Bentuk Penagihan Daluwarsa Penagihan Pajak Pengertian Juru Sita

pembayaran pajak yang terutang Penagihan Pajak meliputi kegiatan pembuatan dan mengirim surat peringatan, surat teguran, surat paksa, penyitaan, lelang, pencegahan, dan penyanderaan. Penagihan pajak merupakan tindakan yang sangat penting dalam proses pemungutan pajak. Hal ini dimaksudkan agar semua wajib pajak patuh membayar pajak. Apabila tidak ada tindakan penagihan pajak yang dilakukan oleh fiskus, wajib pajak akan memandang enteng pajak yang menjadi kewajibannya. Sikap ini pada akhirnya akan membuat wajib pajak enggan membayar pajak karena tidak ada tindakan yang diambil oleh fiskus apabila ia tidak membayar pajak. Selain sebagai upaya paksa terhadap wajib pajak yang tidak melunasi utang pajaknya sebagaimana mestinya, di sisi lain diharapkan dapat menjadi peringatan terhadap wajib pajak lainnya untuk melunasi pajak terutang tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

K. Bentuk Penagihan

Dalam bidang administrasi perpajakan dikenal beberapa bentuk penagihan yaitu penagihan pasif, penagihan aktif dengan diterbitkan STPSKPSKPT dan penagihan paksa. a. Penagihan Pasif Penagihan pasif adalah tindakan yang dilakukan oleh kantor pelayanan pajak dengan cara melakukan pencatatan, pengawasan atas kepatuhan pembayaran masa dan pembayaran lainnya yang dilakukan oleh wajib pajak. Universitas Sumatera Utara b. Penagihan Aktif Penagihan aktif adalah penagihan yang didasarkan pada STPSKPSKPT dimana undang-undang telah menentukan tanggal jatuh tempo yaitu 1 satu bulan terhitung dari saat STPSKPSKPT diterbitkan. Sebelum tanggal jatuh tempo, fiskus dapat melakukan penagihan aktif dimana KPP menghimbau kepada wajib pajak agar melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo. c. Penagihan dengan Surat Paksa Penagihan dengan Surat Paksa dilakukan oleh fiskus melalui juru sita pajak negara yang menyampaikan memberitahukan Surat Paksa, melakukan penyitaan dan melakukan pelelangan melalui kantor lelang negara terhadap barang-barang wajib pajak.

L. Daluwarsa Penagihan Pajak

Daluwarsa adalah lewat waktu artinya keadaan yang telah ditentukan lewat waktu sehingga segala tindakan atau perbuatan sebagaimana disebutkan telah tidak memiliki kekuatan hukum lagi. Menurut Pasal 22 ayat 1 KUP “Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah lampaui waktu 5 lima tahun terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Penilaian Kembali. Universitas Sumatera Utara Daluarsa penagihan pajak tertangguh apabila : 1. Diterbitkan surat teguran dan surat paksa 2. Adanya pengakuan utang pajak dari wajib pajak langsung maupaun tidak langsung 3. Diterbitkannya SKPKB atau SKPKBT 4. Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan

M. Pengertian Juru Sita

Adapun pengertian juru sita pajak menurut UU No. 19 tahun 2000 adalah pelaksanaan tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan penyanderaan. Karyawan Direktorat Jenderal Pajak yang diangkat sebagai jurusita pajak haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut : a Berpendidikan dan memiliki ijazah serendah-rendahnya sekolah umum atau yang setingkat dengan itu b Pangkat serendah-rendahnya pengatur muda golongan IIa c Berbadan sehat dan tidak cacat fisik d Lulus pendidikan jurusita pajak e Sebelum melaksanakan tugasnya diangkat dan disumpah oleh pejabat Kemudian juru sita pajak dapat diberhentikan dalam hal : a Meninggal dunia atau pensiun b Sakit jasmani atau rohani terus-menerus c Lalau atau tidak cakap dalam menjalankan tugas Universitas Sumatera Utara d Melakukan perbuatan tercela e Melanggar sumpah atau janji jurusita pajak. f Karena alih tugas Dari uraian tentang jurusita sebagaimana tersebut di atas maka kita ketahui bahwa tugas jurusita pajak adalah sebagai berikut : a. Melaksanakan surat perintah tagihan dan sekaligus b. Memberitahukan surat paksa c. Melaksanakan penyitaan atas barang penanggung pajak berdasarkan surat perintah melaksanakan penyitaan, dan d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan Menurut pasal 18 1 UU No. 28 tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, yang menjadi dasar penagihan adalah : Surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak kurang bayar, tambahan, dan surat keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan dan putusan banding serta keputusan peninjauan kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

A. Faktor-faktor Timbulnya Tunggakan Pajak

Pada ajaran material dimana Utang Pajak timbul apabila terpenuhi keadaan, peristiwa, atau perbuatan yang memenuhi syarat dikenakan pajak sesuai dengan masing-masing Undang-undang Pajak tersebut. Dengan demikian, untuk melunasi utang pajak terutang, wajib pajak tidak perlu menunggu terbitnya Surat Ketetapan Pajak dari fiskus. Ketentuan dalam Undang-undang KUP mengatur bahwa setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya Surat Ketetapan Pajak. Hal ini yang mendasari bahwa dalam pembayaran pajak, wajib pajak tidak perlu menunggu dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus sehingga tidak ada alasan bagi wajib pajak untuk membayar pajak hanya karena menganggap ia belum memiliki utang pajak. Sepanjang fakta kena pajak telah terpenuhi sesuai dengan ketentuan Undang-undang pajak, maka utang pajak telah timbul terhadap orang tersebut dan ia harus membayar pajak yang terutang sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan Undang-Undang KUP, dalam pengenaan PPh, PPN dan PPnBM, Direktorat Jenderal Pajak fiskus tidak berkewajiban untuk menerbitkan Surat Ketetapan Pajak atas semua Surat Pemberitahuan SPT yang disampaikan wajib 48 Universitas Sumatera Utara