MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

36. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Grup menghadapi berbagai macam risiko keuangan, termasuk dampak perubahan harga komoditas dan nilai tukar mata uang asing. Program manajemen risiko yang dimiliki Grup ditujukan untuk menghadapi ketidakpastian yang dihadapi dalam pasar keuangan dan untuk meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Grup.

Menyadari akan risiko-risiko yang dihadapi, Perusahaan secara proaktif berusaha untuk meningkatkan kemampuan manajemen risiko di Perusahaan. Pada tahun 2003, Perusahaan membentuk Komite Manajemen Risiko yang berada dibawah Dewan Komisaris dan memiliki peran dan tanggung jawab untuk mendukung fungsi pengawasan Dewan Komisaris, mengkaji ulang kerangka kerja manajemen risiko agar selaras dengan tujuan Perusahaan dan memastikan efektifitas dari kinerja pelaksanaan manajemen risiko.

Pada tahun 2006, Perusahaan melakukan integrasi dan penyelarasan pengelolaan risiko terhadap strategi dan membentuk Satuan Kerja Enterprise Risk Management (“ERM”) yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi.

a. Risiko Harga Komoditas

Di tahun 2015 volatilitas harga komoditas yang signifikan baik untuk komoditas nikel, emas dan batubara masih terjadi. Volatilitas terjadi disebabkan oleh melemahnya permintaan akibat krisis ekonomi global serta terus meningkatnya level cadangan komoditas dunia. Walaupun basis pelanggan Grup terdiversifikasi dan tidak tergantung pada satu pasar atau negara saja, namun karena porsi portofolio produk nikel dan emas yang dominan terhadap produk lainnya volatilitas harga nikel dan emas akan secara signifikan mempengaruhi pendapatan Grup secara keseluruhan.

a. Risiko Harga Komoditas (lanjutan)

Selain dengan natural hedging melalui peningkatan porsi portofolio nonnikel dan nonemas (bauksit dan batubara), Grup mungkin juga melakukan mitigasi risiko melalui transaksi lindung nilai dengan tujuan utama untuk memproteksi anggaran pendapatannya. Namun beberapa posisi lindung nilai dapat menyebabkan Grup kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi pada saat harga mengalami kenaikan.

Grup berkeyakinan bahwa cara mengelola risiko penurunan harga komoditas yang paling baik adalah dengan cara menurunkan biaya produksi. Grup mempunyai komitmen untuk melakukan konversi bahan bakar Industrial Diesel Oil dan Marine Fuel Oil dengan bahan bakar yang lebih murah seperti gas alam, batubara atau tenaga air.

Pada tanggal 30 Juni 2015 piutang usaha Grup dari penjualan feronikel secara langsung berkaitan dengan indek harga nikel LME. Jika harga nikel LME melemah atau menguat sebesar 5% dibandingkan dengan harga nikel pada tanggal 30 Juni 2015 (dengan semua variabel lainnya dianggap tidak berubah), maka rugi setelah pajak Grup untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 akan menurun atau meningkat masing-masing sekitar Rp47.240.622 (31 Desember 2014: Rp24.258.947, 31 Desember 2013: Rp24.508.860, 31 Desember 2012: Rp40.000.000).

b. Risiko Mata Uang dan Tingkat Suku Bunga

Pendapatan dan posisi kas Grup sebagian besar dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sedangkan sebagian besar beban operasi Grup dalam mata uang Rupiah. Grup juga memiliki pinjaman signifikan dalam Dolar Amerika Serikat, maka Grup mempunyai eksposur risiko melemahnya nilai Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat.

Jika nilai tukar Rupiah melemah atau menguat sebesar 5% dibandingkan dengan nilai tukar mata Dolar Amerika Serikat pada tanggal 30 Juni 2015 (dengan semua variabel lainnya dianggap tidak berubah), maka laba sebelum pajak penghasilan Grup untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 masing-masing akan menurun atau meningkat sekitar Rp168.584.670 (31 Desember 2014: Rp139.232.848, 31 Desember 2013: Rp31.701.810, 31 Desember 2012: Rp99.612.641) terutama berasal dari keuntungan dan kerugian atas penjabaran aset (liabilitas) bersih dalam mata uang Dolar Amerika Serikat pada tanggal pelaporan.

Grup terpapar risiko tingkat suku bunga yang berasal dari perubahan tingkat bunga atas liabilitas yang dikenakan bunga. Grup menganalisis eksposur tingkat suku bunga secara dinamis. Berbagai skenario disimulasikan dengan mempertimbangkan pembiayaan kembali, pembaharuan posisi yang ada, serta alternatif pembiayaan dan lindung nilai. Berdasarkan skenario ini, Grup menghitung dampak laba atau rugi dari pergerakan tingkat suku bunga.

Jika suku bunga pinjaman naik atau turun sebesar 0,1% dibandingkan dengan suku bunga pinjaman pada tanggal 30 Juni 2015 (dengan semua variabel lainnya dianggap tidak berubah), maka laba sebelum pajak penghasilan Grup untuk periode enam bulan pada tanggal 30 Juni 2015 masing-masing akan turun atau naik sekitar Rp7.678.292 (31 Desember 2014: Rp47.481.311, 31 Desember 2013: Rp422.236, 31 Desember 2012: Rp410.975).

b. Risiko Mata Uang dan Tingkat Suku Bunga (lanjutan)

Risiko suku bunga

Tabel di bawah ini menganalisis liabilitas keuangan Grup yang dikelompokkan berdasarkan periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo kontraktual. Jumlah yang diungkapkan dalam tabel merupakan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan.

30 Juni 2015

Kurang

Lebih dari

Biaya transaksi

dari 1 tahun

1 tahun

atas utang Jumlah

Suku bunga mengambang Pinjaman investasi

Lebih dari

Biaya transaksi

dari 1 tahun

1 tahun

atas utang Jumlah

Suku bunga mengambang Pinjaman investasi

Lebih dari

Biaya transaksi

dari 1 tahun

1 tahun

atas utang Jumlah

Suku bunga mengambang Pinjaman investasi

c. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang ditimbulkan oleh pelanggan atau pihak ketiga yang gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Tidak ada konsentrasi risiko kredit yang signifikan. Grup mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk masing-masing pelanggan dan memantau risiko terkait dengan batasan-batasan tersebut.

Grup yakin akan kemampuannya untuk terus mengendalikan dan mempertahankan eksposur yang minimal terhadap risiko kredit mengingat Grup memiliki kebijakan yang jelas dalam pemilihan pelanggan, perjanjian yang mengikat secara hukum untuk transaksi penjualan komoditas mineral, dan secara historis mempunyai piutang usaha bermasalah yang rendah. Kebijakan umum Grup untuk penjualan komoditas mineral kepada pelanggan yang sudah ada dan pelanggan baru adalah memilih pelanggan dengan kondisi keuangan yang kuat dan reputasi yang baik.

Eksposur maksimum atas risiko kredit untuk Grup adalah sebesar nilai tercatat dari aset keuangan yang tertera pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

c. Risiko Kredit (lanjutan)

Kualitas kredit aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai dapat dinilai dengan mengacu pada peringkat kredit eksternal.

30 Juni

31 Desember 31 Desember 31 Desember

Piutang dagang

Dengan pihak yang memiliki peringkat kredit eksternal (Standard and Poors)

Dengan pihak yang memiliki peringkat kredit eksternal (Pefindo)

AAA

Dengan pihak yang memiliki peringkat kredit eksternal ( Moody’s)

- - Baa2

- 432.957.791 Dengan pihak yang memiliki peringkat kredit eksternal (Fitch)

Dengan pihak yang tidak memiliki peringkat kredit eksternal

Piutang dagang, bersih

Kas pada bank

Dengan pihak yang memiliki peringkat kredit eksternal ( Moody’s)

Dengan pihak yang memiliki peringkat kredit eksternal (Pefindo) idAAA

- - idA+

Jumlah kas pada bank

30 Juni

31 Desember 31 Desember 31 Desember

Deposito jangka pendek

Dengan pihak yang memiliki peringkat kredit eksternal (Pefindo) idAAA

- - idA+

Jumlah deposito jangka pendek

Kas yang dibatasi penggunaannya

Dengan pihak yang memiliki peringkat kredit eksternal (Pefindo) idAAA

98.522.710 72.467.307 Dengan pihak yang tidak memiliki peringkat eksternal

d. Risiko Likuiditas

Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan antara lain dengan memonitor profil jatuh tempo pinjaman dan sumber pendanaan, menjaga saldo kecukupan kas dan surat berharga dan kesiapan untuk menjaga posisi pasar. Grup mempertahankan kemampuannya untuk melakukan pembiayaan atas pinjaman yang dimiliki dengan cara mencari berbagai sumber fasilitas pembiayaan yang mengikat dari pemberi pinjaman yang andal. Grup mempunyai eksposur risiko likuiditas dengan adanya pendanaan obligasi dan pinjaman modal untuk pengembangan proyeknya.

Tanggal jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan seperti utang usaha, biaya masih harus dibayar, utang lain dan pinjaman bank jangka pendek adalah kurang dari satu tahun, kecuali untuk liabilitas keuangan seperti utang obligasi dan pinjaman investasi. Jumlah yang disajikan dalam tabel adalah arus kas yang tidak didiskonto.

Jatuh tempo kontraktual liabilitas keuangan (tidak didiskontokan)

dan 1 tahun

2 tahun

5 tahun

5 tahun Total

30 Juni 2015

Utang usaha

- 523.434.089 Beban akrual

- 163.926.647 Liabilitas imbalan karyawan jangka pendek

- 50.087.806 Utang lain-lain

- 60.234.309 Pinjaman bank jangka pendek

- 2.723.338.833 Utang obligasi

265.425.000 2.107.696.875 2.377.156.250 5.015.703.125 Pinjaman Investasi

554.505.325 1.352.733.153 1.846.029.038 4.161.037.416 Liabilitas tidak lancar lainnya

Jumlah liabilitas

Jatuh tempo kontraktual liabilitas keuangan (tidak didiskontokan)

dan 1 tahun

2 tahun

5 tahun

5 tahun Total

31 Desember 2014

- 687.476.255 Beban akrual

Utang usaha

- 161.623.654 Liabilitas imbalan karyawan jangka pendek

- 19.893.619 Utang lain-lain

- 55.679.758 Pinjaman bank jangka pendek

- 2.540.271.483 Utang obligasi

265.425.000 1.617.759.375 2.494.636.458 4.643.245.833 Pinjaman investasi

415.947.612 1.209.581.034 1.287.305.552 3.257.610.835 Liabilitas tidak lancar lainnya

Jumlah liabilitas

- 547.080.010 Beban akrual

Utang usaha

- 331.623.859 Liabilitas imbalan karyawan jangka pendek

- 41.559.372 Utang lain-lain

- 71.908.862 Pinjaman bank jangka pendek

- 2.489.964.409 Utang obligasi

265.425.000 1.693.134.375 2.668.372.917 4.892.357.292 Pinjaman investasi

254.069.752 924.257.117 159.076.103 1.474.439.686 Liabilitas tidak lancar lainnya

Jumlah liabilitas

- 416.953.452 Beban akrual

Utang usaha

- 414.007.012 Liabilitas imbalan karyawan jangka pendek

- 123.170.868 Utang lain-lain

- 37.756.594 Pinjaman bank jangka pendek

- 1.678.515.336 Utang obligasi

266.152.089 798.878.296 1.887.599.677 3.218.721.485 Liabilitas tidak lancar lainnya

Jumlah liabilitas

e. Manajemen Risiko Permodalan

Tujuan Grup mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuannya dalam mempertahankan kelangsungan usaha sehingga Grup dapat tetap memberikan imbal hasil bagi pemegang saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan lainnya dan mempertahankan struktur permodalan yang optimal untuk mengurangi biaya modal.

Untuk mempertahankan atau menyesuaikan struktur permodalannya, Grup dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayar kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau menjual aset untuk mengurangi liabilitas.

Konsisten dengan entitas lain dalam industri, Grup memonitor modal dengan dasar rasio utang terhadap modal. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah utang dengan total modal. Utang merupakan jumlah liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Modal terdiri dari seluruh komponen ekuitas yang ada sebagaimana jumlah dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

e. Manajemen Risiko Permodalan (lanjutan)

Selama periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, Grup masih mempertahankan strateginya yaitu mempertahankan rasio utang terhadap modal tidak melewati 2:1.

Rasio utang terhadap modal pada tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

30 Juni

31 Desember 31 Desember 31 Desember

Jumlah Liabilitas

9.739.735.856 7.221.472.100 Jumlah Ekuitas

Rasio utang terhadap modal

f. Hirarki Nilai Wajar

Grup menggunakan hirarki teknik penilaian berikut dalam menentukan nilai wajar liabilitas keuangan:

- Tingkat 1: harga yang beredar di pasar aktif (tidak disesuaikan) untuk liabilitas yang identik. - Tingkat 2: teknik-teknik lain atas semua input yang memiliki efek signifikan terhadap nilai wajar yang tercatat dapat diobservasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.

- Tingkat 3: teknik yang menggunakan input yang memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai wajar yang tercatat yang tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi.

Pada tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014 dan 2013. Grup memiliki liabilitas sehubungan dengan imbalan kontijensi yang timbul dari perolehan investasi di NHM yang diukur pada nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian tingkat 3.