DIGITASI FASILITAS KESEHATAN

4.4 DIGITASI FASILITAS KESEHATAN

Digitasi fasilitas kesehatan dilakukan dengan maksud untuk

menggabungkan data spasial dan beberapa data non spasial fasilitas-fasilitas kesehatan dengan peta dasar Surakarta yang telah didigitasi sebelumnya. Sehingga didapat peta Surakarta yang telah berisi lokasi fasilitas kesehatan serta informasi mengenai fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut. Proses digitasi fasilitas kesehatan dilakukan dengan menggunakan aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3. Hasil dari digitasi fasilitas kesehatan ini berupa shapefile (*.shp). Masing-masing fasilitas kesehatan menjadi satu shapefile (*.shp). Jadi dari hasil digitasi fasilitas kesehatan ini dihasilkan tujuh shapefile (*.shp) fasilitas kesehatan yang terdiri dari rumah sakit, dokter praktek, apotek, puskesmas, rumah bersalin, klinik dan balai pengobatan, dan puskesmas. Berikut ini penjelasan selengkapnya hasil digitasi fasilitas kesehatan yang dilakukan.

1. Rumah Sakit Digitasi terhadap data rumah sakit dilakukan dengan menggabungkan data spasial rumah sakit dengan data non spasial rumah sakit. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat rumah sakit di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari rumah sakit. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon, dan nomor fax. Sedangkan data non spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas diletakkan dalam basis data yang terpisah untuk menghindari 1. Rumah Sakit Digitasi terhadap data rumah sakit dilakukan dengan menggabungkan data spasial rumah sakit dengan data non spasial rumah sakit. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat rumah sakit di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari rumah sakit. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon, dan nomor fax. Sedangkan data non spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas diletakkan dalam basis data yang terpisah untuk menghindari

Gambar 4.5 Lokasi rumah sakit

Sumber : Survei lapangan, 2011

2. Apotek

Gambar 4.6 Lokasi apotek

Sumber : Survei lapangan, 2011 Sumber : Survei lapangan, 2011

3. Dokter praktek

Gambar 4.7 Lokasi dokter praktek

Sumber : Survei lapangan, 2011

Gambar 4.7 di atas menggambarkan lokasi dokter praktek setelah didigitasi. Digitasi terhadap data dokter dilakukan dengan menggabungkan data spasial dokter praktek dengan data non spasial dokter praktek. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat dokter praktek di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari apotek. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon, dan jenis praktek. Walaupun data Gambar 4.7 di atas menggambarkan lokasi dokter praktek setelah didigitasi. Digitasi terhadap data dokter dilakukan dengan menggabungkan data spasial dokter praktek dengan data non spasial dokter praktek. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat dokter praktek di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari apotek. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon, dan jenis praktek. Walaupun data

4. Puskesmas

Gambar 4.8 Lokasi puskesmas

Sumber : Fatchiyati, 2010

Gambar 4.8 di atas menggambarkan lokasi puskesmas setelah didigitasi. Digitasi terhadap data puskesmas dilakukan dengan menggabungkan data spasial puskesmas dengan data non spasial puskesmas. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat puskesmas di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari puskesmas. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon. Sedangkan data non spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas diletakkan dalam basis data yang terpisah untuk menghindari duplikasi lokasi yang terlalu berlebihan pada data spasial. Walaupun data non spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas belum didapatkan tetapi basis data tetap disiapkan untuk menampung data tersebut.

Gambar 4.9 Lokasi rumah bersalin

Sumber : Survei lapangan, 2011

Gambar 4.9 di atas menggambarkan lokasi rumah bersalin setelah didigitasi. Digitasi terhadap data rumah bersalin dilakukan dengan menggabungkan data spasial rumah bersalin dengan data non spasial rumah bersalin. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat rumah bersalin di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari rumah bersalin. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon. Sedangkan data non spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas diletakkan dalam basis data yang terpisah untuk menghindari duplikasi lokasi yang terlalu berlebihan pada data spasial. Walaupun data non spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas belum didapatkan tetapi basis data tetap disiapkan untuk menampung data tersebut.

6. Klinik dan balai pengobatan Digitasi terhadap data klinik dan balai pengobatan dilakukan dengan menggabungkan data spasial klinik dan balai pengobatan dengan data non spasial klinik dan balai pengobatan. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat klinik dan balai pengobatan di peta dasar Kota 6. Klinik dan balai pengobatan Digitasi terhadap data klinik dan balai pengobatan dilakukan dengan menggabungkan data spasial klinik dan balai pengobatan dengan data non spasial klinik dan balai pengobatan. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat klinik dan balai pengobatan di peta dasar Kota

Gambar 4.10 Lokasi klinik dan balai pengobatan

Sumber : Survei lapangan, 2011

7. Laboratorium Digitasi terhadap data laboratorium dilakukan dengan menggabungkan data spasial laboratorium dengan data non laboratorium. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat laboratorium di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari laboratorium. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon. Sedangkan data non spasial pelayanan yang disediakan diletakkan dalam basis data yang terpisah untuk menghindari duplikasi lokasi yang terlalu berlebihan pada data spasial.

basis data tetap disiapkan untuk menampung data tersebut. Gambar 4.11 menggambarkan lokasi laboratorium setelah didigitasi.

Gambar 4.11 Lokasi laboratorium

Sumber : Survei lapangan, 2011