Estimasi dan Asumsi Akuntansi Yang Penting

a. Estimasi dan Asumsi Akuntansi Yang Penting

i. Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap

Grup mengestimasi masa manfaat tetapnya berdasarkan ekspektasi utilisasi aset yang sesuai dengan rencana dan strategi usaha setelah mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap didasarkan atas penelaahan Grup secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang sejenis. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir tahun pelaporan dan diperbaharui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan keterbatasan hukum atau pembatasan lainnya atas penggunaan dari aset. Hasil operasi di masa depan dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas.

Jumlah dan waktu pencatatan beban untuk setiap tahun akan terpengaruh oleh perubahan atas berbagai faktor dan situasi tersebut. Pengurangan estimasi masa manfaat dari aset tetap Grup akan meningkatkan beban operasi dan menurunkan nilai aset tidak lancar yang dicatat.

ii. Goodwill dan Penurunan nilai atas Aset Nonkeuangan

Laporan posisi keuangan konsolidasian mencerminkan bisnis yang diakuisisi setelah penyelesaian transaksi akuisisi tersebut. Grup mencatat bisnis yang diakuisisi menggunakan metode akuisisi yang mensyaratkan banyak penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi untuk mengalokasikan harga perolehan terhadap nilai pasar wajar dari aset dan liabilitas yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi pada tanggal akuisisi. Setiap kelebihan dari harga perolehan atas estimasi nilai pasar wajar dari aset neto yang diakuisisi diakui sebagai goodwill dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Dengan demikian, pertimbangan yang dibuat dalam mengestimasi nilai pasar wajar yang diatribusikan ke aset dan liabilitas entitas yang diakuisisi dapat mempengaruhi kinerja keuangan Grup secara material.

ii. Goodwill dan Penurunan atas Aset Nonkeuangan (lanjutan)

Penentuan nilai wajar dikurangi beban untuk menjual dan nilai pakai mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi tentang ekspektasi produksi dan volume penjualan, harga komoditas (dengan mempertimbangkan harga saat ini dan masa lalu, tren harga dan faktor-faktor terkait), sumber daya dan cadangan mineral, biaya operasi, biaya penutupan dan rehabilitasi serta belanja modal di masa depan. Estimasi dan asumsi ini memiliki risiko dan ketidakpastian; sehingga ada kemungkinan bahwa perubahan situasi akan mengubah proyeksi ini, yang selanjutnya dapat mempengaruhi jumlah terpulihkan aset. Dalam keadaan seperti itu, beberapa atau semua nilai tercatat aset mungkin akan mengalami tambahan penurunan nilai atau beban penurunan nilai berkurang dengan dampak yang dicatat dalam laporan laba rugi.

iii. Estimasi Beban Pensiun dan Imbalan Kerja Lainnya

Beban dari program pensiun imbalan pasti dan nilai kini dari kewajiban pensiun ditentukan dengan menggunakan metode projected-unit-credit. Penilaian aktuaris mencakup penentuan asumsi yang bervariasi yang antara lain terdiri dari, tingkat diskonto, tingkat kenaikan kompensasi dan tingkat kematian. Setiap perubahan dari asumsi tersebut akan berdampak terhadap nilai tercatat dari kewajiban pensiun. Oleh karena kompleksitas dari penilaian yang dilakukan, asumsi terkait dan sifatnya yang jangka panjang, kewajiban imbalan pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi.

Meskipun Grup berkeyakinan bahwa asumsi Grup sudah memadai dan tepat, perbedaan signifikan dalam pengalaman aktual Grup atau perubahan signifikan dalam asumsi dapat mempengaruhi secara material beban dan kewajiban pensiun dan imbalan kerja jangka panjang lainnya. Semua asumsi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan.

iv. Estimasi Cadangan Mineral

Cadangan terbukti dan terkira merupakan estimasi jumlah hasil yang dapat dieksploitasi secara ekonomis dan legal dari properti pertambangan Grup. Grup menentukan dan melaporkan cadangan mineral berdasarkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam the Code for Reporting of Mineral Resources and Ore Reserves (the “JORC Code”) of the Australasian Joint Ore Reserves Committee (“JORC”). Dalam memperkirakan cadangan mineral diperlukan beberapa asumsi seperti faktor geologi, teknis dan ekonomi, termasuk jumlah, teknik produksi, rasio pengupasan tanah, biaya produksi, biaya transportasi, permintaan komoditas, harga komoditas dan nilai tukar mata uang.

Estimasi jumlah dan/atau nilai kandungan cadangan mineral memerlukan ukuran, bentuk dan kedalaman body atau lahan mineral yang ditentukan dengan melakukan analisa data geologis seperti sampel pengeboran. Proses ini mungkin memerlukan pertimbangan geologis yang kompleks dan sulit dalam menginterpretasikan data.

iv. Estimasi Cadangan Mineral (lanjutan)

Karena asumsi-asumsi ekonomi yang digunakan untuk membuat estimasi atas jumlah cadangan berubah dari waktu ke waktu dan karena adanya data geologi tambahan yang dihasilkan selama periode operasi, maka jumlah estimasi cadangan dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan cadangan yang dilaporkan dapat mempengaruhi hasil keuangan dan posisi keuangan Grup dalam berbagai bentuk, diantaranya:

a. nilai aset tercatat dapat terpengaruh akibat perubahan estimasi arus kas masa depan;

b. penyusutan, deplesi dan amortisasi yang dibebankan dalam laporan laba rugi dapat berubah jika biaya tersebut ditentukan berdasarkan basis satuan unit produksi, atau jika terdapat perubahan masa manfaat ekonomis aset;

c. pembongkaran, restorasi lokasi dan provisi lingkungan dapat berubah karena perubahan estimasi cadangan yang dapat mempengaruhi ekspektasi akan waktu atau biaya kegiatan-kegiatan tersebut;

d. nilai tercatat aset/liabilitas pajak tangguhan dapat berubah karena perubahan estimasi pemulihan manfaat pajak.

Sehubungan dengan perolehan tambahan 7,5% kepemilikan saham di PT Nusa Halmahera Mineral (“NHM”) pada bulan Desember 2012, manajemen juga melakukan estimasi atas potensi sumber daya emas yang ada di NHM pada setiap tanggal

pelaporan (Catatan 33p).

v. Penyisihan untuk Rehabilitasi Tambang

Kebijakan akuntansi Grup untuk pengakuan provisi penutupan dan rehabilitasi tambang membutuhkan estimasi dan asumsi yang signifikan, seperti persyaratan hukum dan regulasi yang relevan, besarnya lahan terganggu yang mungkin terjadi, serta waktu, cakupan dan biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan penutupan dan rehabilitasi. Ketidakpastian ini dapat menimbulkan perbedaan antara jumlah biaya aktual yang terjadi di masa depan dengan jumlah yang dicadangkan saat ini. Provisi yang diakui untuk setiap lokasi secara berkala ditinjau dan diperbaharui berdasarkan fakta-fakta dan keadaan pada saat itu.

vi. Biaya Eksplorasi dan Evaluasi

Kebijakan akuntansi Grup untuk biaya eksplorasi dan evaluasi menimbulkan adanya beberapa biaya yang dikapitalisasi untuk sebuah area of interest yang dianggap dapat dipulihkan lewat kegiatan eksploitasi di masa depan atau lewat penjualan atau dimana kegiatan belum mencapai tahap yang memungkinkan penilaian yang wajar atas adanya cadangan. Kebijakan ini mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi tertentu untuk peristiwa dan keadaan di masa depan, khususnya tentang apakah operasi produksi yang ekonomis dapat dilaksanakan. Setiap perkiraan dan asumsi tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru. Jika setelah biaya tersebut dikapitalisasi sesuai kebijakan Grup namun kecil kemungkinan pemulihan atas biaya tersebut akan terjadi, biaya yang dikapitalisasi terkait akan dihapus pada laporan laba rugi.

i. Penentuan Mata Uang Fungsional

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup, manajemen harus membuat pertimbangan dalam penentuan mata uang fungsional dari entitas Anak yang beroperasi di luar negeri, yang terpisah dari estimasi dan asumsi, yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang dicatat dalam laporan keuangan konsolidasian.

Mata uang fungsional dari masing-masing entitas di dalam Grup adalah mata uang masing-masing dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas tersebut beroperasi. Mata uang tersebut adalah, antara lain, mata uang yang mempengaruhi secara signifikan terhadap harga jual barang dan jasa, dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar menentukan harga jual barang dan jasa, mata uang yang terutama mempengaruhi tenaga kerja, material dan biaya lain dan mata uang atas dana yang dihasilkan dari kegiatan pembiayaan.

ii. Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan

Pertimbangan dan asumsi dibutuhkan dalam menentukan penyisihan modal dan beban yang dapat dikurangkan dalam mengestimasi provisi pajak penghasilan Grup. Secara khusus, perhitungan beban pajak penghasilan Grup melibatkan penafsiran terhadap peraturan perpajakan dan peraturan lainnya. Terdapat banyak transaksi dan perhitungan yang pajaknya tidak pasti dalam kegiatan usaha normal.

Semua pertimbangan dan estimasi yang dibuat manajemen seperti yang diungkapkan di atas dapat dipertanyakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (“DJP) atau Auditor Pemerintah. Sebagai akibatnya, terjadi ketidakpastian dalam penentuan kewajiban pajak. Resolusi dari posisi pajak Grup dapat berlangsung bertahun-tahun dan sangat sulit untuk memprediksi hasil akhirnya. Apabila terdapat perbedaan perhitungan pajak dengan jumlah yang telah dicatat, perbedaan tersebut akan berdampak pada pajak penghasilan dan pajak tangguhan dalam periode dimana penentuan pajak tersebut dibuat.

Asumsi pembentukan laba kena pajak di masa depan bergantung pada estimasi manajemen untuk arus kas di masa depan. Hal ini bergantung pada estimasi produksi, volume penjualan barang atau jasa, harga komoditas, cadangan, biaya operasi, biaya penutupan dan rehabilitasi tambang, belanja modal, dividen dan transaksi manajemen lainnya di masa depan.

Aset pajak tangguhan, termasuk yang timbul dari rugi fiskal, penyisihan modal dan perbedaan temporer, diakui hanya apabila dianggap lebih mungkin daripada tidak bahwa mereka dapat dipulihkan, dimana hal ini tergantung pada kecukupan pembentukan laba kena pajak di masa depan.

iii. Biaya Pengembangan

Kegiatan pengembangan dimulai setelah dilakukan pengesahan proyek oleh tingkat manajemen yang berwenang. Manajemen membuat pertimbangan untuk menentukan kapan suatu proyek layak dikembangkan secara ekonomis. Dalam membuat pertimbangan tersebut, manajemen perlu membuat estimasi dan asumsi tertentu seperti yang dijelaskan di atas untuk biaya eksplorasi yang dikapitalisasi. Setiap estimasi dan asumsi tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru. Jika setelah memulai kegiatan pengembangan ada penilaian bahwa terdapat penurunan nilai biaya pengembangan, jumlah yang sesuai hal tersebut akan dihapus di dalam laporan laba rugi.