Kajian Fungsional

3.8 Kajian Fungsional

Dalam menuliskan kajian fungsional pada tulisan ini, penulis hanya membatasi pada proses belajar, penyajian kucapi, perawatan kucapi, posisi memainkan, teknik menghasilkan nada dan wilayah nada yang dihasilkan oleh kucapi.

3.8.1 Proses Belajar

Menurut bapak Kami Capah, proses belajar kucapi memiliki beberapa tahap yakni, teknik dasar, teknik bermain melodi dan teknik pengembangan melodi, tahap tersebut beliau pelajari dari ayah beliau. Teknik dasar merupakan sebuah awal untuk pemain kucapi sebelum selanjutnya bermain-main dengan nada yang dihasilkan kucapi, adapun teknik dasar yang dimaksud adalah posisi tangan kanan memainkan kedua senar kucapi dengan menggunakan jari telunjuk tangan kanan. Teknik ini adalah teknik dasar dalam mengahsilkan bunyi kucapi yang tepat.

Setelah teknik dasar sudah dapat dilakukan, maka tahapan selanjutnya adalah teknik menghasilkan nada. Nada-nada yang dihasilkan oleh sebuah kucapi didapatkan dengan cara menekan senar pada kruis (fret) yang sudah ditentukan. Tahapan ini adalah tahapan yang membutuhkan waktu lama bagi seorang pelajar untuk mempelajarinya. Setelah mengetahui letak dari masing-masing nada, maka selanjutnya proses latihan sangat dibutuhkan untuk memperlancar jari si pemain dalam memainkan seluruh nada yang dihasilkan oleh kucapi.

Setelah mahir dalam proses penghsilan nada, maka tahapan selanjutnya dalam proses belajar kucapi ini adalah menghapal lagu dan mengaplikasikannya pada permainan kucapi. Pada proses ini, dibutuhkan penghayatan terhadap lagu dengan tujuan agar repertoar yang dimainkan terdengar lebih indah. Setelah proses ini sudah dapat diterapkan, maka tahapan selanjutnya adalah mempelajari teknik menganak-anaki.

Menganak-anaki adalah teknik yang digunakan dalam permainan kucapi jika kucapi tidak mendapat bagian sebagai pembawa melodi dalam sebuah ensambel. Teknik ini hampir mirip dengan teknik permainan Kulcapi pada suku Karo. Posisi jari dalam mengahsilkan teknik ini adalah jari telunjuk tangan kiri menekan kedua senar pada kruis 1 dan jari kelingking memberikan setengah tekanan pada senar 1 pada kruis ke 4.

Setelah pelajar sudah dapat melakukan teknik ini, maka tahapan terakhir dari proses belajar kucapi ini adalah membunga-bungai. Membunga-bungai adalah teknik improvisasi sesuai dengan insting musik si pemain. Tahapan ini biasanya dipengaruhi oleh tingkat kemampuan seseorang dalam bermusik. Tahapan terakhir ini biasanya didapatkan seorang pemain seiring dengan Setelah pelajar sudah dapat melakukan teknik ini, maka tahapan terakhir dari proses belajar kucapi ini adalah membunga-bungai. Membunga-bungai adalah teknik improvisasi sesuai dengan insting musik si pemain. Tahapan ini biasanya dipengaruhi oleh tingkat kemampuan seseorang dalam bermusik. Tahapan terakhir ini biasanya didapatkan seorang pemain seiring dengan

Gambar 56 : Posisi jari pada Kucapi (Dokumentasi Batoan L Sihotang) Keterangan gambar :

1. Posisi jari untuk menghasilkan nada Bes adalah memetik senar 1 tanpa menekan senar (open string).

2. Posisi jari untuk menghasilkan nada C adalah memetik senar 1 dengan menekan senar pada fret 1.

3. Posisi jari untuk menghasilkan nada E adalah memetik senar 1 dengan menekan senar pada fret 3.

4. Posisi jari untuk menghasilkan nada F adalah memetik senar 2 tanpa menekan senar (open string).

5.Posisi jari untuk menghasilkan nada A adalah memetik senar 2 dengan menekan senar pada fret 1. 6.Posisi jari untuk menghasilkan nada Bes’ adalah memetik senar 2 dengan menekan senar pada fret 4.

Catatan : Posisi fret dilihat dari kiri ke kanan dan senar dari atas ke bawah.

3.8.2 Penyajian Kucapi

Berdasarkan informasi dari bapak Kami Capah, bahwa penyajian kucapi yang baik ditentukan oleh kemampuan si pemain kucapi seperti : menghafal lagu, kecepatan jari dan penghayatan terhadap lagu yang dimainkan. Naluri musikal merupakan salah satu factor yang paling berpengaruh dalam penyajian kucapi ini. Menurut penuturan beliau, apabila si pemain sudah dapat mengahayati lebih dalam sebuah repertoar yang akan dimainkan, maka makin sempurna sajian kucapi yang dihasilkan. Faktor instrumen juga menjadi hal penting dalam penyajian kucapi. Semakin bagus kualitas dari sebuah kucapi, maka akan sangat mendukung dalam menghasilkan penyajian permainan kucapi yang baik.

3.8.3 Perawatan Kucapi

Perawatan kucapi harus dilakukan oleh pemilik kucapi agar kucapi dapat bertahan lama dan awet. menurut bapak Kami Capah, cara yang dilakukan dalam merawat sebuah kucapi adalah dengan menggantungkan kucapi pada sebuah dinding dengan tujuan agar kecapi tetap dalam kondisi kering. hal ini juga dimaksudkan agar alat musik tersebut jauh dari jangkauan anak-anak sehingga kemungkinan dari kerusakan alat musik ini dapat diminimalisir.

3.8.4 Posisi Memainkan

Kucapi diletakkan tegak urus dengan badan, tangan kiri diposisikan di leher kucapi, jari (kecuali ibu jari) menekan senar ( leher kucapi bagian depan) sedangkan ibu jari menekan leher kulcapi bagian belakang kucapi, tangan kanan diletakkan di bagian perut (beltek) dari kucapi, jari telunjuk tangan kanan digunakan sebagai alat untuk memetik senar. Bagian perut dari kucapi di tempelkan pada perut sipemain dengan tujuan agar kucapi dapat berada dalam posisi yang kokoh. Dalam memainkan kucapi, pemain dapat duduk ataupun berdiri, tergantung kepada posisi yang diinginkan oleh si pemain.

Gambar 57 : Posisi memainkan (Dokumentasi Batoan L Sihotang)

3.8.5 Teknik Mengahsilkan Nada

Untuk memainkan kucapi tentunya mempunyai teknik agar si pemain kucapi dapat memainkan kucapi dengan maksimal. Teknik memainkan kucapi tidak jauh berbeda dengan bermain gitar pada umumnya yaitu jari kiri menekan leher kucapi untuk memainkan melodi dan jari kanan untuk memetik senar kucapi, namun sedikit berbeda dengan posisi badan saat memainkan kucapi. Posisi badan saat memainkan kulcapi adalah dengan duduk bersila dan berdiri Untuk memainkan kucapi tentunya mempunyai teknik agar si pemain kucapi dapat memainkan kucapi dengan maksimal. Teknik memainkan kucapi tidak jauh berbeda dengan bermain gitar pada umumnya yaitu jari kiri menekan leher kucapi untuk memainkan melodi dan jari kanan untuk memetik senar kucapi, namun sedikit berbeda dengan posisi badan saat memainkan kucapi. Posisi badan saat memainkan kulcapi adalah dengan duduk bersila dan berdiri

3.8.6 Nada Yang Dihasilakan

Nada yang dihasilkan oleh sebuah kucapi diukur dengan cara menyelaraskan nada yang dihasilkan dengan alat musik lain seperti keybord. Interval yang digunakan dalam proses penyeteman adalah kwart augmented. Nada yang dihasilkan kucapi dari nada terendah sampai nada tertinggi pada kucapi dengan nada dasar Bes = do adalah : Bes-C-E-F-A-Bes’

3.8.7 Wilayah Nada

Wilayah nada adalah jangkauan nada dari nada terendah sampai nada tertinggi. Untuk mengetahui nada-nada yang dihasilkan dari kucapi Pakpak ini, penulis akan menyertakan materi lagu yang hasilnya dapat dilihat dalam bentuk (visual) berikut. Lagu yang dimaksud adalah repetoar lagu Page mbelen. Alasan penulis memilih lagu ini adalah karena lagu ini adalah lagu yang sering dimainkan untuk tujuan pengiring tarian dan lagu ini merupakan lagu yang popular pada masyarakat Pakpak di Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat.

Berikut ini adalah hasil transkripsi lagu Page mbelen yang ditranskrip oleh penulis dan David Simanungkalit.