Pasal 9 : Dalam hal pelaksanaan pemberian kompensasi, restitusi, dan atau

Nasional Hak Asasi Manusia, pada tahap penyelidikan; Kejaksaan, pada tahap penyidikan dan penuntutan dan Pengadilan, pada tahap pemeriksaan. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi, Dan Rehabilitasi Terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Yang Berat Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi terhadap korban pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Pelanggaran HAM yang berat tersebut adalah pelanggaran hak asasi manusia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM . Pasal yang melindungi hak-hak korban yaitu : a. Pasal 2 : Kompensasi, restitusi, dan atau rehabilitasi diberikan kepada korban atau keluarga korban yang merupakan ahli warisnya dan harus dilaksanakan secara tepat, cepat, dan layak . 31 b. Pasal 7 : Instansi Pemerintah Terkait melaksanakan pemberian kompensasi dan atau rehabilitasi serta pelaku atau pihak ketiga melaksanakan pemberian restitusi, paling lambat 30 tiga puluh hari kerja terhitung sejak berita acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diterima. c. Pasal 8 : Pelaksanaan pemberian kompensasi, restitusi, dan atau rehabilitasi, dilaporkan oleh Instansi Pemerintah Terkait, pelaku, atau pihak ketiga kepada Ketua Pengadilan HAM yang memutus perkara, disertai dengan tanda bukti pelaksanaan pemberian kompensasi, restitusi, dan atau rehabilitasi. Kemudian tanda bukti tersebut disampaikan kepada korban atau keluarga korban yang merupakan ahli warisnya. Ketua Pengadilan HAM menerima tanda bukti kemudian mengumumkan pelaksanaan tersebut pada papan pengumuman pengadilan yang bersangkutan.

d. Pasal 9 : Dalam hal pelaksanaan pemberian kompensasi, restitusi, dan atau

rehabilitasi kepada pihak korban melampaui batas waktu sebagaimana 31 Penjelasan Pasal 2 Ayat 1 PP No. 3 Tahun 2002 bahwa : Yang dimaksud dengan ahli waris adalah ahli waris sesuai dengan penetapan pengadilan. Lihat Penjelasan Pasal Ayat 2 bahwa : Yang dimaksud dengan tepat adalah bahwa penggantian kerugian dan atau pemulihan hak-hak lainnya diberikan kepada korban yang memang mengalami penderitaan sebagai akibat pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Yang dimaksud dengan cepat adalah bahwa penggantian kerugian dan atau pemulihan hak-hak lainnya diberikan kepada korban sesegera mungkin dalam rangka secepatnya mengurangi penderitaan korban. Yang dimaksud dengan layak adalah bahwa penggantian kerugian dan atau pemulihan hak-hak lainnya diberikan kepada korban secara patut berdasarkan rasa keadilan. Universitas Sumatera Utara dimaksud dalam Pasal 7, korban atau keluarga korban yang merupakan ahli warisnya dapat melaporkan hal tersebut kepada Jaksa Agung. Kemudian Jaksa Agung segera memerintahkan Instansi Pemerintah Terkait, pelaku, atau pihak ketiga untuk melaksanakan putusan tersebut paling lambat 7 tujuh hari kerja terhitung sejak tanggal perintah tersebut diterima. e. Pasal 10 : Dalam hal pemberian kompensasi, restitusi, dan atau rehabilitasi dapat dilakukan secara bertahap, maka setiap tahapan pelaksanaan atau kelambatan pelaksanaan harus dilaporkan kepada Jaksa Agung. 32 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Negara Indonesia menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga negaranya termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan hak asasi manusia; dan anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat manusia sebagai manusia seutuhnya dan ini adalah bagian dari pembukaan Undang-Undang tentang Perlindungan Anak. a. Pasal 59 : Pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak tereksploitasi secara ekonomi danatau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya napza, anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik danatau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran.

b. Pasal 66 : Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi secara ekonomi