ANALISIS KEBUTUHAN DAN RANCANGAN SISTEM

4.1 ANALISIS KEBUTUHAN DAN RANCANGAN SISTEM

Analisis kebutuhan adalah tahapan untuk mengetahui kebutuhan dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang. Analisis kebutuhan desain prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta berdasarkan analisis peneliti. Oleh karena itu analisis kebutuhan prototipe SIG fasilitas kesehatan ini dilakukan dengan cara mempelajari dan melakukan studi pustaka terhadap jurnal dan tugas akhir yang berkaitan dengan perancangan SIG fasilitas kesehatan. Selain itu analisis kebutuhan juga dilakukan dengan mengamati website SIG yang ada baik website SIG fasilitas kesehatan atau bukan.

4.1.1 Studi Pustaka Penelitian Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kesehatan

Studi pustaka penelitian ini dilakukan terhadap penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan perancangan SIG fasilitas kesehatan. Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan untuk studi pustaka yaitu penelitian Dharmaputeri (2009), Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008), dan Sukoco (2010). Studi pustaka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan apa saja yang ada pada SIG fasilitas kesehatan, fasilitas apa saja yang disajikan pada SIG fasilitas kesehatan, informasi apa saja yang perlu disajikan yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan, dan software yang digunakan untuk perancangan SIG. Berikut ini pembahasan dari hasil studi pustaka yang dilakukan terhadap penelitian sebelumnya.

A. Fasilitas kesehatan yang disajikan

Hasil studi pustaka terhadap penelitian Dharmaputeri (2009) dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan yang disajikan berupa rumah sakit, puskesmas, dan klinik. Sedangkan Sukoco (2010), Nugraha dan Agushinta (2010), dan Babu Hasil studi pustaka terhadap penelitian Dharmaputeri (2009) dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan yang disajikan berupa rumah sakit, puskesmas, dan klinik. Sedangkan Sukoco (2010), Nugraha dan Agushinta (2010), dan Babu

Tabel 4.1 Fasilitas kesehatan pada penelitian sebelumnya

Penelitian

Fasilitas kesehatan yang disajikan

Dharmaputeri (2009) Rumah sakit, puskesmas, klinik Nugraha dan Agushinta (2010)

Rumah sakit

Babu (2008)

Rumah sakit

Sukoco (2010)

Rumah sakit

B. Informasi yang disajikan yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan

Berdasarkan hasil studi pustaka empat penelitian didapatkan hasil bahwa terdapat penyajian informasi yang terkait dengan fasilitas kesehatan. Tabel 4.2 memuat informasi yang disajikan yang berkaitan fasilitas kesehatan pada masing- masing penelitian. Sebagai contoh pada tabel 4.2 memperlihatkan bahwa penelitian Nugraha dan Agushinta (2010) menyajikan informasi berkaitan dengan rumah sakit berupa nama alamat, nomor telepon, nomor fax, website, dan gambar rumah sakit.

Tabel 4.2 Informasi terkait fasilitas kesehatan yang disajikan pada penelitian sebelumnya

Penelitian

Informasi yang disajikan

Dharmaputeri (2009)

Tidak dijelaskan secara detail informasi yang disajikan terkait rumah sakit, puskesmas, dan klinik

Nugraha dan Agushinta (2010)

Disajikan informasi berupa nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, website , dan gambar rumah sakit

Babu (2008)

Disajikan informasi berupa nama, alamat, nomor telepon, website, layanan, dan dokter rumah sakit

Sukoco (2010)

Disajikan informasi berupa nama, alamat, dan nomor telepon rumah sakit

C. Fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem informasi geografis

Berdasarkan hasil studi pustaka empat penelitian didapatkan hasil bahwa terdapat beberapa kemampuan yang dapat dilakukan oleh SIG yang dirancang. Tabel 4.3 menampilkan kemampuan SIG yang terdapat pada masing-masing penelitian.

Tabel 4.3 Fungsi yang terdapat SIG fasilitas kesehatan pada penelitian sebelumnya

Fungsi

Menampilkan peta lokasi fasilitas kesehatan Menampilkan informasi fasilitas kesehatan

Mencari fasilitas kesehatan

- Mencari fasilitas kesehatan berdasarkan radius

- Mencari dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan

Melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta - Melakukan pergeseran peta

- Menampilkan dan menyembunyikan layer

- Melakukan pembaharuan data spasial

- Melakukan pembaharuan data non spasial

- Keterangan :

D : Dharmaputeri (2009) N

: Nugraha dan Agushinta (2010)

B : Babu (2008) S

: Sukoco (2010) : Menandakan ada fungsi

: Menandakan tidak ada fungsi *

: Menandakan tidak disebutkan fungsi tersebut dalam penelitian Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa fungsi SIG untuk menampilkan peta lokasi fasilitas kesehatan terdapat pada keempat penelitian. Sedangkan fungsi pencarian dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan terdapat pada SIG penelitian Babu (2008) dan Sukoco (2010).

Berdasarkan hasil studi pustaka didapatkan hasil bahwa pengguna SIG fasilitas kesehatan pada penelitian Babu (2008), Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010) adalah masyarakat umum dan administrator. Sedangkan pada penelitian Sukoco (2010) penggunanya adalah masyarakat umum. Tabel 4.4 menunjukkan pengguna sistem informasi geografis fasilitas kesehatan pada empat penelitian.

Tabel 4.4 Pengguna SIG pada penelitian sebelumnya

Penelitian

Pengguna

Dharmaputeri (2009) Masyarakat umum dan administrator Nugraha dan Agushinta (2010)

Masyarakat umum dan administrator Babu (2008)

Masyarakat umum dan administrator Sukoco (2010)

Masyarakat umum

E. Software yang digunakan untuk perancangan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan

Berdasarkan hasil studi pustaka didapat hasil bahwa terdapat beberapa software yang digunakan untuk dapat merancang SIG fasilitas kesehatan. Tabel

4.5 menunjukkan software yang digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya untuk merancang SIG.

Tabel 4.5 Software yang digunakan pada penelitian sebelumnya

Penelitian

Software Pengolah Data Spasial

Software Pengolah

Website SIG

Basis Data

Dharmaputeri (2009)

Quantum GIS

Mapserver, framework Chameleon, dan php

PostgreSQL

Nugraha dan Agushinta (2010)

Quantum GIS

Mapserver, framework Chameleon, dan php

PostgreSQL

Penelitian

Software Pengolah Data Spasial

Software Pengolah

Website SIG

Basis Data

Babu (2008)

ArcView GIS, basis data

Microsoft Access

Tabel 4.5 memperlihatkan penelitian Nugraha dan Agushinta (2010) dan Dharmaputeri (2009) menggunakan Quantum GIS untuk mengolah data spasial. Penelitian Nugraha dan Agushinta (2010) dan Dharmaputeri (2009) menggunakan Mapserver, framework Chameleon, dan php untuk menampilkan olahan data spasial dalam bentuk website. Selain itu basis data yang digunakan yaitu PostgreSQL.

4.1.2 Identifikasi Informasi Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta

Identifikasi dilakukan terhadap data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta, hasil wawancara dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta, dan informasi yang terdapat pada brosur, papan reklame, atau website fasilitas kesehatan. Hasil identifikasi ini berupa fasilitas kesehatan apa saja yang disajikan sebaiknya disajikan, informasi apa saja yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan yang sebaiknya disajikan, dan pengguna dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Berikut ini hasil identifikasi yang telah dilakukan.

A. Fasilitas kesehatan yang disajikan

Hasil dari studi pustaka penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa keempat penelitian menyajikan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit. Tetapi pada penelitian Dharmaputeri (2009) juga menyajikan fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan klinik. Oleh karena itu pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang tidak hanya menyajikan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit tetapi juga fasilitas kesehatan lain. Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kota Surakarta terdapat tujuh jenis fasilitas kesehatan yang sebaiknya disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tujuh jenis fasilitas kesehatan tersebut sering dikunjungi oleh masyarakat baik dari lokal Kota Hasil dari studi pustaka penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa keempat penelitian menyajikan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit. Tetapi pada penelitian Dharmaputeri (2009) juga menyajikan fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan klinik. Oleh karena itu pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang tidak hanya menyajikan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit tetapi juga fasilitas kesehatan lain. Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kota Surakarta terdapat tujuh jenis fasilitas kesehatan yang sebaiknya disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tujuh jenis fasilitas kesehatan tersebut sering dikunjungi oleh masyarakat baik dari lokal Kota

1. Rumah sakit

2. Puskesmas

3. Rumah bersalin

4. Klinik atau balai pengobatan

5. Apotek

6. Dokter praktek

7. Laboratorium.

B. Informasi terkait fasilitas kesehatan yang disajikan

Berdasarkan hasil melihat dan menelaah informasi-informasi yang terdapat pada brosur, papan reklame, atau website yang disediakan masing-masing penyedia fasilitas kesehatan serta data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta maka informasi yang sebaiknya disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta berbeda-beda untuk masing-masing fasilitas kesehatan. Berikut ini detail dari informasi yang disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta.

1. Rumah sakit Informasi yang biasa tersedia pada brosur atau website rumah sakit berupa nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, website, layanan, fasilitas, dokter- dokter, jam buka layanan, dan jam dokter bertugas. Informasi yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta mengenai rumah sakit juga berupa nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, dan website. Berdasarkan hasil studi pustaka penelitian sebelumnya juga dapat diketahui bahwa informasi yang disajikan untuk rumah sakit berupa nama, alamat, nomor telepon, layanan, dan dokter. Oleh karena itu dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta informasi utama yang sebaiknya disajikan berkaitan dengan rumah sakit yaitu nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, website, layanan, fasilitas, dokter-dokter, jam buka layanan, dan jam dokter bertugas.

Tidak ada brosur, website, atau papan reklame yang menginformasikan secara detail mengenai apotek. Apotek biasanya hanya memberikan informasi berupa nama apotek dalam papan reklamenya. Sedangkan dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi berkaitan dengan apotek yaitu nama dan alamat. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan berupa nama dan alamat. Tetapi untuk lebih menambah informasi berkaitan dengan apotek dapat ditambahkan juga informasi berupa nomor telepon, nomor fax, email, website, dan apoteker yang bertugas.

3. Dokter praktek Dokter praktek biasanya menyajikan informasi berupa nama dan jam buka praktek dalam papan reklamenya. Sedangkan dari data Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi dokter praktek berupa nama, alamat praktek, dan jenis praktek. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan untuk fasilitas kesehatan berupa dokter praktek yaitu nama, alamat praktek, jam buka praktek, dan jenis praktek. Tetapi untuk lebih menambah informasi juga dapat ditambahkan informasi berupa nomor telepon, nomor fax, email, website.

4. Puskesmas Puskesmas hanya memberikan informasi berupa nama puskesmas yang terdapat pada papan reklamenya. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta didapatkan informasi mengenai puskesmas berupa nama, alamat, dan nomor telepon. Oleh karena itu informasi utama berkaitan dengan puskesmas yang disajikan berupa nama, alamat, dan nomor telepon. Tetapi untuk lebih menambah informasi dapat ditambahkan informasi berupa nomor fax, email, website , layanan, dokter-dokter, jam buka layanan, jam dokter bertugas di puskesmas.

5. Klinik atau balai pengobatan Informasi yang disajikan klinik atau balai pengobatan dalam papan reklamenya biasanya hanya berupa nama. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi berupa nama, alamat, dan penanggung jawab klinik atau balai pengobatan. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan berkaitan dengan klinik atau balai pengobatan yaitu nama, alamat, dan 5. Klinik atau balai pengobatan Informasi yang disajikan klinik atau balai pengobatan dalam papan reklamenya biasanya hanya berupa nama. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi berupa nama, alamat, dan penanggung jawab klinik atau balai pengobatan. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan berkaitan dengan klinik atau balai pengobatan yaitu nama, alamat, dan

6. Rumah bersalin Informasi yang disajikan oleh rumah bersalin biasanya hanya berupa nama dan nomor telepon. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi berupa nama, alamat, dan nomor telepon. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan berupa nama, alamat, dan nomor telepon. Tetapi untuk menambah informasi dapat ditambahkan informasi berupa nomor fax, email , website, layanan, fasilitas, dokter-dokter, jam buka layanan, jam dokter bertugas.

7. Laboratorium Informasi yang disajikan oleh laboratorium dalam brosur atau papan reklamenya berupa nama, alamat, nomor telepon, dan layanan. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi berupa nama dan alamat. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan berkaitan dengan laboratorium berupa nama, alamat, nomor telepon, dan layanan. Tetapi untuk lebih menambah informasi dapat ditambahkan informasi berupa nomor fax, email, website .

Secara lebih jelas informasi yang sebaiknya disajikan untuk masing-masing jenis fasilitas kesehatan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Informasi yang disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta

Jenis Fasilitas Informasi yang disajikan

Rumah sakit

Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, website , layanan, fasilitas, dokter-dokter, jam buka layanan, dan jam dokter bertugas.

Apotek

Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, website , apoteker yang bertugas

Dokter praktek

Nama, alamat praktek, jam buka praktek, jenis praktek, nomor telepon, nomor fax, email, website

Surakarta (lanjutan)

Jenis Fasilitas Informasi yang disajikan

Puskesmas

Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, website , layanan, dokter-dokter, jam buka layanan, jam dokter bertugas

Klinik atau balai pengobatan

Nama, alamat, penanggung jawab, nomor telepon, nomor fax, email, website, dokter- dokter, jam dokter bertugas

Rumah bersalin

Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, website , layanan, fasilitas, dokter-dokter, jam buka layanan, jam dokter bertugas

Laboratorium

Nama, alamat, nomor telepon, layanan, nomor fax , email, website

C. Pengguna prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta

Hasil studi pustaka penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengguna SIG fasilitas kesehatan pada empat penelitian sebelumnya adalah masyarakat umum. Tetapi pada penelitian Babu (2008), Dharmaputeri (2009), dan Nugraha dan Agushinta (2010) terdapat pengguna berupa administrator.

Berdasarkan hasil diskusi dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh hasil bahwa Dinas Kesehatan Kota Surakarta menginginkan agar prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta dapat digunakan oleh masyarakat umum. Dinas Kesehatan Kota Surakarta juga menginginkan agar ada peran serta dari pihak penyedia fasilitas kesehatan untuk menginformasikan informasi apa saja yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan yang dimiliki. Dinas Kesehatan Kota Surakarta juga berharap dapat memantau dan mengelola informasi fasilitas- fasilitas kesehatan tersebut. Oleh karena itu pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta terdapat tiga pengguna yaitu :

1. Masyarakat umum sebagai pengguna umum

2. Penyedia fasilitas kesehatan sebagai pengguna khusus

3. Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebagai administrator

Kesehatan Kota Surakarta

Rancangan sistem terdiri dari deskripsi umum, karakteristik pengguna, kebutuhan fungsional, batasan sistem, dan pemilihan software untuk perancangan prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Berikut ini penjelasan selengkapnya.

A. Deskripsi umum sistem

Prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta merupakan sistem informasi geografis berbasis website yang menyajikan peta lokasi fasilitas kesehatan dan informasi berkaitan dengan fasilitas kesehatan di wilayah Kota Surakarta. Prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta di-hosting pada sebuah server. Pengguna hanya cukup menggunakan browser internet untuk dapat mengakses prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta tanpa melakukan instalasi. Terdapat tujuh fasilitas kesehatan yang disajikan yaitu rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, klinik atau balai pengobatan, dokter praktek, apotek, dan laboratorium. Pengguna dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta adalah masyarakat umum, penyedia fasilitas kesehatan, dan Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

B. Karakteristik pengguna

Pengguna dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Pengguna umum Pengguna umum dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta adalah masyarakat secara umum. Pengguna umum dapat menggunakan semua fungsi yang terdapat pada web SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta kecuali fungsi penambahan titik lokasi fasilitas kesehatan dan pembaharuan informasi mengenai fasilitas kesehatan.

2. Pengguna khusus Pengguna khusus dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta adalah pihak yang memiliki fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta. Pengguna khusus dapat menggunakan semua fungsi yang terdapat dalam

titik lokasi dan pembaharuan informasi fasilitas kesehatan. Pengguna khusus hanya mewakili satu fasilitas kesehatan yang ada. Jadi satu pengguna khusus tidak bisa menambahkan titik lokasi dan pembaharuan terhadap informasi lebih dari satu fasilitas kesehatan. Sebelum bisa menggunakan fasilitas penambahan titik lokasi dan pembaharuan informasi fasilitas kesehatan pengguna khusus harus melakukan login terlebih dahulu. Pengguna khusus didapat dengan cara melakukan pendaftaran atau registrasi terlebih dahulu dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Setelah itu pengguna akan mendapatkan email konfirmasi pendaftaran. Pengguna melakukan konfirmasi dan menunggu akun diaktifkan oleh administrator. Pengaktifan akun oleh administrator bertujuan untuk meminimalisir terjadinya pembuatan akun secara sembarangan yang dapat menyebabkan keakuratan informasi spasial dan non spasial fasilitas kesehatan menjadi berkurang.

3. Administrator Pihak yang bertindak sebagai administrator dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta berasal dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Karena Dinas Kesehatan Kota Surakarta merupakan badan yang menaungi semua fasilitas kesehatan di Kota Surakarta. Sehingga akan lebih memudahkan dalam

pengelolaan datanya. Administrator dapat menggunakan semua fungsi yang terdapat dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Fungsi-fungsi yang dapat dilakukan oleh administrator antara lain dapat menambahkan pengguna khusus dalam sistem, dapat mengubah data pengguna khusus, dapat menghapus pengguna khusus, dapat menon-aktifkan pengguna khusus. Selain itu administrator juga dapat memperbaharui data rute menuju fasilitas kesehatan.

C. Kebutuhan fungsional

Kebutuhan fungsional merupakan kemampuan atau fungsi-fungsi yang sebaiknya ada pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Kebutuhan fungsional prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini diperoleh dari hasil telaah dan penggabungan informasi yang ada pada tahap studi pustaka penelitian

Surakarta serta pengamatan terhadap website SIG lain seperti google maps, urban planning Pula, dan lainnya.

Tabel 4.7 menampilkan kemampuan atau fungsi-fungsi yang sebaiknya ada pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta disertai dengan keterangan dari sumber mana kemampuan atau fungsi-fungsi tersebut muncul. Sebagai contoh pada tabel 4.7 tercantum kemampuan atau fungsi menampilkan peta lokasi fasilitas kesehatan sebaiknya ada pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang. Kemampuan atau fungsi menampilkan fasilitas kesehatan muncul karena pada penelitian Dharmaputeri (2009), Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008), dan Sukoco (2010) terdapat fungsi tersebut.

Tabel 4.7 Fungsi-fungsi pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta

Menampilkan peta lokasi fasilitas kesehatan

Dharmaputeri (2009), Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008), Sukoco (2010)

Fasilitas kesehatan yang ditampilkan yaitu rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, klinik atau balai pengobatan, dokter praktek, apotek, dan laboratorium

Menampilkan informasi fasilitas kesehatan

Dharmaputeri (2009), Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008), Sukoco (2010)

Informasi untuk masing-masing fasilitas kesehatan berbeda-beda. Informasi apa saja yang ditampilkan telah dibahas sebelumnya dan dapat dilihat pada tabel 4.6

Mencari fasilitas kesehatan

Babu (2008)

Pencarian fasilitas kesehatan dilakukan dengan cara mengetik nama fasilitas kesehatan atau layanan fasilitas kesehatan yang ingin dicari

Mencari fasilitas kesehatan berdasarkan radius

Babu (2008)

Pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan radius dilakukan dengan cara mengetik besarnya radius kemudian melakukan klik pada peta

Mencari dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan

Babu (2008), Sukoco (2010)

Pencarian rute dilakukan dengan cara memilih tempat asal, fasilitas kesehatan tujuan, dan rentang waktu keberangkatan. Rute ditampilkan dalam bentuk gambar hasil ungggahan. Pencarian rute menggunakan langkah-langkah yang ada pada penelitian Sukoco (2010). Informasi yang ditampilkan pada hasil pencarian rute berupa gambar, rute yang dilalui, waktu tempuh, dan jarak

Melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta

Dharmaputeri (2009), Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008), website SIG lain

Melakukan pergeseran peta

Dharmaputeri (2009), Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008), website SIG lain

Menampilkan dan menyembunyikan layer

Dharmaputeri (2009), Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008), website SIG lain

Layer yang ditampilkan yaitu fasilitas kesehatan, Kota Surakarta, dan jaringan jalan Kota Surakarta

Melakukan pembaharuan data spasial

Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008)

Data spasial yang dapat diubah yaitu data spasial fasilitas kesehatan. Pembaharuan data spasial dapat dilakukan oleh pengguna khusus dan administrator

Melakukan pembaharuan data non spasial

Dharmaputeri (2009), Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008)

Data non spasial yang dapat diubah yaitu data informasi tentang fasilitas kesehatan, rute, dan data pengguna. Pembaharuan data non spasial dapat dilakukan oleh pengguna khusus dan administrator

Melakukan pengunduhan peta

Website SIG lain

Peta hasil unduhan berupa gambar

Melakukan pengukuran peta

Website SIG lain

Pengukuran dilakukan seperti menggunakan penggaris yaitu mengukur garis lurus dari satu titik ke titik yang lain

Selain fungsi-fungsi tersebut di atas terdapat fungsi-fungsi tambahan. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat pengguna khusus dan administrator. Pengguna khusus dan administrator memiliki peran tersendiri. Pengguna khusus berperan untuk melakukan pembaharuan informasi fasilitas kesehatan yang dimiliki maka perlu dibuat fungsi-fungsi tambahan untuk pengguna khusus agar dapat melakukan pembaharuan data. Sedangkan administrator berperan untuk melakukan manajemen pengguna dan manajemen rute. Oleh karena itu perlu dibuat fungsi-fungsi tambahan untuk administrator. Berikut ini merupakan penjelasan selengkapnya fungsi-fungsi tambahan yang dapat digunakan oleh pengguna khusus dan administrator.

1. Pengguna Khusus Fungsi-fungsi yang dapat digunakan oleh pengguna khusus yaitu :

a. Melakukan proses pendaftaran atau registrasi Fungsi pendaftaran atau registrasi muncul untuk memudahkan pengguna khusus untuk melakukan pendaftaran tanpa harus datang langsung ke Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

Fungsi login dan logout muncul untuk membedakan hak akses pengguna sehingga tidak terjadi salah melakukan pembaharuan data.

c. Melakukan perubahan terhadap data profil pengguna Fungsi ini muncul untuk memudahkan pengguna jika ingin melakukan perubahan terhadap data profil yang dimiliki seperti nama, nomor telepon, email , dan password.

d. Melakukan pembaharuan data spasial fasilitas kesehatan sesuai yang dimiliki. Seperti yang sudah ditampilkan pada tabel 4.7 terdapat fungsi pembaharuan data spasial fasilitas kesehatan. Fungsi pembaharuan data spasial ini membantu pengguna khusus jika fasilitas kesehatan yang dimiliki berpindah tempat. Sebagai contoh ada seorang dokter yang tadinya praktek di jalan Ir. Sutami dan sudah mencatat titik pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Kemudian dokter tersebut pindah praktek ke jalan MT. Haryono. Dokter tersebut dapat mengubah titik koordinat lokasi tempat praktek yang lama dengan titik koordinat tempat praktek yang baru pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta.

e. Melakukan pembaharuan data non spasial fasilitas kesehatan sesuai yang dimiliki. Seperti yang sudah ditampilkan pada tabel 4.7 terdapat fungsi pembaharuan data non spasial fasilitas kesehatan. Data non spasial yang dapat diperbaharui seperti nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, website , layanan, fasilitas, dan lain sebagainya sesuai dengan fasilitas yang dimiliki dan sesuai dengan informasi yang ingin disajikan pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta.

2. Administrator Fungsi-fungsi tambahan yang dapat digunakan oleh administrator yaitu :

a. Melakukan proses login dan logout

b. Manajemen pengguna khusus Fungsi manajemen pengguna khusus muncul untuk memudahkan Dinas Kesehatan Kota Surakarta mengelola dan memantau penyedia fasilitas b. Manajemen pengguna khusus Fungsi manajemen pengguna khusus muncul untuk memudahkan Dinas Kesehatan Kota Surakarta mengelola dan memantau penyedia fasilitas

c. Manajemen rute Fungsi manajemen rute muncul karena rute menuju fasilitas kesehatan berupa gambar yang perlu diunggah. Algoritma pencarian rute menuju fasilitas kesehatan belum ditambahkan pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Fungsi manajemen rute terdiri dari penambahan data rute, perubahan data rute, dan penghapusan data rute.

D. Batasan sistem

Batasan-batasan dalam prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini adalah :

1. Jaringan jalan yang digunakan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta adalah jalan arteri dan jalan kolektor dari hasil penelitian Sukoco (2010). Jalan kelas arteri dan kolektor yang digunakan karena pada jaringan jalan kelas lokal dan lingkungan di Kota Surakarta belum memiliki data atribut tambahan seperti data kapasitas, waktu tempuh dan arus volume kendaraan yang digunakan untuk melakukan penentuan rute.

2. Data rute menuju fasilitas kesehatan harus selalu diperbaharui setiap kali ada pembaharuan data spasial fasilitas-fasilitas kesehatan. Data rute menuju fasilitas kesehatan harus selalu diperbaharui karena pengolahan data rute menuju fasilitas kesehatan ini dilakukan di luar sistem. Data rute menuju fasilitas kesehatan didapatkan dengan mengikuti langkah-langkah dan memanfaatkan data yang dikembangkan oleh Sukoco (2010). Pengolahan rute pada penelitian Sukoco (2010) menggunakan ArcGIS 9.3 maka pengolahan rute menuju fasilitas kesehatan pada penelitian ini juga menggunakan ArcGIS

9.3. Hasil pengolahan rute menuju fasilitas kesehatan oleh ArcGIS 9.3 yaitu berupa gambar. Setelah itu gambar hasil pengolahan rute ini diunggah ke prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta.

administrator. Pembaharuan data rute dilakukan oleh administrator untuk menghindari adanya penumpukan data rute yang berlebihan pada sistem yang dapat menyebabkan penyimpanan basis data yang terlalu banyak.

4. Pembaharuan data spasial dan non spasial fasilitas kesehatan hanya dapat dilakukan oleh pengguna khusus yang telah diaktifasi oleh administrator dan administrator sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya pembaharuan data spasial maupun non spasial fasilitas kesehatan secara sembarangan yang dapat menyebabkan keakuratan informasi yang disajikan oleh prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta berkurang.

E. Pemilihan software perancangan prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta

Berdasarkan hasil studi pustaka penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010) dapat diketahui bahwa perancangan SIG berbasis website dapat menggunakan software Mapserver. Mapserver merupakan free software yang lumayan sering digunakan untuk perancangan SIG karena mendukung format data vektor maupun data raster yang sering ditampilkan dalam SIG. Oleh karena itu pada perancangan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta juga digunakan software Mapserver.

Selain Mapserver terdapat framework yang digunakan untuk memudahkan dalam perancangan SIG berbasis website. Penelitian Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010) menggunakan framework Chameleon. Karena SIG yang dirancang oleh Dharmaputeri (2009) atau Nugraha dan Agushinta (2010) tidak dapat diakses maka fungsi-fungsi dari framework Chameleon tidak dapat diketahui secara pasti. Website SIG yang menggunakan framework Chameleon juga sulit untuk ditemui sehingga sulit untuk diamati dan dicoba fungsi-fungsi yang ada pada framework Chameleon.

Berdasarkan hasil pencarian di internet ditemukan framework lain yang dapat digunakan untuk perancangan SIG berbasis website yaitu Pmapper. Terdapat beberapa website SIG yang telah menggunakan framework Pmapper salah satunya yaitu urban planning Pula. Berdasarkan hasil pengamatan dan Berdasarkan hasil pencarian di internet ditemukan framework lain yang dapat digunakan untuk perancangan SIG berbasis website yaitu Pmapper. Terdapat beberapa website SIG yang telah menggunakan framework Pmapper salah satunya yaitu urban planning Pula. Berdasarkan hasil pengamatan dan

Penelitian Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010) menggunakan database PostgreSQL. PostgreSQL merupakan basis data yang mendukung pengolahan data spasial karena terdapat tipe data geometri. Tipe data geometri sendiri merupakan tipe data dalam basis data yang dapat merepresentasikan data spasial vektor seperti poligon, linestring, atau titik. Selain itu PostgreSQL juga didukung dengan perangkat lunak tambahan yaitu PostGIS yang di dalamnya terdapat fungsi-fungsi yang berguna untuk pengolahan data spasial seperti fungsi untuk penambahan titik koordinat, perubahan titik koordinat, dan lainnya. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan basis data PostgreSQL.