Analisis Tekstual Hoho Pada Tari Faluaya
3.3 Analisis Tekstual Hoho Pada Tari Faluaya
Dalam kajian ini, penulis akan menganalis makna teks Hoho Faluaya dengan menggunakan teori semiotika. Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini berpandangan bahwa fenomena sosial dan budaya pada dasarnya merupakan tanda-tanda. Semiotik mengkaji sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti (Takari dan Fadlin, 2014:19).
Teori semiotika ini kemudian dipadukan dengan pandangan dari Barthes yang mengatakan bahwa setiap tanda selalu memiliki pemaknaan awal (denotasi) dan pengembangan (konotasi) yaitu isi sebuah ekspresi atau simbol. Analisa teks Hoho Faluaya ini akan disusun berdasarkan struktur urutan penyajian teks Hoho Faluaya yaitu Hoho Fohuhugö, Hoho Hivfagö, Hoho Fu’alö, Hoho Siöligö, dan Hoho Fadolihia. Perlu penulis jelaskan terlebih dahulu bahwa dalam kaitannya pada penyajian teks Hoho, Kafalo Zaluaya yang adalah komandan perang disebut sebagai Sondroro dan Bohalima atau prajurit kebanyakan disebut Sanoyohi. Secara lengkap urutan penyajian teks Hoho Faluaya akan seperti dibawah ini :
Hoho Fohuhugö
Tari humöho tabörötai tabörögö… (Sondroro) Hu !
(Sanoyohi) Bahijale !
(Sondroro) Ha !
(Sanoyohi)
Hoho Hivfagö
Hefa ! (Sondroro) Khöyola laimba imba hörö
(Sanoyohi) He yaiya, yaiya hö ! Hu ! Hu! Ha!
(Sanoyohi)
Hoho Fu’alö
Ohaya he..e.. haya dahumalö (Sondroro) Aihu ! He…
(Sanoyohi) Ohaya ba ha ya dahumalö manö-manö
(Sondroro) Aihu ! He…
(Sanoyohi) Ohaya he..e.. da tabörötaigö
(Sondroro) Aihu ! He…
(Sanoyohi) Ohaya ba databörötai tabörögö
(Sondroro) Aihu ! He…
(Sanoyohi) Ohaya he..e.. databörö danö
(Sondroro) Aihu ! He…
(Sanoyohi) Ohaya ba databörö danö ta balo
(Sondroro) Aihu ! He…
(Sanoyohi) Ohaya he..e.. yae ndraono matua
(Sondroro) Aihu ! He…
(Sanoyohi) Ohaya ba yae ndraono matua sihino döla
(Sondroro) Aihu ! He … Yaiya ! Yaiya ! Hö !
(Sanoyohi)
Hoho Siöligö
He..he..khö ! Ho ba ba… (Sondroro) Ha.. lö..hi..li.. no laukha
(Sondroro) Aaa….
(Sanoyohi) O inagu ae ho ina aehe ya…
(Sondroro) Ho iwaö wöwö awöni ba ndraso…
(Sondroro) Lumö hö jimöi… Ae lumö hö jiso…
(Sondroro) Lau babö böli he..e..
(Sondroro) He he khö ba
(Sondroro) Ba lö hili wöwö awöni ba..a.. ndraso
(Sanoyohi) He lumö ! Lumö jimöi
(Sanoyohi)
He lumö ! Lumö jiso (Sanoyohi) He yaiya yaiya hö !
(Sanoyohi) Andrö da tabörötai…
(Sondroro) Andrö da tabörötai tabörögö…
(Sanoyohi) He siwöwö no niwaö mö..
(Sanoyohi) Ba siwöwö no niwaö mö..
(Sanoyohi) Andrö da tabörötai tabörögö
(Sanoyohi) Haiwa hö, haiwa hö ! Aihu ! He…
(Sanoyohi) Andrö da umane-mane…
(Sondroro) Andrö da umane-mane ba manö-manö…
(Sanoyohi) He siwöwö no niwaö mö..
(Sanoyohi) Ba siwöwö no niwaö mö..
(Sanoyohi) Andrö da umane-mane ba manö-manö..
(Sanoyohi) Siwöwö niwaö mö ! Aihu ! He…
(Sanoyohi) Lumö mia lumö jimöi
(Sondroro) Lumö mia lumö jimöi
(Sanoyohi) He ae he ho lauwe
(Sanoyohi) Lumö… Ae…
(Sanoyohi) Lumö mia lumö jimöi ba lumö jisö
(Sanoyohi) He he khö ba
(Sondroro) Ba lö hili wöwö awöni ba..a.. ndraso
(Sanoyohi) He lumö ! Lumö jimöi
(Sanoyohi) He lumö ! Lumö jiso
(Sanoyohi) He yaiya yaiya hö !
(Sanoyohi)
Hoho Fadolihia
Ta lau maluaya maökhö ! (Sondroro) Ae hijaho ! He…
(Sanoyohi)
Ono matua sifakhöyö ! (Sondroro) Ae hijaho ! He…
(Sanoyohi) Ono matua fatuwusö !
(Sondroro) Ae hijaho ! He…
(Sanoyohi) Andre si duhu si wöwö !
(Sondroro) Ae hijaho ! He…
(Sanoyohi) Sanae binu sanae högö !
(Sondroro) Ae hijaho ! He…
(Sanoyohi) Yaiya ! Yaiya ! Hö ! Hu ! Ha…!
(Sondroro+Sanoyohi)
3.3.1 Analisis Teks Fohuhugö
Pertunjukan Tari Faluaya selalu dibuka dengan Hoho Fohuhugö. Fohuhugö merupakan sebuah teriakan atau seruan yang memiliki makna ‘meminta’ persetujuan atau kesepakatan atas apa yang hendak dilaksanakan dan atas apa yang telah dilaksanakan. Seruan ini diteriakkan oleh Sondroro Hoho pada awal pertunjukan, saat pergantian dari Hoho Fu’alö menuju Hoho Siöligö, dan pada saat pergantian dari Hoho Siöligö menuju Hoho Fadolihia. Analisis teks Hoho Fohuhugö akan penulis jelaskan seperti pada tabel dibawah ini.
Penyaji Teks Nyanyian Hoho
Terjemahan
Objek / Tanda
Son - Tari humöhö
tabörötai tabörögö tabörötai tabörögö
- Sudahkah bisa kita
(memulai) San
Son - Bahijale !
bahijale (teruskan) San
- Mari lanjutkan !
- Ha !
- Ya, mari !
NO Denotasi
Konotasi
Keterangan
1. memulai : upaya untuk
Frase Hugö ini segera melakukan
memulai : tindakan
merupakan bentuk sesuatu
bertanya apakah ada
yang keberatan
pertanyaan apakah pertanyaan apakah
para penari yang
hadir setuju teruskan : jangan
dilanjutkan
pertunjukan ini berhenti
teruskan : jika tidak
dimulai.
ada yang keberatan
Frase Hugö ini
boleh dilanjutkan,
bersifat call
jangan berhenti
respons.
Tabel 3.1 Analisis Teks Fohuhugö
Saat pertunjukan Tari Faluaya dimulai, Sondroro mengawali dengan kalimat pertanyaan kesiapan para penari dalam melakukan pertunjukan. Jika seluruh penari sudah siap dan sepakat maka akan dijawab dengan “Hu !” (ya, kami sepakat, kami siap !). Setelah mendapatkan jawaban, Sondroro kemudian menyerukan ajakan untuk meneruskan dengan mengatakan “Bahijale !” yang kemudian disambut oleh Sanoyohi dengan menyerukan ”Ha !” (mari kita lanjutkan).
3.3.2 Analisis Teks Hivfagö
Setelah hugö yang diserukan oleh Sondroro, maka selanjutnya para penari akan melakukan gerakan ohigabölöu untuk memasuki tempat pertunjukan dengan formasi acak. Kemudian dihentikan oleh Sondroro dengan menyerukan Ha ! . Setelah itu para penari kembali melakukan gerakan ohigabölöu dan membentuk formasi melingkar. Setelah formasi melingkar terbentuk, para penari menyerukan Hoho Hivfagö sambil melakukan gerakan Hivfagö. Seruan Hivfagö ini merupakan penegasan dari Hugö yang telah diserukan sebelumnya. Analisis
teks Hivfagö akan penulis jelaskan seperti pada tabel berikut ini.
Penyaji Teks Nyanyian Hoho
Terjemahan
Objek / Tanda
Son - He fa !
1. Fakhöyöla (bermain) San
- Mari !
- Khöyola
2. Laimba imba hörö - Laimba imba hörö
- Bermain
- Babi jantan liar (babi jantan liar yang - He yaiya, yaiya hö !
kuat) - Hu ! Hu! Ha!
- Ya, lakukan
- Ya, pasti
No. Denotasi
Konotasi
Keterangan
1. bermain : beratraksi, bermain : aktifitas Frase Hivfagö ini bergerak, bercanda
beratraksi
menunjukkan simbol
2. babi jantan liar yang kuat babi jantan liar keperkasaan para : hewan liar yang
penari (bohalima). berbahaya
yang kuat :
menunjukkan
Frase Hivfagö ini
keperkasaan
bersifat call respons.
Tabel 3.2 Analisis Teks Hivfagö
3.3.3 Analisis Teks Fu’alö
Setelah para penari selesai menyerukan teks Hivfagö, mereka kembali melakukan gerakan ohigabölöu dan kemudian menyusun formasi berbaris dua dengan posisi Kafalo Zaluaya (Sondroro) berada di bagian tengah depan barisan Bohalima (Sanoyohi) . Setelah tersusun formasi sedemikian, Kafalo Zaluaya (Sondroro) akan menghentikan gerakan dengan menyerukan Ha!. Kemudian para penari menyerukan teks Fu’alö yang tersusun dalam beberapa bait, umumnya hanya 4 bait. Dalam teks Fu’alö ini diceritakan tentang keperkasaan para penari yang sedang mempertunjukkan Tari Faluaya. Analisis teks Fu’alö setiap baitnya akan penulis jelaskan seperti tabel dibawah ini.
Penyaji Teks Nyanyian Hoho
Terjemahan
Objek / Tanda
Son - Ohaya he..e.. haya
1. dahumalö dahumalö
- Apa yang mau kita
(mengambil) San
ambil
- Aihu ! He…
- Ya
2. dahumalö manö-
Son - Ohaya ba haya
manö (mengambil dahumalö manö-
- Apa pokok
pokok pembicaraan) manö
pembicaraan yang
kita ambil
San - Aihu ! He…
- Ya
No. Denotasi
Konotasi
Keterangan
1. mengambil : usaha
Frase bait I teks untuk memperoleh /
mengambil :
Fu’alö ini merupakan mendapatkan sesuatu
tindakan
menanyakan apa
bentuk pertanyaan
yang hendak
Kafalo Zaluaya dilakukan/dikerjakan (Sondroro) tentang /diperbuat sekarang
apa yang akan diperbuat.
Frase berikutnya ini pokok pembicaraan :
2. mengambil bahan
mengambil pokok
menanyakan apa yang usaha untuk
pembicaraan :
mau dijadikan pokok mendapatkan pokok
tindakan
pembicaraan (usaha pembicaraan
menanyakan apa
pokok pembicaraan
memperjelas
yang akan
pertanyaan frase 1). diceritakan sekarang Setiap frase bersifat call respons dan counter frase (pengulangan).
Tabel 3.3 Analisis Teks Fu’alö Bait ke-I
Pada bait I teks Fu’alö ini, Kafalo Zaluaya (Sondroro Hoho) menanyakan kepada Bohalima tentang apa yang hendak diceritakan atau dijadikan bahan pembicaraan sekarang ini. Teks Fu’alö ini memiliki ciri bersifat call respons sekaligus counter frase pada setiap baitnya. Berikutnya adalah analisis teks Fu’alö bait ke-II.
Penyaji Teks Nyanyian Hoho
Terjemahan
Objek / Tanda
Son - Ohaya he..e.. da
1. da tabörötaigö tabörötaigö
- Mari kita
(memulai) San
memulai
- Aihu ! He…
- Ya
2. databörötai tabörögö
Son - Ohaya ba databörötai - Mari kita mulai (mulai melanjutkan) tabörögö
dan melanjutkannya
- Ya
San - Aihu ! He…
No. Denotasi
Konotasi
Keterangan
1. memulai : suatu
Frase bait II ini aktifitas mengawali /
memulai :
membuka cerita / merupakan ajakan mendahului
pembicaraan yang untuk tidak berlama- telah ditanyakan
lama membahas
sebelumnya
tentang apa yang akan
mulai
diceritakan/dikisahkan
2. mulai melanjutkan :
oleh para penari. meneruskan sesuatu
melanjutkan :
pembicaraan yang Frase bait II ini juga yang telah diawali /
bersifat call respons didahului
sudah dibuka
maka harus
dan sekaligus counter
dilanjutkan
frase.
Tabel 3.4 Analisis Teks Fu’alö Bait ke-II
Frase pada bait II teks Fu’alö ini merupakan sebuah bentuk jawaban dari frase bait I yang berarti bahwa para penari harus memulai dan kemudian melanjutkan bahan pembicaraan yang ingin dibicarakan. Teks pada bait II ini bersifat call respons dan sekaligus counter frase (pengulangan). Berikutnya adalah analisis teks Fu’alö bait ke-III.
Penyaji Teks Nyanyian Hoho
Terjemahan
Objek / Tanda
Son - Ohaya he..e..
1. databörö danö databörö danö
- Mari kita
(menghentak San
menghentakkan tanah
tanah) Son
- Aihu ! He…
- Ya
- Ohaya ba databörö - Mari kita
2. databörö danö ta danö ta balo
menghentakkan tanah
balo (menghentak
tanah hingga San
dan menggoncangnya
- Aihu ! He…
- Ya
goncang)
No. Denotasi
Konotasi
Keterangan
1. menghentak tanah :
Frase bait ke III ini memijak tanah
menghentak tanah :
menunjukkan dengan tambahan
melakukan aktifitas
keperkasaan para tekanan
sedikit melompat
sehingga tanah pijakan
penari dengan
terhentak
melakukan hentakan
2. menghentak tanah
pada tanah bahkan hingga goncang :
menghentak tanah
sampai tanah memijak tanah
hingga goncang : para
bergoncang. dengan tekanan kuat
penari menunjukkan
keperkasaannya dengan Frase ini juga sehingga tanah
menghentak-hentakkan bersifat call respons bergetar/goncang
tanah sehingga terdapat dan sekaligus getaran/goncangan
counter frase .
Tabel 3.5 Analisis Teks Fu’alö Bait ke-III
Pada bait III teks Fu’alö ini menceritakan tentang kehebatan dan keperkasaan para penari dengan sebuah ajakan dari Kafalo Zaluaya (Sondroro) kepada seluruh Bohalima (Sanoyohi) untuk melakukan gerakan menghentak tanah hingga tanah bergoncang. Frase pada bait ini juga bersifat call respons dan sekaligus counter frase. Berikutnya adalah analisis teks Fu’alö bait ke-IV.
Penyaji Teks Nyanyian Hoho
Terjemahan
Objek / Tanda
Son - Ohaya he..e.. yae
1. ndraono matua ndraono matua
- Inilah para
(pria) San
pria/lelaki
2. ndraono matua Son
- Aihu ! He…
- Ya
- Ohaya ba yae
sihino döla (pria ndraono matua sihino
- Para pria yang
yang kuat) döla San
gagah perkasa
- Aihu ! He … Yaiya ! - Ya, sungguh Yaiya ! Hö !
demikian
No. Denotasi
Konotasi
Keterangan
1. pria : laki-laki (para
pria : prajurit
Frase pada bait ke IV Frase pada bait ke IV
perang (para
ini menegaskan
penari) yang
kepada para khalayak
sedang
bahwa para penari
mempertunjukkan
adalah pria yang
Tari Faluaya
gagah perkasa yang
2. pria yang kuat : para
sedang prajurit yang perkasa
pria yang kuat :
para penari
mempertunjukkan
(Bohalima) yang
Tari Faluaya.
gagah perkasa
Setiap frase juga
sedang
merupakan call
mempertunjukkan
respons dan sekaligus
Tari Faluaya
counter frase.
Tabel 3.6 Analisis Teks Fu’alö Bait ke-IV
Pada bait ke-IV teks Fu’alö ini diceritakan lagi bahwa para penari (Bohalima) merupakan para pria yang gagah perkasa, yang kuat dan berani menghadapi musuh. Setiap bait dalam teks Fu’alö bersifat call respons dan juga sekaligus counter frase (pengulangan). Demikianlah analisis teks Fu’alö yang terdapat pada pertunjukan Tari Faluaya untuk setiap baitnya.
3.3.4 Analisis Teks Siöligö
Setelah Teks Fu’alö dituturkan maka para penari (Bohalima) kembali melakukan gerakan Ohigabölöu untuk kemudian mengambil posisi yang terbagi menjadi dua kubu yang saling berhadapan dan bermususuhan. Ketika telah terbentuk formasi dua kubu, para penari (Bohalima) kemudian melakukan gerakan Manökhö sehingga terlihat seperti terjadi perang antara dua kubu. Untuk menghentikan perang tersebut, Kafalo Zaluaya akan menyerukan “Ha !” dan para Setelah Teks Fu’alö dituturkan maka para penari (Bohalima) kembali melakukan gerakan Ohigabölöu untuk kemudian mengambil posisi yang terbagi menjadi dua kubu yang saling berhadapan dan bermususuhan. Ketika telah terbentuk formasi dua kubu, para penari (Bohalima) kemudian melakukan gerakan Manökhö sehingga terlihat seperti terjadi perang antara dua kubu. Untuk menghentikan perang tersebut, Kafalo Zaluaya akan menyerukan “Ha !” dan para
Setelah terbentuk formasi lingkaran, para penari (Bohalima) kembali menyanyikan teks Hoho Hivfagö dengan disertai gerakan Hivfagö pula. Kemudian setelah itu, Kafalo Zaluaya kembali menyerukan Hugö dan dilanjutkan dengan para penari meletakkan peralatan perang mereka ke tanah. Pada formasi lingkaran inilah teks Hoho Siöligö dinyanyikan oleh para penari (Bohalima) yang isinya menggambarkan indahnya sebuah persatuan. Analisis teks Siöligö akan penulis jelaskan seperti dibawah ini.
Penyaji Teks Nyanyian
Terjemahan
Objek / Tanda
Son - He..he..khö !
1. Khö - Ho ba ba…
- Inilah negeri kita
(wilayah/negeri) - Ha.. lö..hili.. no
- terletak di
2. hili.. no laukha laukha
- tepi pegunungan
(pinggir gunung) - Aaa….
3. inagu (ibuku) San
- Ya…
4. wöwö awöni ba Son
- O inagu ae
- Oh ibuku
- Ho ina aehe ya…
ndraso (pendiri - Ho iwaö wöwö
- Ya ibuku
desa) awöni ba ndraso…
- Pendiri desa
5. jimöi (pergi) - Lumö hö jimöi…
6. jiso (datang) - Ae lumö hö jiso…
- Sudah pergi
7. böli (jangan) - Lau babö böli he..e.. - Jangan lupakan Son
- Yang datang
- He he khö ba
- Inilah negeri kita
San - Ba lö hili wöwö
- Di pegunungan
awöni ba..a.. ndraso
sudah didirikan tempat kita
- He lumö ! Lumö
- Ya mereka yang
jimöi
telah pergi
- He lumö ! Lumö jiso - Ya mereka yang
datang
- He yaiya yaiya hö !
- Ya, mari kita
bersama
No. Denotasi
Konotasi
Keterangan
1. wilayah/negeri :
Teks pembuka wilayah desa
wilayah/negeri :
wilayah strategis
Siöligö ini
desa
bertemakan pesan
pewarisan dan pesan wilayah pedesaan
2. pinggir gunung : letak
pinggir gunung :
untuk generasi masyarakat Nias
letak desa
Bawömataluo, yang
penerus untuk
juga merupakan
memeliharanya dan
tempat
juga berisikan berkembangnya Tari penegasan dari pesan Faluaya
tersebut.
Frase pada teks melahirkan
3. ibuku : yang
ibuku : leluhur
masyarakat Nias
pembuka Siöligö ini
4. pendiri desa : nenek
bersifat call respons moyang
pendiri desa : yang
membangun dan
dan sekaligus counter
menata desa
motif.
5. pergi : tidak berada
pergi : sudah
didesa lagi
meninggal dunia
6. datang : hadir/berada
datang : lahir
di desa
generasi baru
7. jangan : tidak boleh
jangan : teruskan
dilakukan
warisan leluhur
Tabel 3.7 Analisis Teks Pembuka Siöligö
Sebagai teks pembuka Hoho Siöligö, Sondroro menggambarkan indahnya sebuah persatuan dan bagaimana kuatnya masyarakat Nias bila bersatu untuk mempertahankan warisan leluhur mereka. Pada teks pembuka ini mengungkapkan rasa bangga akan wilayah desa dan penataan desa warisan leluhur masyarakat Nias yang terletak pada tepi dataran tinggi (pegunungan) dan betapa seluruh masyarakat baik yang pergi maupun yang datang merasa harmonis dan kagum akan warisan leluhur tersebut. Selanjutnya penulis akan menjelaskan analisis teks isi Hoho Siöligö pada setiap bagiannya.
Penyaji Teks Nyanyian
Terjemahan
Objek / Tanda
Son - Andrö da tabörötai… - Sekarang kita mulai
1. tabörötai San
- Andrö da tabörötai
(mulai) tabörögö…
- Ya kita mulai
2. tabörötai San
ungkapkan
- He siwöwö no niwaö - Tentang pendiri desa tabörögö (mulai mö..
katakan) San
yang diungkapkan
- Ba siwöwö no niwaö - Ya tentang pendiri
3. siwöwö no mö..
niwaö (pendiri San
desa
- Andrö da tabörötai
desa) tabörögö
- Ya kita mulai
4. haiwa hö San
ungkapkan
- Haiwa hö, haiwa hö ! - Ya nyanyikanlah (nyanyikan) San
- Aihu ! He…
- Ya tuturkan
No. Denotasi
Konotasi
Keterangan
1. mulai : upaya untuk
Teks isi bagian I segera melakukan
mulai : tindakan
Hoho Siöligö ini sesuatu
bertanya apakah ada
yang keberatan untuk
merupakan
dilanjutkan
ungkapan rasa
2. mulai katakan :
kebersamaan bicarakan dan
mulai katakan :
dalam persatuan. sampaikan
menyampaikan
maksud dan tujuan
Setiap frase
3. pendiri desa : pendiri
bersifat call desa masyarakat Nias
pendiri desa : kepada
generasi muda
respons dan diharapkan peduli pada sekaligus counter peninggalan leluhur
frase .
4. nyanyikan : bersuara
nyanyikan : ungkapan dengan bernada kegembiraan dan kebersamaan diungkapkan dengan bernyanyi Hoho
Tabel 3.8 Analisis Teks Isi Siöligö Bagian I
Sebagai teks isi bagian I Hoho Siöligö, Sondroro kembali mengungkapkan bagaimana indahnya kebersamaan dan persatuan untuk tetap mempertahankan warisan leluhur. Dengan teks isi bagian I ini, para penari mulai Sebagai teks isi bagian I Hoho Siöligö, Sondroro kembali mengungkapkan bagaimana indahnya kebersamaan dan persatuan untuk tetap mempertahankan warisan leluhur. Dengan teks isi bagian I ini, para penari mulai
Penyaji Teks Nyanyian
Terjemahan
Objek / Tanda
Son - Andrö da u mane-mane…
- Sekarang kita
1. mane-mane
(ceritakan) San
ceritakan
- Andrö da umane-mane ba - Ya ceritakan
2. manö-manö manö-manö…
(cerita masa San
masa lalu
- He siwöwö no niwaö mö.. - Pendiri desa lalu) San
3. siwöwö no San
- Ba siwöwö no niwaö mö..
- Ya pendiri desa
- Andrö da umane-mane ba - Ya cerita leluhur niwaö mö manö-manö..
(pendiri desa) San
4. haiwa hö San
- Siwöwö niwaö mö ! - Ya Pendiri Desa
- Aihu ! He…
- Ya, tuturkan
(nyanyikan)
No. Denotasi
Konotasi
Keterangan
1. ceritakan : hal sejarah desa
ceritakan :
Teks isi bagian II
tindakan
Hoho Siöligö ini
menanyakan apa
merupakan
ada yang
ungkapan rasa
keberatan jika
kebersamaan
cerita dilanjutkan
dalam persatuan.
2. cerita masa lalu : sesuatu hal cerita masa lalu : Setiap frase yang sudah lampau
menyampaikan
bersifat call
pesan moral dan
respons dan
nasehat dari
sekaligus counter
leluhur kepada
frase .
generasi muda
3. pendiri desa : pendiri desa pendiri desa : masyarakat Nias
kepada generasi muda diharapkan peduli pada peninggalan leluhur
4. nyanyikan : bersuara dengan nyanyikan : bernada
ungkapan kegembiraan dan ungkapan kegembiraan dan
Tabel 3.9 Analisis Teks Isi Siöligö Bagian II
Teks isi Siöligö bagian II masih sama seperti bagian sebelumnya yang juga mengungkapkan bagaimana indahnya kebersamaan dan persatuan untuk tetap mempertahankan warisan leluhur. Teks ini juga dinyanyikan sambil melakukan gerakan Siöligö yang juga menggambarkan semangat kebersamaan dan persatuan. Selanjutnya akan penulis jelaskan tentang analisis teks isi Siöligö bagian III.
Penyaji Teks Nyanyian Hoho
Terjemahan
Objek / Tanda
Son - Lumö mia lumö jimöi - Kalian yang telah
1. jimöi (pergi)
pergi
San - Lumö mia lumö jimöi - Kalian yang telah
pergi
San - He ae he ho lauwe
2. ho lauwe San
- Ya leluhur kami
(leluhur) San
- Lumö… Ae…
- Ya…
- Lumö mia lumö jimöi ba - Yang kalian akan lumö jisö
diteruskan
3. jisö (datang)
No. Denotasi
Konotasi
Keterangan
1. pergi : tidak berada di desa pergi : sudah Teks isi bagian III
meninggal dunia
Hoho Siöligö ini
2. leluhur : nenek moyang
leluhur : yang
merupakan berjasa mendirikan ungkapan rasa dan menata desa
kebersamaan
3. datang : hadir/berada
datang : generasi
dalam persatuan.
didesa
baru harapan
Setiap frase
penerus warisan
bersifat call
leluhur
respons dan sekaligus counter frase .
Tabel 3.10 Analisis Teks Isi Siöligö Bagian III
Teks isi Siöligö bagian III ini juga masih sama yang isinya mengungkapkan bagaimana indahnya kebersamaan dan persatuan untuk tetap mempertahankan warisan leluhur. Isi bagian III teks ini merupakan pelengkap gambaran dari pentingnya kebersamaan dan persatuan dari masyarakat Nias untuk tetap mempertahankan warisan leluhur. Teks ini juga dinyanyikan sambil melakukan gerakan Siöligö yang juga menggambarkan semangat kebersamaan dan persatuan. Selanjutnya akan penulis jelaskan tentang analisis teks penutup Siöligö yang merupakan penggalan dari teks pembuka Siöligö.
Penyaji Teks Nyanyian Hoho
Terjemahan
Objek / Tanda
Son - He he khö ba
1. khö San
- Inilah negeri kita
- Ba lö hili wöwö awöni - Di pegunungan sudah (wilayah/negeri) ba..a.. ndraso
2. hili San
didirikan tempat kita
- He lumö ! Lumö jimöi - Ya mereka yang telah (pegunungan)
3. wöwö awöni San
pergi
- He lumö ! Lumö jiso
- Ya mereka yang
ba..a.. ndraso
(pendiri desa) San
datang
- He yaiya yaiya hö ! - Ya, mari kita bersama
4. jimöi (pergi)
5. jiso (datang)
No. Denotasi
Konotasi
Keterangan
1. wilayah/negeri : wilayah wilayah/negeri : Teks penutup 1. wilayah/negeri : wilayah wilayah/negeri : Teks penutup
wilayah strategis desa
Siöligö ini
2. pegunungan : letak
merupakan pedesaaan masyarakat
pegunungan : letak
penegasan dari Nias
desa Bawömataluo,
yang juga merupakan
betapa indahnya tempat berkembangnya kebersamaan dan Tari Faluaya
persatuan untuk
3. pendiri desa : nenek
mempertahankan moyang
pendiri desa : yang
berjasa mendirikan dan warisan leluhur. menata desa
Teks ini bersifat
4. pergi : tidak berada di
call respons dan desa
pergi : sudah
meninggal dunia
counter motif.
5. datang : hadir/berada di
datang : generasi baru
desa
harapan penerus warisan leluhur
Tabel 3.11 Analisis Teks Penutup Siöligö
Sebagai teks penutup Hoho Siöligö, teks ini merupakan penegasan kembali betapa pentingnya dan indahnya kebersamaan dan persatuan di antara masyarakat Nias untuk tetap mempertahankan warisan leluhur. Para generasi muda adalah harapan untuk tetap meneruskan dan mempertahankan peninggalan leluhur bagi masyarakat Nias. Setelah teks ini selesai dinyanyikan, para penari akan berganti gerakan dari gerakan Siöligö menjadi gerakan Ohigabölöu dengan tetap mempertahankan posisi lingkaran. Tepat ketika para penari berada didepan peralatannya masing-masing, Sondroro akan kembali menyerukan Hoho Hivfagö dan diikuti dengan pergantian gerakan menjadi gerakan Hivfagö pula.
3.3.5 Analisis Teks Fadolihia
Teks Fadolihia dinyanyikan sebagai penutup dari seluruh rangkaian Hoho Faluaya yang menandakan akan berakhirnya pertunjukan Tari Faluaya.
Teks ini mulai dinyanyikan ketika formasi masih membentuk lingkaran seusai penuturan Siöligö yang disusul dengan Hivfagö seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Ketika gerakan dan Hoho Hivfagö selesai, para penari (Kafalo Zaluaya dan Bohalima) kembali berlutut untuk mengambil peralatan mereka dan kemudian berdiri kembali.
Dengan sedikit mengayun-ayunkan badan ke atas dan ke bawah, maka Hoho Fadolihia mulai dituturkan yang disertai gerakan Fahidjale. Gerakan Fahidjale merupakan gerakan berliku-liku menyerupai ular dengan Kafalo Zaluaya (Sondroro) berada paling depan. Para penari membentuk satu barisan dan mengikuti arah kemana Kafalo Zaluaya membawa barisan tersebut. Analisis teks Fadolihia ini akan penulis jelaskan seperti pada tabel dibawah ini.
Penyaji Teks Nyanyian Hoho
Terjemahan
Objek / Tanda
Son - Ta lau maluaya maökhö ! - Mari kita semua
1. maluaya
(bersama) San
menari
2. sifakhöyö Son
- Ae hijaho ! He…
- Ya
- Ono matua sifakhöyö !
- Para pria yang
(bermain)
3. fatuwusö San
bermain
(muda) Son
- Ae hijaho ! He…
- Ya
- Ono matua fatuwusö !
- Para pria yang
4. wöwö (leluhur)
5. sanae (yang San
muda
mengambil) Son
- Ae hijaho ! He…
- Ya
- Andre si duhu si wöwö !
- Sungguh para
6. binu (budak)
7. högö (kepala) San
leluhur kita
- Ae hijaho ! He…
- Ya
Son - Sanae binu sanae högö ! - Para prajurit perang
nan perkasa
San - Ae hijaho ! He…
- Ya
Son +San - Yaiya ! Yaiya ! Hö ! Hu !
- Ya, sungguh
Ha…!
demikian
No. Denotasi
Konotasi
Keterangan
1. bersama : kelompok /
bersama : bersatu
Teks Fadolihia ini Teks Fadolihia ini
muda : sedang bertumbuh / berkembang
leluhur : nenek moyang
yang mengambil : orang yang mendapatkan sesuatu
budak : suruhan / pembantu seorang majikan
kepala : bagian tubuh manusia yang paling penting
untuk melakukan sesuatu bermain : melakukan atraksi atau pertunjukan yaitu Tari Faluaya muda : para penari yang merupakan generasi penerus leluhur : para pendahulu masyarakat Nias yang merupakan prajurit-prajurit tangguh yang mengambil : prajurit perang leluhur masyarakat Nias budak : musuh dalam perang zaman dahulu yang berhasil dikalahkan menjadi budak kepala : para musuh yang tidak bertahan di medan perang dipenggal kepalanya
merupakan teks penutup dari keseluruhan Hoho Faluaya yang merupakan ajakan dan himbauan untuk seluruh masyarakat Nias terkhusus generasi muda untuk tetap bersatu dan bersama-sama. Teks ini juga sekaligus mengingatkan kembali bahwa leluhur masyarakat Nias merupakan orang- orang yang gagah perkasa. Teks ini bersifat call respons dan sekaligus counter frase .
Tabel 3.12 Analisis Teks Fadolihia
Sebagai penutup dari keseluruhan Hoho Faluaya, teks Fadolihia ini merupakan himbauan dan ajakan kembali kepada seluruh masyarakat Nias dan secara khusus generasi muda untuk tetap bersatu dan bersama dalam mempertahankan warisan leluhur. Teks ini juga mengingatkan kembali bahwa Sebagai penutup dari keseluruhan Hoho Faluaya, teks Fadolihia ini merupakan himbauan dan ajakan kembali kepada seluruh masyarakat Nias dan secara khusus generasi muda untuk tetap bersatu dan bersama dalam mempertahankan warisan leluhur. Teks ini juga mengingatkan kembali bahwa