BAB II PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
A. Perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia
1. Perkembangan kawasan ekonomi khusus di Indonesia
Kebijakan Pemerintah untuk memberikan peluang terbentuknya Kawasan Ekonomi Khusus ini dalam rangka percepatan pengembangan ekonomi wilayah
memang tidak terlepas dari peran Pemerintah dalam bidang perekonomian, yang mempunyai 3 tiga fungsi sebagaimana yang dikemukakan oleh P.A Samuelson
yaitu:
a. Mengkoreksi kegagalan pasar demi efisiensi;
b. Membuat program untuk melakukan pemerataan pendapatan dengan
menggunakan instrument pajak dan pengeluaran pemerintah; c.
Membuat kebijakan fiskal dan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tangguh.
Jika dilihat dari definisi Kawasan Ekonomi Khusus dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi
Khusus, maka unsur-unsur dari KEK tersebut terdiri dari 3 tiga unsur antara lain: a.
Kawasan dengan batas dan wilayah tertentu; b.
Untuk menyelenggarakan perekonomian; dan c.
Mendapatkan fasilitas tertentu. Kawasan Ekonomi Khusus itu sendiri adalah suatu kawasan yang secara
geografis dan jurisdiktif merupakan kawasan dimana perdagangan bebas,
Universitas Sumatera Utara
termasuk kemudahan dan fasilitas duty free atas impor barang-barang modal untuk bahan baku komoditas sebagaian ekspor, dan dibuka seluas-luasnya.
41
Dalam perkembangannya di Indonesia, KEK ini didasari pada perkembangan kawasan industri yang telah ada di era tahun 1970-an banyak
Negara-negara berkembang yang melaksanakan pembentukan kawasan-kawasan khusus pembangunan ekonomi. Namun secara formal, KEK baru lahir sejak
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus KEK. Prabowo mengemukakan bahwa, tujuan utama dari
pembentukan kawasan khusus ini adalah pengintergrasian perusahaan-perusahaan yang beroperasi di dalamnya dengan ekonomi global, dengan cara melindungi
mereka terhadap berbagai distorsi seperti tarif dan birokrasi yang berbeli-belit. Selanjutnya jika melihat kebelakang, kawasan industri di Indonesia telah ada sejak
tahun 1970-an. Hal ini didahului oleh lahirnya PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung PT. JIEP dengan luas kawasan 570 ha di DKI Jakarta pada Tahun
1973, yang merupakan upaya dari pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan industri yang jumlahnya semakin meningkat pada saat itu.
42
Dr. Joubert B Maramis S.E., M.Si
43
mengatakan bahwa istilah lahirnya KEK di Indonesia seiring dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal yang telah menyebutkan Kawasan EKonomi Khusus KEK pada Bab XIV dalam Pasal 31. Kawasan Ekonomi Khusus
sebenarnya, telah digulirkan jauh sebelum adanya Undang-Undang Nomor 25
41
Yusni Asnani, “Kawasan Ekonomi Khusus”, http:yc7lvx.wordpress.com20091019
kawasan-ekonomi-khususkektrackback diakses pada tanggal 28 November 2013.
42
Syarif Hidayat dan Agus Syarip Hidayat, Op-Cit.
43
Dosen Universitas Sam Ratulangi Manado, Kawasan Ekonomi Khusus KEK dan Perekonomian Daerah Manado: Draf Buku, 2013, hlm. 13.
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2007. Hal ini dapat dilihat pada tanggal 25 juni 2006, Presiden Susilo Bambang Yudoyono, melakukan penandatanganan kerja sama pembentukan
Special Economic Zone SEZ bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Turi Beach Resort.
Jadi, sebelum adanya pengaturan KEK tersebut, sebenarnya cikal bakal terbentuknya KEK sudah dilakukan oleh pemerintah RI dengan pemerintah
Singapura yang menjadikan Batam, Bintan, dan Karimun BBK sebagai percontohan kemudian dilanjutkan pada tahun
1972 dikembangkan pula Kawasan Berikat. Kemudian, di tahun 1989 dikembangkan Kawasan Industri, setelah itu
pada tahun 1996 dikembangkan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET, dan terakhir pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus pada tahun
2009.
44
Maka, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 hanya merupakan salah satu justifikasi atau legalitasnya. Saat ini KEK dikembangkan melalui penyiapan
kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geo strategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor dan kegiatan ekonomi lainnya
yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan tertentu dalam suatu Negara
yang memiliki payung hukum ekonomi yang lebih liberal
45
. Tujuan utamanya
44
Ayu Prima Yesuari, “Mengenal Kawasan Ekonomi Khusus”, http:bulletin. penataanruang.netindex.asp?mod=_fullartidart=254 diakses tanggal 1 Desember 2013.
45
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Liberal memiliki arti bersifat bebas; berpandangan bebas luas dan terbuka. Balai Pustaka Pusat Bahasa Pendidikan Nasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Depdiknas Indonesia, 2001.
Universitas Sumatera Utara
adalah meningkatkan investasi baik dari Penanam Modal Dalam Negeri maupun Penanam Modal Asing. Praktek KEK itu sendiri dapat terdiri atas 4 bagian yaitu:
46
a. Kawasan Perdagangan Bebas Free Trade Zone-FTZ;
b. Kawasan Berikat Bonded Zone-BZ;
c. Kawasan Industri; dan
d. Kawasan Penegembangan Ekonomi Terpadu KAPET.
Adapun penjelasannya sebagai berikut: a.
Kawasan Perdagangan Bebas Free Trade Zone-FTZ Kawasan Perdagangan Bebas adalah konsep yang mengendalikan
berlakunya sistem perdagangan internasional yang dibebaskan dari hambatan yang disebabkan oleh ketentuan pemerintah suatu negara, baik
yang disebabkan oleh pengenaan tarif tariff barriers maupun non tarif non tariff barriers.
Sebuah kajian World Bank mengidentifikasikan beberapa faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan penerapan
zona bebas, baik secara makro maupun mikro, antara lain sebagai berikut :
1 Faktor utama keberhasilan secara makro:
a Lingkungan usaha yang stabil;
47
b Kebijakan penanam modal asing yang jelas dan tepat;
c Sistem nilai tukar uang yang liberal;
d Nilai tukar uang yang tepat atau sedikit under-valued.
2 Faktor utama keberhasilan pada arus zona bebas:
46
Aries Kurniawan, “Penetapan Batam Sebagai Kawasan Ekonomi Khusus”, http.pt- plib.compage_info.php? diakses tanggal 1 Desember 2013.
47
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Stabil dari segi adjektiva yaitu tidak berubah- ubah; tetap; tidak naik turun. Balai Pustaka Pusat Bahasa Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Bahasa Indonesia Jakarta: Depdiknas Indonesia, 2001.
Universitas Sumatera Utara
a Bebas hambatan dan bea bagi impor bahan baku, komponen,
peralatan dan pasokan lain; b
Prosedur bea cukai yang cepat dan efisien dalam proses impor dan ekspor;
c Birokrasi minimum serta manajemen yang baik dalam pengelolaan
zona; d
Ketersediaan seluruh prasarana dan sarana pendukung terutama angkutan yang baik;
e Upaya promosi yang terpadu, tepat dan memadai;
f Memanfaatkan dengan optimal keunggulan lokal yang melekat
pada lokasi. 3
Faktor kegagalan: a
Lingkungan usaha yang birokratisasi dan terkekang banyak peraturan;
b Penerapan hukum dan peraturan zona bebas yang tidak efektif dan
inkonsisten; c
Perumusan kebijakan yang tidak efektif; d
Lokasi yang tidak sesuai; e
Manajemen yang tidak handal dan kurang promosi.
Universitas Sumatera Utara
b. Kawasan Berikat Bonded Zone-BZ
48
Dalam penetapan suatu kawasan atau daerah sebagai Kawasan Berikat serta pemberian izin penyelenggara Kawasan Berikat dilakukan dengan
Keputusan Menteri Keuangan. Kemudian, Kawasan Berikat merupakan suatu bangunan tempat atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang di
dalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan rancang bangun, perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan awal,
pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas barang dan hasil impor atau barang dari dalam daerah pabean Indonesia. Untuk impor barang modal
atau peralatan untuk pembangunan atau konstruksi Kawasan Berikat dan peralatan perkantoran yang semata-mata dipakai oleh pengusaha kena
pajak yang telah mendapat izin diberikan fasilitas berupa penangguhan bea masuk tidak dipungut PPMN, PPnBM, PPH. Selain itu, pengeluaran mesin
danatau peralatan pabrik ke daerah pabean Indonesia lainnya diberikan penangguhan pembayaran bea masuk, PPN, PPnNM, dan PPH. Kemudian,
Kawasan Berikat terdiri dari 7 tujuh lokasi yang ada di Indonesia. Bagi Perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat, akan mendapat manfaat
antara lain:
49
48
Kawasan Berikat adalah kawasan dengan batas tertentu untuk pengolahan barang asal impor dan DPIL yang hasilnya untuk tujuan ekspor. Dasar hukum dari Kawasan Berikat ini adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1997. Ayu Prima Yesuari, Op-Cit.
49
Fuad Muftie “Manfaat Kawasan Berikat”, http:kawasanberikat.com
diakses tanggal 3 Desember 2013.
Universitas Sumatera Utara
1 Efisiensi waktu pengiriman barang dengan tidak dilakukannya
pemeriksaan fisik di Tempat Penimbunan Sementara TPS atau Pelabuhan;
2 Fasilitas perpajakan dan kepabeanan memungkinkan pengusaha
kawasan berikat dapat menciptakan harga yang kompetitif di pasar global serta dapat melakukan penghematan biaya perpajakan;
3 Cash Flow Perusahaan serta Production Schedule lebih terjamin;
4 Membantu usaha pemerintah dalam rangka mengembangkan program
keterkaitan antara perusahaan besar, menengah, dan kecil melaui pola kegiatan sub kontrak.
c. Kawasan Industri
Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang lainnya yang
dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri.
50
d. Kawasan Penegembangan Ekonomi Terpadu KAPET
Kawasan Pengembangan Terpadu KAPET adalah wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memiliki potensi untuk cepat tumbuh,
mempunyai sektor unggulan yang dapat mengerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan memerlukan dana investasi yang besar bagi
pengembangannya serta penetapan lokasi dan Badan Pengelolanya dilakukan melalui Keputusan Presiden. KAPET merupakan sebuah
50
Dinas Aceh “Kawasan Industri”, http:kawasanindustri.com
diakses tanggal 3 Desember 2013.
Universitas Sumatera Utara
pendekatan dalam rangka menterpadukan potensi kawasan untuk mempercepat pembangunan dan pergerakan ekonomi melalui
pengembangan sektor unggulan yang menjadi penggerak utama prime mover kawasan yang bertumpu pada prakarsa daerah dan masyarakat,
memiliki sumberdaya, posisi ke akses pasar, sektor unggulan dan memberikan dampak pertumbuhan pada wilayah sekitarnya. Dasar hukum
dari KAPET adalah Keputusan Presiden Nomor 150 Tahun 2000 tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET. Penetapan KAPET
berikut batas-batasnya dilakukan dengan Keputusan Presiden tersendiri. Berdasarkan Keputusan Presiden tersebut, kemudian dikeluarkan
Keputusan Presiden lainnya tentang penetapan lokasi KAPET dimana ada 14 empat belas Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu, yang terdiri
dari 12 dua belas KAPET di Kawasan Timur Indonesia KTI dan 2 dua KAPET di Kawasan Barat Indonesia KBI. Keempat belas KAPET
tersebut, antara lain:
51
1 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Biak;
yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1996 jo. Keppres 90 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu Biak. 2
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin;
52
51
Alviansaf, Op-Cit.
52
KAPET Batulicin yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional KSN berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, memiliki potensi pengembangan
komoditas unggulan berbasis pada sumber daya alam, terutama perkebunan kelapa sawit dan karet, hutan produksi perkayuan, pertambangan bijih besi, serta perikanan budidaya dan
tangkap. “Perlu terobosan terhadap pengembangan KAPET Batulicin 20 tahun ke depan melalui
Universitas Sumatera Utara
yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
Batulicin. 3
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sasamba; 4
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sanggau Khatulistiwa; yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 1998
tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sanggau.
5 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado-Bitung;
yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
Manado-Bitung. 6
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Mbay; yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1998
tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Mbay.
7 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Parepare;
yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 164 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
Parepare. 8
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Seram;
pengembangan sentra komoditi unggulan, investasi industri, outlet yang berorientasi ekspor, serta infrastruktur pendukungnya. Iman, “Pengembangan KAPET Batulicin Berbasis Komoditas
Unggulan”, http:www.kapet.net diakses tanggal 3 Desember 2013.
Universitas Sumatera Utara
yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
Seram. 9
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bima; yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 166 Tahun 1998
tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bima.
10 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Palapas Batui;
11 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bukari;
12 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu DAS Kakab;
13 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Natuna; dan
14 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sabang.
yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 171 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
Sabang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Perbandingan Kawasan Pengembangan Perekonomian :
53
53Rony Sautma Hotma Baho “Permasalahan di Seputar Kawasan Ekonomi Khusus” http:ditjenpp.kemenkumham.go.idhukum-bisnis87-permasalahan-di-seputar-kawasan-ekonomi-
khusus.html diakses tanggal 3 bulan Desember 2013.
NO PERIHAL KAWASAN
EKONOMI KHUSUS Economic Special
Zone KAWASAN
PERDAGANGAN BEBAS Free Trade Zone
1 Definisi
Suatu wilayah yang luas tanpa pembatas yang
jelas dimana di dalamnya terdapat wilayah-wilayah
tertentu untuk kegiatan perekonomian.
Kawasan yang terisolasi dan berlokasi dekat dengan
pelabuhan laut dan bandara, dimana barang impor akan
dipindahkan, disimpan, dikemas ulang atau proses
lainnya bebas dari pengenaan bea masuk, PPN,
PPnBM dan cukai.
2 Wilayah
Wilayahnya luas dan tidak terbatas.
Wilayahnya tertentu dan terbatas.
3 Kelembagaan
1. Pemerintah Pusat;
2. Pemerintah
Daerah; 3.
Otorita Pengembangan
SEZ; 4.
Pengelola zona- zona.
1. Dewan Kawasan;
2. Pelaksana Harian
Dewan Kawasan; 3.
Badan Pengusahaan Kawasan.
Universitas Sumatera Utara
NO PERIHAL KAWASAN
EKONOMI KHUSUS Economic Special
Zone KAWASAN
PERDAGANGAN BEBAS
Free Trade Zone
4 Fasilitas
Di RRC, fasiltias kepabeanan diberikan
dalam bentuk pembebasan bea dan
pajak perdagangan. Di bidang perpajakan PPh
korporasi 15. Di India, fasilitas
kepabeanan dalam bentuk single windows
clearance, tidak memerlukan izin usaha
importir,
post audit system. Di bidang
perpajakan diberikan tax holiday, 100 di 5 tahun
pertama, 50 di 5 tahun berikutnya.
Di Filipina, fasilitas kepabeanan dalam
bentuk bebas pajak dan bea masuk. Di bidang
perpajakan adanya fasilitas penangguhan
pajak untuk pembelian barang modal dan bibit
dari dalam negeri serta PPH 5 atas penghasilan
kotor. 1.
Bebas Bea Masuk, PPN dan PPnBM
serta Cukai. 2.
Prosedur dan dokumentasi ekspor
impor lebih sederhana.
Universitas Sumatera Utara
2. Prinsip kawasan ekonomi khusus dalam masterplan percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi di Indonesia MP3EI Dalam rangka upaya merealisasikan Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI guna menyesuaikan dengan
NO PERIHAL KAWASAN EKONOMI
KHUSUS Economic
Special Zone KAWASAN
PERDAGANGAN BEBAS Free Trade Zone
5 Kegiatan
1. Ada FTZ;
2. Ada Economic
Processing Zone; 3.
Tourism Zone; 4.
Residential Zone. Kegiatan usaha dibidang
perekonomian yang meliputi:
1. Industri;
2. Perdagangan;
3. Perhubungan;
4. Perbankan;
5. Asuransi;
6. Telekomunikasi;
7. Promosi;
8. Maritim;
9. Perikanan
10. Bidang lain dalam
rangka kegiatan ekspor.
6 Prinsip dan
Syarat Ada Rencana Tata Ruang
Wilayah. 1.
Luas kawasan terbatas;
2. Ada pembataspagar
yang jelas yang membedakan
kawasan perdagangan bebas
dan non perdagangan bebas;
3. Tidak ada
pemukiman penduduk;
4. Tidak ada kegiatan
perdagangan eceran; 5.
Sesuai dengan RTRW penetapan
wilayah tertentu.
Universitas Sumatera Utara
perkembangan situasi pada saat ini. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus merupakan rencana induk yang merupakan langkah-langkah strategis yang harus
diwujudkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan
ada 3 tiga prinsip yang penting, antara lain sebagai berikut:
54
a. Peningkatan potensi ekonomi wilayah melalui koridor ekonomi
Prinsip ini, mengimplementasikan melalui pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, baik yang telah ada maupun yang baru.
Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi membutuhkan penciptaan kawasan-kawasan ekonomi baru, diluar pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi yang telah ada. Selain itu, setiap wilayah mengembangkan produk yang menjadi keunggulannya untuk untuk
memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah serta memperbaiki ketimpangan spasial pembangunan ekonomi
Indonesia.
55
b. Penguatan konektivitas nasional
Konektivitas nasional merupakan pengintegrasian 4 empat elemen kebijakan nasional yang terdiri dari Sistem Logistik Nasional Sislognas,
Sistem Transportasi Nasional Sistranas, Pengembangan wilayah RPJMNRTRWN, Teknologi Informasi dan Komunikasi TIKICT.
Upaya ini perlu dilakukan agar dapat diwujudkan konektivitas nasional
54 Pemerintah Perdalam Prinsip MP3EI, http:www.beritasatu.comekonomi135859-
pemerintah-perdalam-prinsip-mp3ei.html diakses tanggal 3 Desember 2013.
55
Pilar Utama Dalam Mp3EI, http:www.setkab.go.idberita-1870-mp3ei-momentum-
kebangkitan-nasional-bagian-4pilar-utama-mp3ei.html diakses tanggal 3 Desember 2013.
Universitas Sumatera Utara
yang efektif, efisien, dan terpadu sehingga keuntungan dari keterhubungan regional dan global atau internasional dapat lebih diraih secara
maksimal.
56
Jadi, yang dihubungkan tidak hanya manusianya, akan tapi juga untuk mobilitas barang komoditas industri, makhluk hidup selain
manusia, jasa dan keuangan, serta koneksi informasi. Langkahnya adalah dengan membuat koneksi antar pusat pertumbuhan dalam satu koridor
yang terintegrasi, kemudian menghubungkan antar koridor tersebut, dan membuka jalur perdagangan internasional di titik-titik strategis. Jalur-jalur
strategis untuk memperkuat konektivitas tersebut antara lain selat Malaka, selat Sunda, selat Lombok, selat Makasar, dan selat Ombai Wetar.
57
c. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan ilmu pendidikan
teknologi nasional Dengan adanya potensi dan koneksi yang saling menghubungkan, namun
jika tanpa adanya Sumber Daya Manusia SDM sebagai pelaksana, maka tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu, dibutuhkan
Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing sehingga Indonesia dapat bersaing secara global. SDM yang berkualitas akan
mampu menciptakan inovasi teknologi baru, yang tentunya akan membantu dalam efektivitas faktor-faktor produksi. Selain itu, SDM yang
berkualitas akan mampu mengenali dan mengembangkan potensi-potensi
56
Ibid.
57
Dieny Nurhanifah Syafrina “MP3EI”,
http:sebuah kepingan perjalanan.blogspot.
com201303mp3ei.html diakses tanggal 3 Desember 2013.
Universitas Sumatera Utara
strategis yang dimilikinya sehingga tak lagi termanfaatkan oleh pihak asing.
58
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MPE3I mengacu pada tiga hal, yakni:
a. Menghemat pemanfaatan sumberdaya alam SDA;
b. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia SDM; dan
c. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertimbangkan daya
dukung lingkungan dan menurunkan emisi gas rumah kaca. “Ini sebetulnya adalah konsep pembangunan pasca 2015 dimana Bapak Presiden
adalah salah satu penggagas di high level panel yaitu konsep pembangunan berkelanjutan, dimana terdapat prinsip ekonomi, prinsip lingkungan dan prinsip
sosial”.
59
Dimana keberhasilan MP3EI sangat ditentukan oleh prinsip-prinsip dasar serta prasyarat keberhasilan pembangunan. Adapun prinsip-prinsip dasar
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi menuju Negara maju membutuhkan perubahan dalam cara pandang dan perilaku seluruh komponen
bangsa, sebagai berikut:
60
a. Perubahan harus terjadi untuk seluruh komponen bangsa;
b. Perubahan pola piker mindset dimulai dari pemerintah dengan
birokrasinya;
58
Ibid.
59
Ibid.
60
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional, “Materplan Percepatan dan
Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2015”, http:kawasan.bappenas.go.
idimagesMP3EI20Versi20Indo.pdfpage=32zoom=auto,0,673 . diakses tanggal 3
Desember 2013.
Universitas Sumatera Utara
c. Perubahan membutuhkan semangat kerja keras dan keinginan untuk
membangun kerjasama dalam kompetisi yang sehat; d.
Produktivitas, inovasi, dan kreatifitas didorong oleh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK menjadi salah satu pilar perubahan;
e. Peningkatan jiwa kewirausahaan menjadi faktor utama pendorong
perubahan; f.
Dunia usaha berperan penting dalam pembangunan ekonomi.
B. Bentuk dan Kriteria Suatu Daerah Ditetapkan Sebagai Kawasan