kebijakan otonomi daerah dengan KEK ini, terletak pada dua titik simpul utama. Pertama, pengaturan relasi kewenangan dan keuangan antar tingkatan
pemerintahan pusat daerah dan antar pemerintah daerah dalam menompang pelaksanaan KEK. Kedua, pengaturan hak dan tanggung jawab pemerintah
daerah, baik dalam proses pengambilan keputusan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, maupun dalam mendapatkan manfaat atas keberadaan Kawasan
Ekonomi Khusus.
C. Hubungan Badan Usaha Pengelola Dengan Pemerintah Provinsi dan
KabupatenKota Dalam Mengelola Kawasan Ekonomi Khusus
Hubungan badan usaha pengelola dengan pemerintah provinsi dan
kabupatenkota dalam pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus dapat dilihat berdasarkan pembiayaan KEK berdasarkan kerjasama pemerintah, Pemerintah
provinsi danatau pemerintah kabupatenkota dengan Badan Usaha. Hubungan selanjutnya adalah, hubungan Badan Usaha untuk membangun Kawasan Ekonomi
Khusus dilakukan oleh pemerintah provinsi dalam hal lokasi Kawasan Ekonomi Khusus berada pada lintas wilayah kabupatenkota atau pemerintah
kabupatenkota dalam hal lokasi Kawasan Ekonomi Khusus berada dalam satu wilayah kabupatenkota. Selanjutnya, apabila Kawasan Ekonomi Khusus
ditetapkan merupakan usulan pemerintah kabupatenkota, penetapan Badan Usaha untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus dilakukan oleh pemerintah
kabupatenkota secara terbuka dan transparan. Kemudian, apabila Kawasan Ekonomi Khusus yang ditetapkan merupakan usulan pemerintah provinsi,
penetapan badan usaha untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus dilakukan
Universitas Sumatera Utara
oleh pemerintah provinsi secara terbuka dan transparan. Dimana, untuk hal pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus dibiayai oleh kerjasama pemerintah
provinsi dengan Badan Usaha Pengelola tersebut. Kemudian, dalam hal pengelolaan. Apabila penetapan Badan Usaha
pengelola dilakukan oleh pemerintah kabupatenkota, pemerintah provinsi, dan kementerianlembaga pemerintah non kementerian sesuai dengan kewenangannya.
Dalam hal melaksanakan pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus berdasarkan perjanjian pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus yang ditandatangani bersama
antara Badan Usaha dengan pemerintah kabupatenkota, pemerintah provinsi atau kementerianlembaga pemerintah non kementerian dan kewenangannya.
Dalam hal evaluasi, Dewan Kawasan dapat memberikan rekomendasi mengenai langkah tindak lanjut operasionalisasi Kawasan Ekonomi Khusus
berupa pemutusan perjanjian pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus dalam hal Badan Usaha pengelola ditetapkan dan perbaikan manajeman operasional
Kawasan Ekonomi Khusus dalam hal Badan Ushaa pengelola merupakan Badan Usaha Pengusul.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan