Berdasarkan  definisi  tersebut  dapat  disimpukan  beberapa  pengertian  dari manajemen  proyek.  Manajemen  proyek  adalah  penerapan  ilmu  pengetahuan,
keahlian  dan  keterampilan,  cara  teknis  yang  terbaik  dan  dengan  sumber  daya  yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan
hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu serta keselamatan kerja Husen 2009:4.
Menurut  Ervianto  2005:21,  manajemen  proyek  adalah  semua  perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal gagasan hingga
berakhirnya  proyek  untuk  menjamin  pelaksanaan  proyek  secara  tepat  waktu,  tepat biaya dan tepat mutu.
2.2. Proyek Konstruksi
P
royek konstruksi merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang hanya dilaksanakan satu  kali  dan  umumn
ya  mempunyai  waktu  yang  pendek  dimana
awal  d
an  akhir  proyek relatif pasti.
Menurut  Dipohusodo  1996:69,  proyek  konstruksi  adalah  proyek  yang berkaitan  dengan  upaya  pembangunan  sesuatu  bangunan  infrastruktur,  yang
umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur.
Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi yaitu unik,
membutuhkan sumber daya, dan membutuhkan organisasi Ervianto, 2005:12.
 Bersifat  unik:  tidak  pernah  terjadi  rangkaian  kegiatan  yang  sama  persis
tidak  ada  proyek  yang  identik,  yang  ada  adalah  proyek  sejenis,  proyek bersifat sementara, dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda-beda.
Universitas Sumatera Utara
 Membutuhkan  sumber  daya  resources:  sumber  daya  yang  terlibat  di
proyek,  yaitu  pekerja  men,  uang  money,  mesin  manchines,  metode methods dan bahan materialis.
 Membutuhkan  organisasi:  setiap  organisasi  mempunyai  beragam  tujuan
dimana  didalamnya  terlibat  sejumlah  individu  dengan  keahlian  yang bervariasi,  perbedaan  ketertarikan,  kepribadian  yang  bervariasi  dan
ketidakpastian.
Gambar 2.1. Three dimentional objective
Kemudian  kinerja  proyek  konstruksi  dapat  diukur  berdasarkan  tiga  kendala triple  constrain:  sesuai  spesifikasi  yang  ditetapkan  tepat  mutu,  sesuai  time
schedule tepat waktu, dan sesuai biaya yang direncanakan tepat biaya.
Gambar 2.2. Triple constrain
Rangkaian  kegiatan  yang  dilakukan  pada  proyek  konstruksi  dapat  dibedakan atas dua jenis, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan proyek. Kegiatan rutin adalah suatu
rangkaian  kegiatan  yang  dilakukan  terus  menerus  dan  berulang  dalam  waktu  yang
Universitas Sumatera Utara
lama,  sedangkan  kegiatan  proyek  adalah  rangkaian  kegiatan  yang  hanya  satu  kali dilaksanakan  dan  umumnya  berlangsung  dalam  jangka  waktu  yang  pendek  dengan
jangka  waktu  yang  relatif  pasti.  Oleh  karena itu,  suatu  kegiatan  proyek  mempunyai awal dan akhir yang jelas serta hasil kegiatan yang bersifat unik Ervianto, 2005:13.
2.2.1. Jenis-Jenis Proyek Konstruksi
Menurut  Ervianto  2005:14,  proyek  konstruksi  dapat  dibedakan  menjadi  dua jenis kelompok bangunan, yaitu:
 Bangunan  gedung:  rumah,  kantor,  pabrik  dan  lain-lain.  Ciri-ciri  dari
kelompok bangunan ini adalah: 1.
Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal. 2.
Pekerjaan  dilaksanakan  pada  lokasi  yang  relatif  sempit  dan  kondisi pondasi umumnya sudah diketahui.
3. Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progressing pekerjaan.
 Bangunan  sipil:  jalan,  jembatan,  bendungan,  dan  infrastruktur  lainnya.
Ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah: 1.
Proyek  konstruksi  dilaksanakan  untuk  mengendalikan  alam  agar berguna bagi kepentingan manusia.
2. Pekerjaan  dilaksanakan  pada  lokasi  yang  luas  atau  panjang  dan
kondisi  pondasi  yang  sangat  berbeda  satu  sama  lain  dalam  suatu proyek.
3. Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
Universitas Sumatera Utara
Kedua  kelompok  bangunan  tersebut  sebenarnya  saling  tumpang  tindih,  tetapi pada  umumnya  direncanakan  dan  dilaksanakan  oleh  disiplin  ilmu  perencana  dan
pelaksanaan yang berbeda.
2.2.2. Tahap Kegiatan Dalam Proyek Konstruksi
Kegiatan  konstruksi  adalah  kegiatan  yang  harus  melalui  suatu  proses  yang panjang  dan  didalamnya  dijumpai  banyak  masalah  yang  harus  diselesaikan.
Disamping itu, di dalam kegiatan konstruksi terdapat suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dan berkaitan. Biasanya rangkaian kegiatan tersebut dimulai dari lahirnya
suatu  gagasan  yang  muncul  dari  suatu  kebutuhan  need,  pemikiran  kemungkinan keterlaksanaannya  feasibility  study,  keputusan  untuk  membangun  dan  pembuatan
penjelasan  penjabaran  yang  lebih  rinci  tentang  rumusan  kebutuhan  tersebut briefing, penuangan dalam bentuk rancangan awal preliminary design, pembuatan
rancangan  yang  lebih  rinci  dan  pasti  design  development  dan  detail  design, persiapan  administrasi  untuk  pelaksanaan  pembangunan  dengan  memilih  caoln
pelaksana  procurement,  kemudian  pelaksanaan  pembangunan  pada  lokasi  yang telah  disediakan  construction,  serta  pemeliharaan  dan  persiapan  penggunaan
bangunan  tersebut  maintenance,  start-up,  dan  implementation.  Kegiatan membangun  berakhir  pada  saat  bangunan  tersebut  mulai  digunakan  Ervianto,
2005:15. Lagi  menurut  Ervianto  2005:16,  beberapa  aspek  yang  harus  dikaji  dalam
setiap  tahapan  merupakan  kerangka  dasar  dari  proses  konstruksi.  Aspek  ini  terbagi menjadi empat kelompok utama, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
 Aspek  fungsional:  konsep  umum,  pola  operasional,  program  tata  ruang,
dan lain sebagainya. 
Aspek  lokasi  dan  lapangan:  iklim,  topografi,  jalan  masuk,  prasarana, formalitas hukum, dan lain sebagainya.
 Aspek  konstruksi:  prinsip  rancangan,  standar  teknis,  ketersediaan  bahan
bangunan, metoda membangun dan keselamatan operasi. 
Aspek  operasional:  adminstrasi  proyek,  arus  kas,  kebutuhan  perawatan, kesehatan dan keselamatan kerja.
2.2.2.1.  Tahap Studi Kelayakan
Studi  kelayakan  proyek  merupakan  studi  awal  yang  dilakukan  terhadap  suatu rencana  proyek.  Pada  tahap  ini  akan  dilakukan  studi  apakah  suatu  proyek  tersebut
layak atau tidak  untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan  dan perancangan, aspek ekonomi biaya dan sumber pendanaan, maupun aspek lingkungan. Jadi studi
kelayakan  ini  bertujuan  untuk  meyakinkan  pemilik  proyek  owner  bahwa  proyek konstruksi yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan.
Menurut  Ervianto  2005:16,  kegiatan  yang  dilaksanakan  pada  tahap  studi kelayakan feasibility study adalah:
1. Menyusun  rancangan  proyek  secara  kasar  dan  membuat  estimasi  biaya
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut. 2.
Meramalkan  manfaat  yang  akan  diperoleh  jika  proyek  tersebut dilaksanakan,  baik  manfaat  langsung  manfaat  ekonomis  maupun
manfaast tidak langsung fungsi sosial.
Universitas Sumatera Utara
3. Menyusun  analisa  kelayakan  proyek,  baik  secara  ekonomis  maupun
finansial. 4.
Menganalisis  dampak  lingkungan  yang  mungkin  terjadi  apabila  proyek tersebut dilaksanakan.
2.2.2.2.  Tahap Penjelasan
Setelah  studi  kelayakan  proyek  dilaksanakan  dan  dinyatakan  layak  untuk dilanjutkan,  pemilik  proyek  owner  melakukan  penjelasan  briefing  kepada
konsultan  perencana  proyek.  Hal  yang  disampaikan  mengenai  fungsi  proyek  dan biaya  yang  diizinkan  sehingga  konsultan  perencana  dapat  secara  tepat  menafsirkan
keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan. Menurut  Ervianto  2005:17,  kegiatan  yang  dilaksanakan  pada  tahan
penjelasan briefing adalah: 1.
Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli. 2.
Mempertimbangkan  kebutuhan  pemakai,  keadaan  lokasi  dan  lapangan, merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
3. Mempersiapkan  ruang  lingkup  kerja,  jadwal  waktu,  taksiran  biaya  dan
implikasinya, serta rencana pelaksanaan. 4.
Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat memberikan gambaran berupa denah dan batas-batas proyek.
2.2.2.3.  Tahap Perancangan
Tahap  perancangan  design  ini  bertujuan  melengkapi  penjelasan  proyek  dan menentukan tata letak, rancangan, metode konstruksi, dan taksiran biaya konstruksi
Universitas Sumatera Utara
agar  mendapatkan  persetujuan  dari  pemilik  proyek  dan  pihak  berwenang  yang terlibat.  Tahap  ini  juga  mempersiapkan  informasi  pelaksanaan  yang  diperlukan,
termasuk gambar rencana dan spesifikasi, serta melengkapi semua dokumen tender. Menurut  Ervianto  2005:17,  kegiatan  yang  dilaksanakan  pada  tahap
perancangan design adalah: 1.
Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penyelesaian akhir. 2.
Memeriksa masalah teknis. 3.
Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari pemilik proyek. 4.
Mempersiapkan: a.
Rancangan skema perancangan termasuk taksiran biaya. b.
Rancangan terinci. c.
Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal. d.
Daftar kuantitas. e.
Taksiran biaya akhir. f.
Program pelaksanaan pendahuluan, termasuk jadwal waktu.
2.2.2.4.  Tahap Pengadaan Pelelangan
Setelah tahap perancangan diselesaikan oleh konsultan perencana, maka tahap selanjutnya  adalah  mencari  penyedia  jasa  yang  akan  menjadi  pelaksana  konstruksi.
Proses ini disebut procurement. Salah satu cara untuk mencari penyedia jasa adalah dengan pelelangan atau tender. Pelelangan didefinisikan sebagai berikut.
Serangkaian  kegiatan  untuk  menyediakan  barang  jasa  dengan  cara  menciptakan persaingan  yang  sehat  diantara  penyedia  barang  jasa  yang  setara  dan  memenuhi
syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikutioleh pihak-pihak yang terkait secara azas sehingga terpilih penyedia terbaik.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan pelelangan di Indonesia diatur oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia  tentang  Pelaksanaan  Anggaran  Pendapatan  dan  Belanja  Negara  Keppres
tentang  Pelaksanaan  APBN.  Keppres  yang  mengatur  pengadaan  barang  dan  jasa telah beberapa kali mengalami penyempurnaan, yang terbaru adalah Keppres No. 80
Tahun 2003. Secara  umum  kegiatan  yang  dilakukan  dalam  tahap  pengadaan  pelelangan
adalah sebagai berikut.
Tahap Kegiatan Dokumen
Prakualifikasi Dokumen Disain
Gambar rencana, anggaran biaya, syarat lelang, spesifikasi, bill of quantity BOQ
Waktu penyesuaian Pengumuman lelang
Dokumen Lelang
Gambar rencana, spesifikasi, bill of quantity Pendaftara lelang
Pengambilan dokumen Undangan lelang
Rapat penjelasan pekerjaan Peninjauan lokasi
Penyusunan anggaran Pemasukan penawaran
Evaluasi dan negosiasi Keputusan pemenang
Pelaksanaan konstruksi
Dokumen Kontrak
Gambar  rencana,  anggaran  biaya,  spesifikasi, bill  of  quantity,  persyaratan  kontrak,  berita
acara  penjelasan  pekerjaan,  bentuk  surat penawaran,  bentuk  kontrak  addendum, change
order Pemeliharaan
Tabel 2.1. Tahap pengadaan pelelangan
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.5.  Tahap Pelaksanaan
Tahap  pelaksanaan  construction  ini  bertujuan  mewujudkan  bangunan  yang dibutuhkan  oleh  pemilik  proyek  yang  telah  dirancang  oleh  konsultan  perencana
dalam  batasan  biaya  tepat  biaya,  waktu  yang  telah  disepakati  tepat  waktu,  dan dengan mutu yang telah disyaratkan tepat mutu.
Menurut  Ervianto  2005:18,  kegiatan  yang  dilakukan  adalah  merencanakan, mengoordinasi, mengendalikan semua operasional dilapangan.
Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah: 1.
Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan. 2.
Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan. 3.
Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja. 4.
Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material. Kegiatan koordinasi adalah:
1. Mengoordinasikan  seluruh  kegiatan  pembangunan,  baik  untuk  bangunan
sementara  maupun  bangunan  permanen,  serta  semua  fasilitas  dan perlengkapan yang terpasang.
2. Mengoordinasikan para subkontraktor.
3. Penyeliaan umum.
2.2.2.6.  Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan
Tahap pemeliharaan dan persiapan penggunaan maintenance and start up ini bertujuan  untuk  menjamin  kesesuaian  bangunan  yang  telah  selesai  dilaksanakan
dengan  dokumen  kontrak  yang  telah  ditetapkan  serta  peruntukan  fasilitas  yang  ada apakah  telah  sesuai  dengan  sebagaimana  mestinya.  Selain  itu,  pada  tahap  ini  juga
Universitas Sumatera Utara
dibuat  suatu  catatan  mengenai  konstruksi  berikut  petunjuk  operasinya  dan  melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang tersedia.
Menurut Ervianto 2005:19, kegiatan yang dilakukan pada tahap maintenance and start up ini adalah:
1. Mempersiapkan  catatan  pelaksanaan,  baik  berupa  data-data  selama
pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan as built drawing. 2.
Meneliti  bangunan  secara  cermat  dan  memperbaiki  kerusakan-kerusakan yang terjadi.
3. Mempersiapkan  petunjuk  operasional  pelaksanaan  serta  pedoman
pemeliharaannya. 4.
Melatih staf untuk melaksanakan pemeliharaan.
2.3. Perencanaan Proyek