Analisis Struktur Musik Hoho Siöligö
4.5 Analisis Struktur Musik Hoho Siöligö
Hoho Siöligö
Transkripsi oleh : Mario Sinaga dan Metraikan Laoli
4.5.1 Tangga Nada
Langkah awal dalam menganalisa struktur sebuah komposisi musik adalah dengan menentukan tangga nada nya. Tangga nada ini diperoleh dengan mengurutkan nada-nada yang digunakan mulai dari nada terendah hingga nada tertinggi. Melihat dari transkripsi Hoho Siöligö, penulis mengurutkan nada- nadanya mulai dari nada terendah hingga ke nada tertinggi, yaitu : A – B – C – D – Dis – E – F – G – A’
4.5.2 Nada Dasar
Dalam menentukan nada dasar yang dipakai pada Hoho Siöligö, penulis mengacu pada hasil rekaman yang penulis peroleh dari informan melalui kerja lapangan. Melalui hasil rekaman yang penulis dengarkan tersebut dan dibantu dengan alat musik keyboard penulis memperoleh hasil bahwa nada dasar yang digunakan adalah nada C .
Selain itu, dari hasil penulisan musik dalam bentuk transkripsi serta mengacu pada salah satu pendapat Nettl dalam bukunya Theory and Method in Ethnomusicology (1984:164) yang mengatakan bahwa salah satu kriteria yang digunakan untuk menentukan nada dasar suatu lagu yaitu dengan melihat nada mana yang sering dipakai dalam sebuah komposisi musik. Mengacu pada pendapat tersebut dan melihat dari transkripsi Hoho Siöligö penulis menemukan bahwa nada dasar yang dipakai adalah juga nada C.
4.5.3 Wilayah Nada
Wilayah nada adalah jarak antara nada yang terendah hingga nada yang tertinggi yang terdapat dalam sebuah komposisi musik. Dalam komposisi musik Hoho Siöligö wilayah nada yang dapat dilihat adalah dari nada A sampai ke nada A’ .
4.5.4 Jumlah Nada-Nada
Jumlah nada merupakan banyaknya (frekuensi) pemakaian nada-nada yang di dalam sebuah komposisi musik. Dalam komposisi musik Hoho Siöligö Jumlah nada merupakan banyaknya (frekuensi) pemakaian nada-nada yang di dalam sebuah komposisi musik. Dalam komposisi musik Hoho Siöligö
1. Nada A = 25
2. Nada B = 147
3. Nada C = 26
4. Nada D = 104
5. Nada Dis = 11
6. Nada E = 30
7. Nada F = 29
8. Nada A’ = 6
4.5.5 Interval
Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada berikutnya yang terdapat dalam sebuah komposisi musik. Interval-interval yang terdapat dalam Hoho Siöligö akan penulis jelaskan melalui tabel dibawah ini.
Interval Posisi Jumlah Total
1P
2M
2m
3M
3m
4P
5P
6m
4.5.6 Pola Kadensa
Pola kadensa adalah suatu rangkaian harmoni atau melodi sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut. Berikut ini akan penulis tunjukkan pola kadensa yang terdapat pada Hoho Siöligö .
4.5.7 Formula Melodi
Formula melodi adalah susunan melodi berdasarkan kesatuan- kesatuannya yang pada umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu : bentuk, frase, dan motif. Bentuk adalah bagian melodi terbesar yang menjadi dasar pengulangan bagi bentuk-bentuk berikutnya. Satu bentuk melodi biasanya terdiri dari dua frase melodi atau lebih. Frase melodi merupakan rangkaian melodi yang terdiri dari beberapa motif yang merupakan satu ide melodi yang utuh. Sedangkan motif melodi merupakan bagian terkecil yang menjadi karakter pengulangan seluruh komposisi. Formula melodi Hoho Siöligö adalah seperti berikut ini.
Frase 2 Motif A.1
Frase 1
Motif B.1
Motif A.2
Frase 3
Motif B.2 Motif A.3 Motif B.3
Frase 4
Motif C.3
Motif A.4
Motif B.4
Motif C.4
Frase 5 Motif D.4
Motif E.4
Motif F.4
Motif A.5
Frase 6 Motif B.5
Motif A.6
Motif B.6
Frase 7 Motif C.6
Motif D.6
Motif A.7
Frase 8
Motif B.7 Motif A.8 Motif B.8 Motif C.8
Frase 9
Motif D.8
Motif A.9
Frase 10 Frase Motif B.9
Motif A.10
Motif B.10 Motif
Frase 12 A.11 Motif B.11
Frase 11
Motif C.11
Motif A.12
Frase 12
Motif B.12
Motif C.12
Selain kajian terhadap frase melodi dan motif yang termasuk dalam formula melodi, penulis juga mengkaji tentang bentuk yang juga merupakan bagian dari formula melodi. Bentuk dari Hoho Siöligö adalah call respons dan counter frase (counter motif) . Hal ini terlihat dari setiap frasa selalu mengalami pengulangan yang berfungsi sebagai call dan motif nya juga berulang yang berfungsi sebagai respons.
4.5.8 Kontur
Kontur adalah garis lintasan melodi yang terdapat pada sebuah komposisi musik. Menurut Malm (1977:16), kontur dapat dideskripsikan dengan menggunakan istilah ascending (menaik), descending (menurun), pendulous (melengkung), terraced (berjenjang), statis (gerak melodi terbatas/datar), atau dapat diperlihatkan dengan garis-garis dalam bentuk grafik.
Berkaitan dengan pendapat tersebut, penulis mendeskripsikan kontur yang terdapat pada Hoho Siöligö dengan menggunakan istilah yang telah disebut
diatas. Dari hasil transkripsi musik Hoho Siöligö, penulis menyimpulkan bahwa kontur nya adalah ascending, descending, statis, dan terraced.