TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.2 TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.2.1 Analisis Kebutuhan dan Rancangan Sistem

Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Pada analisis kebutuhan sistem ini desain prototipe dari sistem berdasarkan analisis dari pengembang. Terdapat tiga tahapan dalam analisis kebutuhan sistem yaitu :

A. Studi pustaka penelitian sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Studi pustaka terhadap penelitian SIG fasilitas kesehatan bertujuan untuk

mengetahui fungsi apa saja yang terdapat dalam SIG fasilitas kesehatan yang sudah dirancang pada penelitian sebelumnya, fasilitas kesehatan apa saja yang sudah disajikan dalam penelitian sebelumnya, informasi apa saja yang disajikan yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan, pengguna SIG fasilitas kesehatan, dan software yang digunakan untuk pengembangan SIG fasilitas kesehatan. Pada tahap studi pustaka ini digunakan empat penelitian yang berkaitan dengan SIG fasilitas kesehatan yang dijadikan acuan. Empat penelitian tersebut yaitu penelitian Dharmaputeri (2009), Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008), dan Sukoco (2010).

B. Identifikasi informasi fasilitas kesehatan di Kota Surakarta Tahap identifikasi informasi fasilitas kesehatan ini bertujuan untuk

mengetahui fasilitas kesehatan apa saja yang sebaiknya disajikan, informasi apa saja yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan yang sebaiknya disajikan, dan pengguna dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Identifikasi ini dilakukan dengan melihat data dan hasil wawancara yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Identifikasi informasi fasilitas kesehatan ini juga dilakukan dengan melihat dan menelaah informasi yang terdapat dalam brosur, papan reklame, atau website yang disediakan oleh masing-masing fasilitas kesehatan. Selain itu identifikasi juga melihat hasil studi pustaka penelitian sebelumnya.

Surakarta Hasil studi pustaka penelitian SIG fasilitas kesehatan pada penelitian sebelumnya dan identifikasi informasi fasilitas kesehatan di Kota Surakarta dibuat detail rancangan sistemnya. Detail dari rancangan sistem dikemukakan dalam deskripsi umum, karakteristik pengguna, kebutuhan fungsional, batasan sistem, dan pemilihan software untuk perancangan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta.

Deskripsi umum merupakan gambaran umum bagaimana prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta berjalan. Karakteristik pengguna merupakan penjelasan secara lebih detail mengenai pengguna yang terdapat pada tahap identifikasi informasi fasilitas kesehatan. Kebutuhan fungsional diperoleh dari hasil telaah dan penggabungan informasi yang ada pada tahap studi pustaka penelitian SIG fasilitas kesehatan dan tahap identifikasi informasi fasilitas kesehatan di Kota Surakarta. Selain itu kebutuhan fungsional juga diperoleh dengan cara mengamati dan mencoba fungsi atau kemampuan yang ada pada website SIG lain seperti google maps, urban planning Pula, dan lain sebagainya. Kebutuhan fungsional berisi fungsi atau kemampuan apa saja yang seharusnya ada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Batasan sistem menjelaskan mengenai batasan-batasan yang terdapat pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang. Pemilihan software merupakan langkah untuk memperoleh software apa yang digunakan untuk perancangan dengan cara melihat dan mencoba software yang digunakan pada penelitian sebelumnya dan software yang ada di pasaran.

3.2.2 Digitasi Peta Surakarta

Digitasi peta Surakarta ini dilakukan untuk membuat peta digital Surakarta sesuai dengan yang diinginkan. Peta Surakarta hasil digitasi ini akan digunakan sebagai peta dasar dalam pembuatan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Peta Surakarta yang didigitasi berasal dari peta Bakosurtanal dan peta hasil olahan Sukoco (2010). Peta hasil olahan Sukoco (2010) yang digunakan yaitu peta jaringan jalan yang di dalam telah terdapat hasil perhitungan model Digitasi peta Surakarta ini dilakukan untuk membuat peta digital Surakarta sesuai dengan yang diinginkan. Peta Surakarta hasil digitasi ini akan digunakan sebagai peta dasar dalam pembuatan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Peta Surakarta yang didigitasi berasal dari peta Bakosurtanal dan peta hasil olahan Sukoco (2010). Peta hasil olahan Sukoco (2010) yang digunakan yaitu peta jaringan jalan yang di dalam telah terdapat hasil perhitungan model

3.2.3 Pengumpulan Data Spasial dan Non Spasial Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta

Data non spasial yang dimaksud adalah informasi yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan seperti nama, alamat, nomor telepon, dan lain sebagainya. Sedangkan data spasial yang dimaksud adalah data titik koordinat fasilitas kesehatan. Pengumpulan data non spasial dilakukan dengan cara meminta data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta, mengambil brosur, melihat website, atau melihat papan reklame fasilitas kesehatan. Sedangkan pengumpulan data spasial yang dilakukan dengan cara datang langsung ke fasilitas-fasilitas kesehatan dan mencatat titik koordinat fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut dengan menggunakan Global Positioning System (GPS). Terdapat juga data spasial yang didapatkan dari penelitian sebelumnya yaitu data spasial puskesmas. Data spasial puskesmas diperoleh dari penelitian Fatchiyati (2009).

3.2.4 Digitasi Fasilitas Kesehatan

Digitasi fasilitas kesehatan ini dilakukan setelah mendapatkan data-data spasial dan non spasial. Digitasi ini dilakukan dengan maksud untuk menggabungkan data spasial dan non spasial fasilitas-fasilitas kesehatan dengan peta dasar Surakarta yang telah didigitasi sebelumnya. Sehingga didapat peta Surakarta yang telah berisi lokasi fasilitas kesehatan serta informasi mengenai fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut. Proses digitasi fasilitas kesehatan juga dilakukan dengan bantuan aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3.

3.2.5 Pengolahan Data Spasial

Data spasial yang didapat kemudian diolah dengan salah satu aplikasi sistem informasi geografis yang ada yaitu ArcGIS 9.3 untuk mendapatkan berbagai data baru yang akan digunakan untuk membangun database dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Data baru yang dapat diperoleh dari pengolahan data spasial ini adalah rute menuju fasilitas kesehatan. Penentuan rute menggunakan data waktu tempuh tiap ruas jalan dari hasil penelitian Sukoco Data spasial yang didapat kemudian diolah dengan salah satu aplikasi sistem informasi geografis yang ada yaitu ArcGIS 9.3 untuk mendapatkan berbagai data baru yang akan digunakan untuk membangun database dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Data baru yang dapat diperoleh dari pengolahan data spasial ini adalah rute menuju fasilitas kesehatan. Penentuan rute menggunakan data waktu tempuh tiap ruas jalan dari hasil penelitian Sukoco

3.2.6 Perancangan Aplikasi Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kesehatan

Perancangan aplikasi prototipe SIG fasilitas kesehatan ini melalui beberapa tahap antara lain perancangan database dimana dalam pengembangan prototipe SIG fasilitas kesehatan ini menggunakan data-data spasial dan non spasial yang telah diolah sebelumnya dengan aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3. Nantinya jika memang dibutuhkan, dalam perancangan database, dapat digunakan proses normalisasi. Berikutnya yaitu perancangan interface ini dilakukan dalam dua tahap perancangan berdasarkan tahap perancangan interface yang dikemukakan oleh Al Fatta (2007). Tahap pertama yaitu perancangan perangkat lunak / menu dan tahap perancangan interface yang terdiri dari desain form masukan, desain aplikasi server, desain aplikasi klien dan desain form keluaran. Kemudian perancangan program prototipe SIG fasilitas kesehatan ini menggunakan pemrograman berbasis web dengan menggunakan Mapserver dan framework Pmapper.

3.2.7 Pengujian Aplikasi

Pengujian aplikasi dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan sistem atau belum. Pengujian sistem ini terdiri dari dua tahap yaitu black box testing dan white box testing. Black box testing dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diingin kan (Al Pengujian aplikasi dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan sistem atau belum. Pengujian sistem ini terdiri dari dua tahap yaitu black box testing dan white box testing. Black box testing dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diingin kan (Al