penjadwalan proyek berupa diagram jaringan hubungan ketergantungannya sangat jelas yang ditunjukkan dengan garis anak panah. Selain itu, semakin banyak jumlah
item pekerjaan juga memberikan kesulitan tersendiri dalam menyusun penjadwalan proyek dengan metode LoB. Begitu juga dengan tingkat keragaman durasi setiap
item kegiatan cenderung dapat memperlambat durasi proyek. Hal ini dikarenakan untuk mempertahankan kontinyuitas penggunaan sumber daya tenaga kerja.
Penjadwalan dengan metode LoB akan lebih efektif diterapkan pada proyek-proyek yang mempunyai jumlah item pekerjaan yang sedikit tetapi berulang repetitif dan
durasi per item pekerjaan yang relatif sama.
4.6. Diskusi 4.6.1. Pengaturan Tenaga Kerja
Metode LoB dan PDM dapat memberikan penjadwalan yang baik untuk tipe- tipe proyek yang memiliki pekerjaan yang berulang atau multi unit dengan
penggunaan tenaga kerja yang berulang kontinyu. Untuk membuat penjadwalan proyek dengan penggunaan tenaga kerja yang berulang disyaratkan bahwa tenaga
kerja yang digunakan hanya bekerja pada keahliannya saja atau tidak ada pekerja yang dapat bekerja pada banyak pekerjaan. Sehingga penjadwalan yang dibuat bisa
kontinyu, artinya pekerja dapat bekerja terus-menerus dari unit yang satu ke unit berikutnya hingga pekerjaannya selesai tanpa adanya work break.
4.6.2. Dana Pendahuluan Yang Besar
Penjadwalan proyek dengan metode LoB dan PDM mampu merencanakan penjadwalan dengan penggunaan sumber daya yang tak terputus kontinyu. Dari
Universitas Sumatera Utara
segi pemanfaatan sumber daya hal ini sangat efektif dibandingkan penjadwalan per unit rumah. Tetapi dampak yang diakibatkan adalah dibutuhkan dana yang
cenderung konstan selama durasi proyek dibandingkan pada penjadwalan biasa. Hal ini bisa dijelaskan karena dengan penggunaan tenaga kerja yang terus
menerus, peralatan dan bahan konstruksi yang dibutuhkan juga menerus atau sekaligus untuk unit-unit berikutnya. Sehingga sejak dari awal proyek pihak
kontraktor harus menyediakan dana yang cukup besar dan relatif konstan sepanjang durasi proyek.
4.6.3. Jalur Kritis
Penjadwalan dengan metode LoB tidak memperhitungkan jalur kritis secara khusus, seperti pada perhitungan jalur kritis pada metode PDM. Tetapi pada
kenyataannya kita dapat mengetahui jalur kritis dengan menyelusuri garis-garis produksinya. Jalur kritis bisa diperoleh dengan menyelusuri garis produksi yang
memiliki hubungan keterkaitan Finish to Start FS.
4.6.4. Tipe Proyek
Tidak semua proyek konstruksi dapat dibuat penjadwalan proyek dengan penggunaan sumber daya yang terus-menerus kontinyu. Pada proyek-proyek
jembatan, bendungan yang tidak terdapat pekerjaan yang berulang penggunaan metode penjadwalan dengan tenaga kerja berulang tentu tidak efisien atau bahkan
cenderung memperlama durasi proyek. Tipe-tipe proyek yang cocok diterapkan penjadwalan dengan metode ini adalah
proyek yang memiliki pekerjaan-pekerjaan yang berulang atau multi unit seperti
Universitas Sumatera Utara
proyek jalan raya, proyek pemasangan pipa, dan proyek perumahan. Selain itu jenis pekerjaan yang relatif sedikit dan durasi setiap item pekerjaan yang relatif sama juga
perlu dipertimbangkan karena hal ini berpengaruh pada lamanya durasi proyek.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan