Proyek Konstruksi KESIMPULAN DAN SARAN 85

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpukan beberapa pengertian dari manajemen proyek. Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu serta keselamatan kerja Husen 2009:4. Menurut Ervianto 2005:21, manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal gagasan hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.

2.2. Proyek Konstruksi

P royek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya dilaksanakan satu kali dan umumn ya mempunyai waktu yang pendek dimana awal d an akhir proyek relatif pasti. Menurut Dipohusodo 1996:69, proyek konstruksi adalah proyek yang berkaitan dengan upaya pembangunan sesuatu bangunan infrastruktur, yang umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur. Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi yaitu unik, membutuhkan sumber daya, dan membutuhkan organisasi Ervianto, 2005:12.  Bersifat unik: tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek sejenis, proyek bersifat sementara, dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda-beda. Universitas Sumatera Utara  Membutuhkan sumber daya resources: sumber daya yang terlibat di proyek, yaitu pekerja men, uang money, mesin manchines, metode methods dan bahan materialis.  Membutuhkan organisasi: setiap organisasi mempunyai beragam tujuan dimana didalamnya terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan, kepribadian yang bervariasi dan ketidakpastian. Gambar 2.1. Three dimentional objective Kemudian kinerja proyek konstruksi dapat diukur berdasarkan tiga kendala triple constrain: sesuai spesifikasi yang ditetapkan tepat mutu, sesuai time schedule tepat waktu, dan sesuai biaya yang direncanakan tepat biaya. Gambar 2.2. Triple constrain Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada proyek konstruksi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan proyek. Kegiatan rutin adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan terus menerus dan berulang dalam waktu yang Universitas Sumatera Utara lama, sedangkan kegiatan proyek adalah rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berlangsung dalam jangka waktu yang pendek dengan jangka waktu yang relatif pasti. Oleh karena itu, suatu kegiatan proyek mempunyai awal dan akhir yang jelas serta hasil kegiatan yang bersifat unik Ervianto, 2005:13.

2.2.1. Jenis-Jenis Proyek Konstruksi

Menurut Ervianto 2005:14, proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok bangunan, yaitu:  Bangunan gedung: rumah, kantor, pabrik dan lain-lain. Ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah: 1. Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal. 2. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi pondasi umumnya sudah diketahui. 3. Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progressing pekerjaan.  Bangunan sipil: jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya. Ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah: 1. Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan manusia. 2. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi pondasi yang sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek. 3. Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Universitas Sumatera Utara Kedua kelompok bangunan tersebut sebenarnya saling tumpang tindih, tetapi pada umumnya direncanakan dan dilaksanakan oleh disiplin ilmu perencana dan pelaksanaan yang berbeda.

2.2.2. Tahap Kegiatan Dalam Proyek Konstruksi

Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan didalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Disamping itu, di dalam kegiatan konstruksi terdapat suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dan berkaitan. Biasanya rangkaian kegiatan tersebut dimulai dari lahirnya suatu gagasan yang muncul dari suatu kebutuhan need, pemikiran kemungkinan keterlaksanaannya feasibility study, keputusan untuk membangun dan pembuatan penjelasan penjabaran yang lebih rinci tentang rumusan kebutuhan tersebut briefing, penuangan dalam bentuk rancangan awal preliminary design, pembuatan rancangan yang lebih rinci dan pasti design development dan detail design, persiapan administrasi untuk pelaksanaan pembangunan dengan memilih caoln pelaksana procurement, kemudian pelaksanaan pembangunan pada lokasi yang telah disediakan construction, serta pemeliharaan dan persiapan penggunaan bangunan tersebut maintenance, start-up, dan implementation. Kegiatan membangun berakhir pada saat bangunan tersebut mulai digunakan Ervianto, 2005:15. Lagi menurut Ervianto 2005:16, beberapa aspek yang harus dikaji dalam setiap tahapan merupakan kerangka dasar dari proses konstruksi. Aspek ini terbagi menjadi empat kelompok utama, yaitu: Universitas Sumatera Utara  Aspek fungsional: konsep umum, pola operasional, program tata ruang, dan lain sebagainya.  Aspek lokasi dan lapangan: iklim, topografi, jalan masuk, prasarana, formalitas hukum, dan lain sebagainya.  Aspek konstruksi: prinsip rancangan, standar teknis, ketersediaan bahan bangunan, metoda membangun dan keselamatan operasi.  Aspek operasional: adminstrasi proyek, arus kas, kebutuhan perawatan, kesehatan dan keselamatan kerja.

2.2.2.1. Tahap Studi Kelayakan

Studi kelayakan proyek merupakan studi awal yang dilakukan terhadap suatu rencana proyek. Pada tahap ini akan dilakukan studi apakah suatu proyek tersebut layak atau tidak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi biaya dan sumber pendanaan, maupun aspek lingkungan. Jadi studi kelayakan ini bertujuan untuk meyakinkan pemilik proyek owner bahwa proyek konstruksi yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan. Menurut Ervianto 2005:16, kegiatan yang dilaksanakan pada tahap studi kelayakan feasibility study adalah: 1. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut. 2. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan, baik manfaat langsung manfaat ekonomis maupun manfaast tidak langsung fungsi sosial. Universitas Sumatera Utara 3. Menyusun analisa kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun finansial. 4. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut dilaksanakan.

2.2.2.2. Tahap Penjelasan

Setelah studi kelayakan proyek dilaksanakan dan dinyatakan layak untuk dilanjutkan, pemilik proyek owner melakukan penjelasan briefing kepada konsultan perencana proyek. Hal yang disampaikan mengenai fungsi proyek dan biaya yang diizinkan sehingga konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan. Menurut Ervianto 2005:17, kegiatan yang dilaksanakan pada tahan penjelasan briefing adalah: 1. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli. 2. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu. 3. Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan implikasinya, serta rencana pelaksanaan. 4. Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat memberikan gambaran berupa denah dan batas-batas proyek.

2.2.2.3. Tahap Perancangan

Tahap perancangan design ini bertujuan melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak, rancangan, metode konstruksi, dan taksiran biaya konstruksi Universitas Sumatera Utara agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat. Tahap ini juga mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi, serta melengkapi semua dokumen tender. Menurut Ervianto 2005:17, kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perancangan design adalah: 1. Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penyelesaian akhir. 2. Memeriksa masalah teknis. 3. Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari pemilik proyek. 4. Mempersiapkan: a. Rancangan skema perancangan termasuk taksiran biaya. b. Rancangan terinci. c. Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal. d. Daftar kuantitas. e. Taksiran biaya akhir. f. Program pelaksanaan pendahuluan, termasuk jadwal waktu.

2.2.2.4. Tahap Pengadaan Pelelangan

Setelah tahap perancangan diselesaikan oleh konsultan perencana, maka tahap selanjutnya adalah mencari penyedia jasa yang akan menjadi pelaksana konstruksi. Proses ini disebut procurement. Salah satu cara untuk mencari penyedia jasa adalah dengan pelelangan atau tender. Pelelangan didefinisikan sebagai berikut. Serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedia barang jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikutioleh pihak-pihak yang terkait secara azas sehingga terpilih penyedia terbaik. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan pelelangan di Indonesia diatur oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Keppres tentang Pelaksanaan APBN. Keppres yang mengatur pengadaan barang dan jasa telah beberapa kali mengalami penyempurnaan, yang terbaru adalah Keppres No. 80 Tahun 2003. Secara umum kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengadaan pelelangan adalah sebagai berikut. Tahap Kegiatan Dokumen Prakualifikasi Dokumen Disain Gambar rencana, anggaran biaya, syarat lelang, spesifikasi, bill of quantity BOQ Waktu penyesuaian Pengumuman lelang Dokumen Lelang Gambar rencana, spesifikasi, bill of quantity Pendaftara lelang Pengambilan dokumen Undangan lelang Rapat penjelasan pekerjaan Peninjauan lokasi Penyusunan anggaran Pemasukan penawaran Evaluasi dan negosiasi Keputusan pemenang Pelaksanaan konstruksi Dokumen Kontrak Gambar rencana, anggaran biaya, spesifikasi, bill of quantity, persyaratan kontrak, berita acara penjelasan pekerjaan, bentuk surat penawaran, bentuk kontrak addendum, change order Pemeliharaan Tabel 2.1. Tahap pengadaan pelelangan Universitas Sumatera Utara

2.2.2.5. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan construction ini bertujuan mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang telah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya tepat biaya, waktu yang telah disepakati tepat waktu, dan dengan mutu yang telah disyaratkan tepat mutu. Menurut Ervianto 2005:18, kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan, mengoordinasi, mengendalikan semua operasional dilapangan. Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah: 1. Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan. 2. Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan. 3. Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja. 4. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material. Kegiatan koordinasi adalah: 1. Mengoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan, baik untuk bangunan sementara maupun bangunan permanen, serta semua fasilitas dan perlengkapan yang terpasang. 2. Mengoordinasikan para subkontraktor. 3. Penyeliaan umum.

2.2.2.6. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan

Tahap pemeliharaan dan persiapan penggunaan maintenance and start up ini bertujuan untuk menjamin kesesuaian bangunan yang telah selesai dilaksanakan dengan dokumen kontrak yang telah ditetapkan serta peruntukan fasilitas yang ada apakah telah sesuai dengan sebagaimana mestinya. Selain itu, pada tahap ini juga Universitas Sumatera Utara dibuat suatu catatan mengenai konstruksi berikut petunjuk operasinya dan melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang tersedia. Menurut Ervianto 2005:19, kegiatan yang dilakukan pada tahap maintenance and start up ini adalah: 1. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan as built drawing. 2. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi. 3. Mempersiapkan petunjuk operasional pelaksanaan serta pedoman pemeliharaannya. 4. Melatih staf untuk melaksanakan pemeliharaan.

2.3. Perencanaan Proyek