum yang kebanyakan penelitian hanya menyebutkan bahwa work family conflict berdampak pada keberfungsian peran di keluarga secara umum dengan melibatkan dimensi yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti menduga bahwa fatigue, dukungan sosial, dan work family conflict akan signifikan pengaruhnya terhadap parenting slef efficacy, dalam hal ini pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah . (lihat gambar 1.1)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25