Proses Pembuatan Kucapi
3.7 Proses Pembuatan Kucapi
Proses pembuatan kucapi memiliki tahapan-tahapan yang harus diikuti untk mencapai hasil pembuatan yang maksimal dan sesuai dengan keinginan. Proses pembuatan kucapi yang penulis uraikan berikut ini adalah proses pembuatan kucapi oleh bapak Kami Capah. Pada pembuatannya, bapak Kami Capah melewati lima tahap dalam pengerjaan kucapi ini. Tahap-tahap yang dimaksud adalah tahapan pengerjaan sesuai dengan tahapan yang dilaksanakan oleh beliau dalam pengerjaan kucapi buatannya. Untuk lebih jelas dapat kita lihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3 Tahapan Pengerjaan Dalam Pembuatan Kucapi
NO TAHAPAN
BAGIAN PENGERJAAN
PENGERJAAN
1 Tahap I
Pemilihan pohon Pembentukan balok kayu Penggambaran pola dasar Pembuatan lubang perut Pengerjaan penutup bagian perut kucapi
2 Tahap II Membuat bentuk kasar kucapi Membuat tempat kupingan Menutup lubang perut kucapi
3 Tahap III Memperhalus bentuk kasar kucapi Membuat lubang kupingan Membuat lobang senar Membuat lobang resonator
4 Tahap IV Membuat ornamentasi
Pembuatan kruis Pemasangan senar Penyelesaian
Keterangan : Tahapan yang tertera pada tabel diatas merupakan tahapan pembuatan kucapi yang dilakukan oleh bapak Kami Capah.
3.7.1 Tahap I
3.7.1.1 Pemilihan Pohon
Pemilihan pohon untuk tujuan pembuatan kucapi yang dilakukan oleh bapak Kami Capah adalah tahapan yang paling membutuhkan waktu lama. Hal ini dibenarkan oleh bapak Kami Capah pada wawancara yang penulis lakukan dengan pernyataan :
Pemilihan kayu yang tepat membutuhkan waktu yang tidak singkat. Sering kali pengerjaan sebuah kucapi berhenti ketika menemukan bagian Pemilihan kayu yang tepat membutuhkan waktu yang tidak singkat. Sering kali pengerjaan sebuah kucapi berhenti ketika menemukan bagian
dan bagian penutup kucapi. Selain itu, pohon yang dibutuhkan harus berukuran besar sehingga mudah dibentuk. Alasan ini yang membuat proses pembuatan suatu kucapi membutuhkan waktu yang lama.
Setelah batang pohon yang dimaksud telah ditemukan, maka hal selanjutnya yang dilaksanakan adalah menebang pohon yang telah dipilih tersebut. Pada proses penebangan ini, bapak Kami Capah tidak melakukan ritual khusus seperti memilih hari, tanggal dan bulan ataupun mengucapkan mantra-mantra.
Ukuran batang pohon adalah hal terpenting dalam tahap pemilihan pohon ini. Ukuran batang yang ideal untuk pembuatan satu kucapi adalah batang yang meiliki diameter 60 cm. Hal ini dimaksudkan agar bagian batang yang memiliki kualitas bagus yang menjadi bahan dasar pembuat kucapi. Menurut penuturan bapak Kami capah, alasan kenapa batang yang dibutuhkan harus berdiameter besara adalah karena jenis pohon yang dibutuhkan memiliki banyak calon batang (unok) yang menyulitkan proses pembuatan kucapi. Selain itu, batang berdiameter besar memungkinkan untuk membuat lebih dari satu kucapi sehingga dapat menghemat penebangan pohon.
Berdasarakan alasan yang sudah dipaparkan tersebut diatas, maka pohon yang dibutuhkan adalah pohon yang berusia tua dan berumur kira-kira 5 sampai
10 tahun. Pohon pada umur seperti ini akan menghasilkan kayu yang kuat serta produksi suara yang bagus. Menurut bapak Kami Capah, pemilihan pohon ini adalah salah satu hal paling penting dalam terciptanya satu kucapi yang memiliki kualitas suara yang baik.
3.7.1.2 Pembentukan Balok Kayu
Tahapan berikutnya dalam pengerjaan kucapi ini adalah pembentukan balok kayu yang berfungsi sebagai bahan dasar pembuat kucapi. Balok kayu yang dimaksud adalah balok kayu yang berasal dari batang pohon yang sudah ditebang. Batang pohon tersebut awalnya dibuang bagian kulit luar dan diutamakan untuk membuat balok kayu berukuran panjang 90 cm, lebar 10 dan tinggi 10 cm dalam bentuk kasar.
Setelah tahapan ini selesai dilaksanakan, maka hal selanjutnya adalah memperkecil ukuran volume balok kayu yang sudah dikerjakan sebelumnya. Proses ini dimaksudkan agar mendapatkan gambaran dari besar dari perut kucapi yang menjadi ukuran terbesar dari bagian-bagian lainnya. Hal ini juga bertujuan agar besar kucapi dapat disesuaikan.
Gambar 28 : Balok Kayu (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
Gambar 29 : Penipisan balok kayu menggunakan ketam listrik (Dokumentasi Batoan L Sihotang).
3.7.1.3 Penggambaran Pola Dasar
Penggambaran pola dasar adalah tahapan berikut yang terdapat pada tahap
I ini. Pola yang dimaksud adalah berupa gambar gari yang dibentuk menyerupai dasar lekukan kucapi. Tujuan dari penggambaran ini menurut bapak Kami Capah bertujuan agar pada saat pembentukan bentuk kasar kucapi memiliki gambaran sehingga resiko kesalahan lebih dapat diminimalkan.
Gambar 30 : Penggambaran pola dasar (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
3.7.1.4 Pembuatan Lobang Perut
Setelah pola selesai dibuat, pembuatan lubang pada bagian perut kucapi adalah tahapan selanjutnya dalam Proses pembuatan kucapi oleh bapak Kami Capah. Pembuatan lubang ini dilakukan dengan mengkorek bagian perut kucapi menggunakan pahat. Proses ini dilakukan dengan memahat bagian perut menggunakan pahat yang dilakukan dengan cara memasukkan bagian mata pahat kedalam balok kayu dengan memukul menggunakan pali-palu. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati, hal ini dikarenakan bagian ini harus dibuat tipis sesuai keinginan beliau.
Menurut penuturan beliau, apabila bagian ini terlalu tipis maka suara yang dihasilkan akan lebih nyaring dibandingkan dengan yang lebih tebal. Menurut penuturan beliau juga, proses ini adalah proses yang menentukan kualitas suara dari kucapi buatan beliau.
Gambar 31 : Proses pembuatan lubang resonator (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
3.7.1.5 Pembentukan kayu penutup bagian perut kucapi
Setelah tahapan tersebut diatas telah selesai dilaksanakan, proses selanjutnya adalah pemilihan bahan pembuat tutup perut kucapi. Bahan ini biasanya diambil dari batang pohon yang sama yang dibentuk persegi panjang dengan panjang kira-kira 35 cm dan tebal kira-kira 7 cm. ketebalan dari kayu tambahan yang diambil bertujuan agar dapat membentuk bagian pusar (boncit) yang memiliki satu badan dengan perut kucapi tersebut.
Bagian kayu yang diambil berasal dari batang pohon yang sama dengan balok kayu yang sudah terlebih dahulu diambil. Bagian ini biasanya diambil dari bagian yang merupakan sisa dari pengambilan balok kayu tadi. Setelah bagian ini didapatkan, tahapan pengerjaan selanjutnya adalah mebuat bentuk kasar dari penutup perut kucapi serta membuat pusar yang menjadai tempat melekatkan Bagian kayu yang diambil berasal dari batang pohon yang sama dengan balok kayu yang sudah terlebih dahulu diambil. Bagian ini biasanya diambil dari bagian yang merupakan sisa dari pengambilan balok kayu tadi. Setelah bagian ini didapatkan, tahapan pengerjaan selanjutnya adalah mebuat bentuk kasar dari penutup perut kucapi serta membuat pusar yang menjadai tempat melekatkan
Gambar 32 : Bahan kayu dasar pembuat penutup perut (Dokumentasi Batoan L
Sihotang)
Gambar 33 : Pembuatan tutup perut kucapi (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
Gambar 34 : Bentuk kasar tutup perut kucapi (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
3.7.2 Tahap II
3.7.2.1 Membuat Bentuk Dasar Kucapi
Tahap berikutnya yang bapak Kami Capah Lakukan dalam proses Pembuatan kucapi ini adalah membuat bentuk kasar kucapi tersebut. Balok kayu yang telah selesai dibuat lubang bagian perutnya akan dibentuk dengan menggunakan parang. Dalam proses ini, keahlian menggunakan parang serta rasa ketrampilan dalam membentuk kayu sangat dibutuhkan. Bapak Kami Capah memiliki kedua faktor yang sudah disebutkan.
Proses ini dilakukan dengan cara membentuk balok kayu dengan cara mengurangi sedikit demi sedikit bagian balok kayu dengan menggunakan parang. Untuk membuat detai tertentu seperti bagian ekor, bapak Kami Capah menggunakan gergaji untuk membentuk sisi terebut.
Gambar 35 : Membuat bentuk kasar kucapi (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
Gambar 36 : Bentuk dasar kucapi tampak atas (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
Bambar 37 : Bentuk dasar kucapi tampak samping (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
3.7.2.2 Membuat Tempat Kupingan
Tempat kupingan maksudnya adalah bagian dari kucapi yang akan dijadikan sebagai tempat menempelkan dua buah kayu yang memiliki ujung pipih serta berfungsi sebagai penyetel bunyi. Tempat yang dimaksud terdapat pada bagian kepala kucapi yakni berada dibawah ukiran patung Nantampuk Mas. Tempat yang dimaksud berbentuk persegi empat serta memiliki rongga di tengah bagian atasnya. Menurut pengakuan bapak Kami Capah tidak ada ukuran pasti dari bagian ini, ukurannya sesuai deengan keinginan pembuat yang disesuaikan dengan besarnya badan kucapi yang dibentuk.
Pada kucapi buatan bapak Kami Capah dalam tulisan ini, ukuran dari bagian ini adalah panjang 4 cm dan lebar 3,6 cm dan ukuran rongga bagian tengahnya adalah 1,3 cm.
Gambar 38 : Membuat tempat kupingan (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
Gambar 39 : Membuat bagian rongga pada tempat kupingan (Dokumentasi Batoan
L Sihotang)
3.7.2.3 Memasang Tutup Perut Kucapi
Proses berikutnya adalah menutup lobang penutup bagian perut kucapi. bentuk kasar dari penutup kucapi yang ukurannya belum sama dengan ukuran perut kucapi akan di ukur terlebih dahulu sebelum ditempelkan. Setelah Proses berikutnya adalah menutup lobang penutup bagian perut kucapi. bentuk kasar dari penutup kucapi yang ukurannya belum sama dengan ukuran perut kucapi akan di ukur terlebih dahulu sebelum ditempelkan. Setelah
Setelah proses diatas selesai dilaksanakan, maka pekerjaan selanjutnya adalah merekatkan bagian penutup dengan perut kucapi menggunakan lem yang disebut masyarakat dengan sebutan lem setan. Setelah bagian tersebut direkatkan, maka bagian tersebut akan diikat menggunakan karet ban agar hasil perekatan mendapatkan hasil yang maksimal.
Gambar 40 : Mengukur bagian penutup perut (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
Gambar 41 : Proses penipisan bagian penutup kucapi (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
Gambar 42 : Pengeleman bagian kucapi (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
Gambar 43 : Mengikat bagian perut kucapi (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
3.7.3 Tahap III
3.7.3.1 Memperhalus Bagian-Bagian Kucapi
Tahap selanjutnya dalam proses pembuatan kucapi ini adalah memperhalus bagian kucapi yang sudah dibuat. Memperhalus maksudnya disini adalah mengikis bagian kucapi yang dirasa masih terlalu tebal dan belum sesuai dengan ukuran yang diinginkan oleh pembuat dalam hal ini adalah bapak Kami Capah. Pada tahap ini beliau menggunakan parang sebagai alat untuk mengikis dan mengurangi bagian bagian yang dirasa belum tepat.
Gambar 44 : Proses pengikisan bagian kucapi (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
3.7.3.2 Membuat Lubang Kupingan
Lubang kupingan yang dimaksud adalah lubang yang berfungsi sebagai tempat meletakkan kupingan yang befrungsi sebagai setelan serta wadah melekatkan senar. Pada proses ini, bapak Kami Capah menggunakan ohor-ohor dalam membuat lubang yang dimaksud. Ohor-ohor akan dipanaskan dalam perapian sampai besi ohor-ohor tersebut berwarna merah dan kemudian ohor-ohor akan ditempelkan pada bagian yang sudah ditentukan. Ohor-ohor yang memiliki suhu tinggi akan ditekan serta diputar berulang-ulang agar terbentuk sebuah lubang. Apabila besi tidak bisa menembus satu bagian, maka ohor-ohor tersebut akan dipanaskan lagi dan melakukan proses pelubangan sampai lubang yang dimaksud dapat dibuat.
Gambar 45 : Pemanasan ohor-ohor (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
Gambar 46 : Membuat lubang dengan menggunakan ohor-ohor (Dokumentasi Batoan L Sihotang).
3.7.3.3 Membuat Kupingan
Tahapan selanjutnya setelah membuat lubang kupingan adalah membuat kupingan dari kucapintersebut. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kupingan ini berasal dari kayu yang berbeda dengan kayu pembuat utama kucapi ini. Jenis kayu yag digunakan dalam pembuatan kupingan ini adalah kayu Damar Laut. Pemilihan jenis kayu ini menurut bapak Kami Capah karena kayu ini memiliki struktur kayu ini yang keras serta berserat. Karakter kayu seperti ini adalah karakter yang cocok untuk menjadi kupingan kucapi. karakter kayu yang berserat Tahapan selanjutnya setelah membuat lubang kupingan adalah membuat kupingan dari kucapintersebut. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kupingan ini berasal dari kayu yang berbeda dengan kayu pembuat utama kucapi ini. Jenis kayu yag digunakan dalam pembuatan kupingan ini adalah kayu Damar Laut. Pemilihan jenis kayu ini menurut bapak Kami Capah karena kayu ini memiliki struktur kayu ini yang keras serta berserat. Karakter kayu seperti ini adalah karakter yang cocok untuk menjadi kupingan kucapi. karakter kayu yang berserat
Gambar 47 : Pembuatan kupingan kucapi (Dokumentasi Batoan L Sihotang).
3.7.3.4 Membuat Lubang Resonator
Proses pembuatan lobang resonator adalah tahapan yang dilakukan setelah pembuatan lubang kupingan. Lubang resonator yang dimaksud adalah lubang yang berada di bagian bawah perut kucapi. Hal yang pertama dilakukan dalam pembuatan bagian ini adalah menggambar bentuk lubang yang dilinginkan. Setelah proses tersebut dilaksanakan, maka lubang akan dibuat mengikuti gambar yang sudah dibuat dengan menggunakan pahat dan cutter untuk tahap finishing.
Gambar 48 : Membuat lubang resonator (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
3.7.4 Tahap IV
3.7.4.1 Membuat Ornamentasi
Ornamentasi yang ada pada kucapi Pakpak buatan bapak kami capah antara lain adalah patung Nantampuk Mas, kepala monyet (Tagandera) dan gambar cicak. Tahapan ini dilaksanakan sebelum pemasangan senar dan pembuatan kruis dengan tujuan agar bagian senar tidak terganggu selama porses pembuatan ornamentasi ini. Pembuatan ornamentasi ini dilakukan menggunakan cutter dan kertas pasir pada proses finishingnya.
Tahapan awal yang dilakukan dalam pembuatan ornamentasi ini adalah menggambar pola ukiran pada tempat yang ditentukan. Setelah gambar dibuat, pengrajin akan mulai mengukir bagian yang sudah digambar. Dibutuhkan keahlian khusus dalam mengukir bagian ornamentasi ini. Menurut bapak Kami capah, tahapan ini adalah tahapan tersulit bagi beliau. Hal ini dikarnakan penglihatan beliau yang sudah mulai berkurang.
Gambar 49 : Proses pengukiran ornamentasi (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
3.7.4.2 Membuat Lubang Senar dan Pemasangan Seanar
Membuat lubang senar yang berada pada bagian tempat kupingan dan pusar kucapi ini dilakukan menggunakan ohor-ohor yang berukuran kecil. Ohor- Membuat lubang senar yang berada pada bagian tempat kupingan dan pusar kucapi ini dilakukan menggunakan ohor-ohor yang berukuran kecil. Ohor-
Proses penentuan letak lubang yang dimaksudkan dilakukan dengan menggunakan rasa dari pembuat dalam hal ini adalah bapak Kami Capah. Rasa yang dimaksud adalah perhitungan yang disesuaikan dengan insting beliau. Hal ini dikarnakan tidak adanya aturan dalam penentuan letak, yang penting diperhatikan adalah penentuan jarak antara kedua lubang senar agar tidak terlau sempit dan tidak terlalu lebar.
Tahapan selanjutnya adalah memasang senar yang sudah disediakan. Hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan filter rokok, lalu mengambil bagian busa dari filter rokok. Bagian busa yang sudah diambil akan diikatkan pada senar, lalu senar akan diamsukkan kedalam lubang yang sudah dibuat sebelumnya. Setelah senar dimasukkan melalui bagian pusar, maka hal berikutnya yang dilakukan adalah membuat belahan kecil pada ujung kupingan yang berfungsi sebagai tempat melekatkan senar. Senar akan dimasukkan kedalam belahan yang telah dibuat sehingga senar akan dijepit oleh bagian belahan tersebut dan senar dapat distem dengan alat musik lain.
Gambar 50 : Pembuatan lubang senar pada bagian pusar (Dokumentasi Batoan L
Sihotang)
Gambar 48 : Pembuatan lubang senar pada bagian tempat setelan (Dokumentasi
penulis)
Gambar 51 : Pemasangan senar (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
3.7.4.3 Membuat Kruis
Kruis yang diamksudkan pada tahapan ini adalah bagian yang terdapat pada leher kucapi yang berfungsi untuk menghasilkan nada-nada kucapi. kruis yang dimaksud mirip seperti fret pada gitar. kruis yang terdapat pada kucapi Pakpak berbeda dengan kruis yang ada pada alat musik sejenis pada kebudayaan suku lain seperti kulcapi pada masyarakat Karo. Jika pada kulcapi kruis yang ada dibuat dengan menggunakan logan kuningan, maka tidak demikian halnya dengan kruis pada kucapi ini. Kruis pada kucapi Pakpak dibuat dengan cara mengorek bagian leher kucapi sehingga mendapatkan bentuk seperti fret pada gitar.
Proses selanjutnya yang dilakukan dalam pembuatan kruis ini adalah menentukan batas-batas kruis. Teknik yang dilakukan oleh bapak Kami capah dalam pembuatan kruis ini adalah dengan terlebih dahulu mencari letak jari dalam menghasilkan nada pada kucapi tersebut. Setelah letak jari didapatkan, maka hal berikutnya yang dilaksanakan adalah membuat sebuah garis pada leher kucapi. setelah letak didapatkan, maka hal selanjutnya dilaksanakan adalah melepaskan senar dan membuat kruis dengan cara membuat bagian yang memiliki tinggi yang berbeda pada bagian yang sudah ditentukan.
Gambar 52 : Prosen penetuan letak kruis (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
Gambar 53 : Pembuatan pola letak kruis (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
Gambar 54 : Membuat kruis (Dokumentasi Batoan L Sihotang)
3.7.4.4 Tahap Penyelesaian
Setelah semua tahapan diatas selesai di laksanakan maka tahapan selanjutnya adalah tahap penyelesaian. Tahapan yang dimaksud adalah tahap akhir dari pembuatan kucapi ini. Hal yang dilakukan pada tahapan ini adalah mengahluskan bagian-bagian yang dirasa belum rata dengan menggunakan kertas pasir dalam pengerjaannya.
Menurut bapak Kami Capah, kucapi buatan beliau akan dilakukan proses pengecatan maupun proses pelapisan badan kucapi menggunakan vernis jika Menurut bapak Kami Capah, kucapi buatan beliau akan dilakukan proses pengecatan maupun proses pelapisan badan kucapi menggunakan vernis jika
Gambar 55 : Tahap penyelesaian (Dokumentasi Batoan L Sihotang).