Bentuk dan Kriteria Suatu Daerah Ditetapkan Sebagai Kawasan

c. Perubahan membutuhkan semangat kerja keras dan keinginan untuk membangun kerjasama dalam kompetisi yang sehat; d. Produktivitas, inovasi, dan kreatifitas didorong oleh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK menjadi salah satu pilar perubahan; e. Peningkatan jiwa kewirausahaan menjadi faktor utama pendorong perubahan; f. Dunia usaha berperan penting dalam pembangunan ekonomi.

B. Bentuk dan Kriteria Suatu Daerah Ditetapkan Sebagai Kawasan

Ekonomi Khusus 1. Bentuk zona dalam kawasan ekonomi khusus Istilah “zona” adalah suatu daerah yang memiliki sifat khusus atau dimanfaatkan untuk kepentingan khusus, dan batas-batas wilayah yang ditentukan berdasarkan kebutuhan. 61 Kawasan Ekonomi Khusus terdiri dari beberapa zona. 62 Adapun zona yang ada didalam KEK sebagai berikut: a. Pengolahan Ekspor Zona Pengolahan Ekspor diperuntukkan bagi kegiatan logistik dan indusri yang produksinya ditujukan untuk ekspor. b. Logistik 61 Basuki Antariksa “Konsep Indonesia Kreatif : Tinjauan Awal Mengenai Peluang dan Tantangannya Bagi Pembangun Indonesia” http:www.parekraf.go.iduserfilesfileZona 20Kreatif .pdfpage=3zoom=auto,0,522 diakses tanggal 3 Desember 2013. 62 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Bab I, Pasal 3. Universitas Sumatera Utara Zona Logistik diperuntukkan bagi kegiatan penyimpanan, perakitan, penyotiran, pengepakan, pendistribusian, perbaikan, dan perekondisian permesinan dari dalam negeri dan luar negeri. c. Industri Zona Industri diperuntukkan bagi kegiatan industri yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, danatau barang jadi, serta agroindustri dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri yang produksinya untuk ekspor danatau untuk dalam negeri. 63 d. Pengembangan teknologi Zona Pengembangan teknologi diperuntukkan bagi kegiatan riset dan teknologi, rancang bangun dan rekayasa, teknologi terapan, pengembangan perangkat lunak, serta jasa di bidang teknologi informasi. e. Pariwisata Zona Pariwisata diperuntukkan bagi kegiatan usaha pariwisata untuk mendukung penyelenggaraan hiburan dan rekreasi, pertemuan, pameran, serta kegiatan yang terkait. f. Energi Zona Energi diperuntukkan untuk kegitan riset dan pengembangan di bidang energi serta produksi dari energi alternatif, energi terbarukan, dan energi primer. g. Ekonomi lain 63 Dinas Pemerintahan “Standar Penyelenggaraan Infrastruktur Dalam Kawasan Ekonomi Khusus KEK”. Jakarta: Kawasan Ekonomi Khusus 2011. hlm. 9. Universitas Sumatera Utara Zona Ekonomi lain diperuntukkan untuk kegiatan lain sebagaimana dimaksud yang ditetapkan oleh Dewan Nasional. Penambahan dari beberapa zona yang disebutkan diatas, antara lain sebagai berikut : 64 a. Di dalam KEK dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja; b. Di dalam setiap KEK disediakan lokasi untuk usaha mikro, kecil, menengah UMKM, dan koperasi, baik sebagai Pelaku Usaha maupun sebagai pendukung kegiatan perusahaan yang berada di dalam KEK. 2. Kriteria daerah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus Budi Santoso mengatakan bahwa untuk pemilihan lokasi yang akan dijadikan sebagai wilayah Kawasan Ekonomi Khusus jika berdasarkan desk study konsep pengembangan kawasan di Indonesia dengan benchmarking pada KEK di Negara lain untuk melihat perbandingan tipe kawasan ekonomi dengan berbagai variannya telah dirumuskan persyaratan pokok yang harus di penuhi, yaitu: 65 a. Adanya komitmen yang kuat dari pemerintah daerah yang bersangkutan baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupatenkota uttuk melaksanakan pengelolaan kawasan ekonomi yang telah ditetapkan serta dukungan aspek legal dalam pengembangan kegiatan ekonomi baik untuk kebijakan fiskal maupun kebijakan nonfiskal. b. Sesuai dengan arahan pengembangan wilayah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah serta layak menurut kajian AMDAL. 64 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, Bab II, Pasal 3 ayat 2. 65 Syarif Hidayat dan Agus Syarip Hidayat, Op-Cit., hlm. 30. Universitas Sumatera Utara c. Terletak pada posisi yang strategis, yaitu dekat dengan jalur perdagangan internasional atau berhadapan dengan alur laut Indonesia, dan layak untuk dikembangkan secara ekonomis. d. Telah tersedia dukungan kapasitas dan aksesibilitas infrastruktur untuk pengembangan ekonomi serta kemungkinan pengembangannya. e. Tersedia lahan untuk pengembangan industri dan perdagangan dengan luas minimal 500 hektar dengan status yang jelas, serta kemungkinan untuk diperluas di kemudian hari. f. Memiliki batas yang jelas alam maupun buatan dan kawasannya mudah dikontrol keamanannya serta mendukung upaya pencegahan penyeludupan. Selain itu, beberapa asas yang akan menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi adalah: 66 a. Asas kepastian dan konsistensi kebijakan Asas kepastian hukum dan konsistensi kebijakan adalah asas dalam pemilihan lokasi Kawasan Ekonomi Khusus yang menggunakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan yang akan diambil untuk memilih lokasi untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus, sehingga dalam penetapannya pemerintah tidak ragu untuk memilih dan tetap dalam kebijakan yang telah diambilnya. 66 Ibid., hlm. 31. Universitas Sumatera Utara b. Asas keadilan antar daerah dan antar wilayah Asas keadilan antar daerah dan antar wilayah adalah asas yang menjunjung tinggi adanya persamaan atau pemerataan dan antar daerah maupun antar wilayah yang di dalam daerah atau wilayah tersebut terdapat lokasi yang akan dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus. c. Asas biaya minimum Asas biaya minimum adalah dalam pemilihan lokasi Kawasan Ekonomi Khusus dilakukan dengan cara efisien, efektif, dengan biaya yang dikeluarkan untuk pemilihan lokasi Kawasan Ekonomi Khusus terjangkau. d. Asas tertib tata ruang Asas tertib tata ruang adalah dalam pemilihan lokasi untuk wilayah Kawasan Ekonomi Khusus harus melihat tata ruang daerah wilayah yang akan dibentuk Kawasan Ekonomi Khusus, sebab asas tertib tata ruang ini diartikan dilarang membentuk Kawasan Ekonomi Khusus di tempat yang tidak sebagaimana mestinya. e. Asas komitmen pemerintahan daerah Asas komitmen pemerintah daerah adalah asas yang menjunjung tinggi adanya ketegasan yang kuat dari pemerintah daerah untuk memilih lokasi Kawasan Ekonomi Khusus. Hal ini, berkenaan bahwa pemerintah harus menerima resiko dan hasil yang ditanggung apabila didalam wilayahnya terdapat satu lokasi Kawasan Ekonomi Khusus. Universitas Sumatera Utara Untuk lokasi yang dapat diusulkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus harus memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Adapun kriteria tersebut antara lain sebagai berikut: 67 a. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung; b. Pemerintah provinsikabupatenkota yang bersangkutan mendukung Kawasan Ekonomi Khusus; c. Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan; dan d. Mempunyai batas yang jelas. Usulan lokasi KEK sesuai dengan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 68 a. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung; b. Adanya dukungan dari pemerintah provinsi danatau pemerintah kabupatenkota yang bersangkutan; c. Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan; dan 67 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, Bab II, Pasal 4. 68 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Bab II, Pasal 7. Universitas Sumatera Utara d. Mempunyai batas yang jelas. Rencana Tata Ruang Wilayah meliputi budidaya yang peruntukkannya berdasarkan peraturan daerah rencana tata ruang wilayah kabupatenkota dapat digunakan untuk kegiatan Kawasan Ekonomi Khusus. 69 Menurut Prof. Winarmi Monoarfa, agar berhasil maka lokasi Kawasan Ekonomi Khusus harus sesuai dengan RTRW baik Provinsi maupun RTRW Kabupaten dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung dan didukung penuh oleh Pemerintah Daerah. Contohnya adalah Gorontalo memiliki potensi untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus dilihat dari posisi Goronlato tepat di pinggir Asia Fasifik serta berada dalam kawasan kerjasama subregional BIMP- EAGA. 70 Untuk dukungan pemerintah provinsi danatau pemerintah kabupatenkota paling sedikit meliputi: 71 a. Komitmen rencana pemberian insentif berupa pembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah serta kemudahan; dan b. Pendelegasian kewenangan di bidang perizinan, fasilitas, dan kemudahan. Dari pasal tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah berkomitmen dengan rencana-rencana yang telah ditetapkan dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, yaitu berupa insentif dan memberikan fasilitas untuk 69 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Bab II, Pasal 8. 70 Mcprovgorontalo“Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus Provinsi Gorontalo Dipacu”, http:infopublik.orgread10034pengusulan-kawasan-ekonomi-khusus-provibsi-gorontalo dipacu. html diakses tanggal 8 Januari 2014. 71 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Bab II, Pasal 9. Universitas Sumatera Utara mengembakan Kawasan Ekonomi Khusus tersebut. Menurut Saut P. Panjaitan bahwa: 72 Meskipun Pemerintah Daerah Pemda diberi kewenangan di bidang investasi, namun kewenangan dimaksud tidak boleh lepas dari tujuan negara secara nasional. Dalam menjalankan kewenangan dimaksud, maka pemerintah pusat dapat menyelenggarakannya sendiri, melimpahkannya kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusat di daerah, atau menugasi pemerintah kabupatenkota. Dari ketentuan ini terlihat bahwa di satu sisi disebutkan bahwa pelayanan penanaman modal dilakukan dalam sistem pelayanan terpadu, tapi pada sisi lain ada hal-hal tertentu diserahkan kepada instansi terkait atau pemerintah daerah. Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah KabupatenKota, ditegaskan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah berkaitan dengan pelayanan dasar di bidang penanaman modal dan pemerintah daerah pun diberikan kewenangan untuk memberi insentif melalui Perda, berupa penyediaan sarana, prasarana, dana stimulasi, pemberian modal usaha, pemberian bantuan teknis, keringanan biaya, dan percepatan pemberian ijin, sesuai dengan kewenangan, kondisi, dan kemampuan daerah. Kewenangan pemerintah daerah ini dapat dijalankan secara bersama-sama dengan sesama tingkatan dan susunan pemerintah. Kemudian, mengenai perizinan Pemerintah daerah dapat mengeluarkan izin penanaman modal di kawasannya, namun ketentuan pemberian persetujuan 72 Saut P. Panjaitan, “Kewenangan Pemerintah Daerah di Bidang Investasi Menurut Sistem UU Pemerintah Daerah dan Sistem UU Penanaman Modal: Pelimpahan Setengah hati?”. http:notariat.fh.unsri.ac.idmknindex.phpposting36 diakses tanggal 2 Febuari 2014. Universitas Sumatera Utara izin investasi ini tetap mengacu kepada aturan pemerintah pusat dan terbatas untuk investor. Pemberian wewenang terhadap pemberian izin investasi tersbut, juga akan dibarengi dengan larangan bagi daerah untuk menerbitkan pajak daerah jenis baru. 73 Adapun, bentuk-bentuk dari fasilitas yang diberikan berdasarkan Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus ini, adalah sebagai berikut: a. Pajak Penghasilan PPh; b. Pajak Bumi dan Bangunan PBB; c. Kepabeanan dan Cukai; d. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; e. Serta kemudahan lain untuk berinvestasi di KEK seperti dalam bidang pertanahan hak atas tanah, keimigrasian dan perizinan. Kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan fasilitas tersebut adalah: 74 a. Menyerap banyak tenaga kerja; b. Termasuk skala prioritas tinggi; c. Termasuk pembangunan infrastruktur; d. Melakukan alih teknologi; e. Melakukan industri pionir; f. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan atau daerah lain yang dianggap perlu; 73 Lutfi Zaenuddin, “Pemerintah Daerah Boleh Mengeluarkan Izin Investasi”. http:www.unisosdem.orgarticle_detail.php?aid=6030coid=2caid=2gid=2 , diakses tanggal 2 Februari 2014. 74 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Bab X, Pasal 18 ayat 3. Universitas Sumatera Utara g. Menjaga kelestarian lingkungan hidup; h. Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan inovasi; i. Bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi; j. Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri. Sehingga, makna pada Pasal 9 pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus ini adalah adanya keterkaitan dengan pemberian fasilitas bagi investor di Kawasan Ekonomi Khusus bahwa pemerintah daerah diberikan kewenangan dalam memberikan insentif pajak daerah dan kemudahan lain termasuk penetapan dan pemberlakuan upah minimum bagi tenaga kerja di KEK melalui regulasi. Posisi yang dengan dengan jalur perdagangan internasional merupakan lokasi yang memiliki akses ke pelabuhan atau bandar udara atau tempat lain yang melayani kegiatan perdagangan internasional. Posisi yang dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia merupakan lokasi yang memiliki akses ke: a. Alur laut kepulauan Indonesia; b. Jaringan pelayaran yang menghubungkan antar pelabuhan internasional hubungan di Indonesia dan pelabuhan internasional di Indonesia; dan c. Jaringan pelayaran yang menghubungkan antar pelabuhan internasional hubungan dan pelabuhan internasional dengan pelabuhan internasional di Negara lain. Universitas Sumatera Utara Timnas KEKI dalam laporan pendahuluan telah menetapkan 12 kriteria untuk menjadikan suatu daerah atau wilayah dapat dijadikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus yaitu : 75 a. Kawasan Ekonomi Khusus harus diusulkan sendiri oleh pemerintah daerah dan memproleh komitmen kuat dari pemerintah daerah bersangkutan. Komitmen itu berupa kesediaan pemerintah daerah untuk menyerahkan pengelolaan kawasan yang yang diusulkan kepada manajeman khusus; b. Kepatian kebijkan, meliputi dukungan aspek legal dalam pengembangan kegiatan ekonomi, baik kebijakan fiskal ataupun non fiskal; c. Merupakan pusat kegiatan wilayah yang memenuhi Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW. Selain itu, telah ditetapkan sebagai kawasan prindustrian atau oleh Undang-Undang telah ditetapkan sebagai wilayah dengan pelakuan khusus; d. Tidak harus satu kesatuan wilayah, namun merupakan kawasan yang relatif telah berkembang dan memiliki keterkaitan dengan wilayah pengembangan lain; e. Sudah tersedia fasilitas infrastruktur pendukung; f. Tersedia lahan untuk industri minimal 10 hektar ditambah lahan untuk perluasannya; g. Tersedia tenaga kerja yang terlatih di sekitar lokasi; h. Lokasi harus memberikan dampak ekonomi yang signifikan; 75 Muhammad Zeini, “Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Kawasan Ekonomi Khusus Dalam Kaitannya Dengan Upaya Meningkatkan Penanaman Modal. Medan”, Skripsi, Ilmu Hukum, Universitas Sumatera Utara, 2011, hlm. 34. Universitas Sumatera Utara i. Lokasi tidak terlalu jauh dengan pelabuhan dan bandara internasional. Selain itu secara geopolitis wilayah Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia bersaing dengan Negara lain atau bisa menjadi komplementer dari sentra produksi di Negara lain. j. Secara ekonomi strategis, dekat dengan lokasi pasar hasil produksi, tidak jauh dari sumber baha baku atau pusat distribusi internasional; k. Tidak mengganggu daerah konservasi alam; dan l. Memiliki tugas batas yang jelas baik batas buatan, serta kawasan yang mudah dikontrol kemanannya, sehungga mencegah upaya penyeludupan. Dari beberapa poin yang penting yang berasal dari kriteria agar ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus yaitu, peran dari pemerintah daerah yang lebih kuat sedangkan pemerintah pusat hanya bersifat menetapkan norma, pedoman dan standarisasi serta manualnya.

C. Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus Berdasarkan Peraturan