Perencanaan Proyek KESIMPULAN DAN SARAN 85

dibuat suatu catatan mengenai konstruksi berikut petunjuk operasinya dan melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang tersedia. Menurut Ervianto 2005:19, kegiatan yang dilakukan pada tahap maintenance and start up ini adalah: 1. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan as built drawing. 2. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi. 3. Mempersiapkan petunjuk operasional pelaksanaan serta pedoman pemeliharaannya. 4. Melatih staf untuk melaksanakan pemeliharaan.

2.3. Perencanaan Proyek

Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan manajemen proyek. Menurut Soeharto 1997, Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan memberikan pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan. Adapun tujuan perencanaan adalah melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu, dan waktu ditambah dengan terjaminnya faktor keselamatan kerja Husen, 2009:77. Dari pengertian diatas menekankan bahwa perencanaan merupakan suatu proses, yang berarti bahwa perencanaan mengalami tahap-tahap pengerjaan tertentu. Adapun proses perencanaan itu sendiri terdiri dari: Universitas Sumatera Utara 1. Penentuan tujuan: sesuatu yang memberikan arah gerak kegiatan yang akan dilakukan. 2. Penentuan sasaran: sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai bila organisasi tersebut ingin memenuhi tujuannya. 3. Pengkajian posisi awal terhadap tujuan: untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi perencanaan saat awal terhadap sasaran. 4. Pemilihan alternatif: dalam mencapai tujuan dan sasaran terdapat berbagai alternatif, umumnya dipilih alternatif yang paling efisien dan ekonomis. 5. Penyusunan rangkaian langkah untuk mencapai tujuan: proses ini menetapkan langkah yang terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan. Empat hal yang menjadi filosofi dari sebuah perencanaan yaitu:  Aman, keselamatan terjamin.  Efektif, produk perencanaan berfungsi sesuai yang diharapkan.  Efisien, produk yang dihasilkan hemat biaya.  Mutu terjamin, tidak menyimpang dari spesifikasi yang ditentukan. Aspek perencanaan yang paling penting dalam menyusun penjadwalan proyek adalah struktur atau hierarki proyek Work Breakdown Structure dan perencanaan sumber daya.

2.3.1. Work Breakdown Structure WBS

WBS merupakan diagram terstruktur atau hierarki yang berbentuk diagram pohon tree structure diagram, biasanya terdiri dari kegiatan-kegiatan umum yang dipecahkan menjadi kegiatan-kegiatan khusus. Penyusunan WBS dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara cara top down, dengan tujuan agar komponen-komponen kegiatan tetap berorientasi ke tujuan proyek. WBS juga memudahkan penjadwalan dan pengendalian karena merupakan elemen perencanaan. Menurut Husen 2009:96, kerangka perencanaan terdiri atas kerangka- kerangka seperti dibawah ini:  Kerangka penjabaran program.  Kerangka perencanaan detail.  Kerangka pembiayaan.  Kerangka penjadwalan.  Kerangka cara pelaporan.  Kerangka penyusunan organisasi Dari kerangka-kerangka tersebut, WBS dapat membantu proses penjadwalan dan pengendalian dalam suatu sistem yang terstruktur menurut hierarki yang makin terperinci, sampai pada lingkup yang makin kecil berupa paket-paket pekerjaan dengan aktivitas yang jelas. Paket-paket pekerjaan ini nantinya dapat dikelola sebagai unit kegiatan yang diberi kode identifikasi yang kinerja biaya, mutu, dan waktunya dapat diukur. Oleh karena itu, penyempurnaan dan tindakan koreksi dapat dilakukan bila terdapat penyimpangan-penyimpangan selama pelaksanaan proyek. Oleh karena itu, WBS dapat dipakai untuk membagi seluruh level proyek menjadi elemen-elemen kerja, menjelaskan proyek dalam satu format struktur level, fasilitas, dan mencakup seluruh item pekerjaan hingga selesai, pemecahan level sampai pada paket pekerjaan terakhir dengan kegiatan yang jelas dan cukup untuk perencanaan detail sebagai fase awal proyek. Universitas Sumatera Utara Menurut Husen 2009:97, faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan WBS secara umum disusun berdasarkan klasifikasi sebagai berikut:  Pembagian berdasarkan area lokasi yang berbeda.  Pembagian kategori yang berbeda untuk tenaga kerja, peralatan, dan material.  Pembagian subdivisi pekerjaan berdasarkan spesifikasi pekerjaan.  Pembagian pihak, seperti kontraktor utama, subkontraktor, dan pemasok. Klasifikasi diatas dapat membantu menentukan tingkatan WBS untuk memudahkan monitoring terhadap bagian-bagiannya. Serta menentukan penanggung jawab masing-masing elemen pada setiap tingkatan. Berikut ini merupakan contoh struktur WBS dengan kegiatan dan identitas kode yang digunakan:  WBS Work Breakdown Structure 1. Proyek rumah 2 lantai 1.1. Lantai 1 1.1.1. Pekerjaan persiapan 1.1.2. Pekerjaan tanah 1.1.3. Pekerjaan pondasi 1.1.4. Pekerjaan beton 1.1.5. Pekerjaan dinding 1.1.6. Pekerjaan penggantung 1.1.7. Pekerjaan plafond 1.1.8. Pekerjaan Pengecatan 1.1.9. Pekerjaan atap Universitas Sumatera Utara 1.1.10. Pekerjaan lantai 1.1.11. Pekerjaan sanitasi 1.1.12. Pekerjaan instalasi listrik 1.1.13. Pekerjaan halaman 1.2. Lantai 2 1.2.1. Pekerjaan beton 1.2.2. Pekerjaan dinding 1.2.3. Pekerjaan penggantung 1.2.4. Pekerjaan plafond 1.2.5. Pekerjaan lantai 1.2.6. Pekerjaan pengecatan 1.2.7. Pekerjaan atap 1.2.8. Pekerjaan sanitasi 1.2.9. Pekerjaan instalasi listrik

2.3.2. Perencanaan Sumber Daya

Perencanaan sumber daya yang matang dan cermat sesuai kebutuhan logis proyek akan membantu pencapaian sasaran dan tujuan proyek secara maksimal, dengan tingkat efektivitas dan efisiensi tinggi. Kebutuhan sumber daya pada tiap-tiap proyek tidak selalu sama, bergantung pada skala, lokasi, serta tingkat keunikan masing-masing proyek. Namun demikian, perencanaan sumber daya dapat dihitung dengan pendekatan matematis yang memberikan hasil optimal dibandingkan hanya dengan perkiraan pengalaman saja, yang tingkat efektivitas dan efisiensi rendah. Universitas Sumatera Utara Pendekatan matematis menghasilkan tingkat penyimpangan yang minimal serta perkiraan yang mendekati kondisi sebenarnya. Dalam menentukan alokasi sumber daya untuk proyek, beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan adalah sebagai berikut:  Jumlah sumber daya yang tersedia dengan kebutuhan maksimal proyek.  Kondisi keuangan untuk membayar sumber daya yang akan digunakan.  Produktivitas sumber daya.  Kemampuan dan kapasitas sumber daya yang akan digunakan.  Efektivitas dan efisiensi sumber daya yang akan digunakan.

2.3.2.1. Perencanaan Biaya Proyek

Biaya yang diperlukan untuk suatu proyek dapat mencapai jumlah yang sangat besar dan tertanam dalam kurun waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi biaya proyek. Menurut Husen 2009:101, tahapan identifikasi perencanaan biaya proyek adalah sebagai berikut: 1. Tahapan pengembangan konseptual, biaya dihitung secara global berdasarkan informasi desain yang minim. Dipakai perhitungan berdasarkan unit biaya bangunan berdasarkan harga per meter persegi. 2. Tahapan desain konstruksi, biaya proyek dihitung secara agak detail berdasarkan volume pekerjaan dan informasi harga satuan. 3. Tahap pelelangan, biaya proyek dihitung oleh beberapa kontraktor agar didapat penawaran terbaik, berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar kerja yang cukup dalam usaha mendapatkan kontrak pekerjaan. Universitas Sumatera Utara 4. Komponen biaya total proyek biasanya terdiri dari: a. Biaya langsung direct cost, merupakan biaya tetap selama proyek berlangsung, terdiri atas biaya tenaga kerja, material, dan peralatan. b. Biaya tak langsung indirect cost, merupakan biaya tidak tetap selama proyek berlangsung, yang dibutuhkan guna penyelesaian proyek. Yang termasuk dalam biaya ini adalah biaya manajemen proyek, tagihan pajak, biaya perizinan, asuransi, administrasi, ATK, keuntungan profit. Untuk menentukan biaya suatu unit pekerjaan sebagai bagian dari kegiatan proyek, dilakukan estimasi biaya berdasarkan analisis harga satuan yang terdiri dari komponen-komponen biaya cukup banyak seperti dalam Gambar 2.3. Gambar 2.3. Komponen harga satuan

2.3.2.2. Perencanaan Tenaga Kerja

Sumber daya manusia atau tenaga kerja, sebagai penentu keberhasilan proyek, harus memiliki kualifikasi, keterampilan, dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan Universitas Sumatera Utara untuk mencapai keberhasilan suatu proyek. Perencanaan SDM dalam suatu proyek mempertimbangkan juga perkiraan jenis, waktu dan lokasi proyek, baik secara kualitas maupun kuantitas. Proyek yang secara geografis berbeda biasanya membutuhkan pengelolaan dan ketersediaan tenaga kerja yang juga berbeda. Menurut Husen 2009:105, Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan tenaga kerja adalah:  Produktivitas tenaga kerja.  Jumlah tenaga kerja pada periode yang paling maksimal.  Jumlah tenaga kerja tetap dan tidak tetap.  Biaya yang dimiliki.  Jenis pekerjaan. Produktivitas kelompok pekerja adalah kemampuan tenaga kerja dalam menyelesaikan pekerjaan satuan volume pekerjaan yang dibagi dalam satuan waktu, jam atau hari. Produktivitas dapat digunakan untuk menentukan jumlah tenaga kerja beserta upah yang harus dibayarkan Husen, 2005:105.

2.4. Penjadwalan Proyek