5. Paparan media massa atau informasi
Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media
massa akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media massa.
6. Akses layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan
Mudah atau sulitnya dalam mengakses layanan kesehatan tentunya akan berpengaruh terhadap pengetahuan khususnya dalam hal kesehatan.
Menurut Suhardjo 2003, suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan :
1. Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.
2. Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu
menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi.
3. Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar
menggunakan pangan dengan baik bagi kesejahteraan gizi.
2.3. Sikap attitude
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya. Campbell 1950 dalam Notoatmodjo 2005, sikap adalah suatu sindroma atau kumpulan gejala
Universitas Sumatera Utara
dalam merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain.
Sikap, menurut Widayatun, 1999 Setiana, L., 2005, adalah kesiapan seseorang untuk bertindak atau berprilaku tertentu. Sikap juga dapat diartikan sebagai
suatu keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamika terarah terhadap respon individu pada semua obyek
dan situasi yang berkaitan dengannya. Soedjito dalam Mardikanto 1993 mengatakan bahwa sikap sebenarnya
merupakan fungsi dari kepentingan, artinya sikap seseorang sangat ditentukan oleh kepentingan-kepentingan yang dirasakan. Semakin ia memiliki kepentingan, atau
semakin banyak kepentingan yang dirasakan, maka sikapnya semakin baik dan sebaliknya semakin merasa tak memiliki kepentingan atau kepentingannya tidak
dipenuhi maka sikapnya semakin buruk. Sikap dapat pula didefinisikan sebagai perasaan, pikiran dan kecenderungan
seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Komponen sikap adalah pengetahuan, perasaan-perasan dan
kecenderungan untuk bertindak, sikap adalah kecenderungan evaluasi terhadap suatu obyek atau subyek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadap-
hadapan dengan obyek sikap Van den Ban, Hawkins, H.S., 1999. Komponen sikap adalah: 1 kepercayaan keyakinan, ide dan konsep
terhadap suatu objek; 2 kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek;
Universitas Sumatera Utara
3 kecendrungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap ini, pengetahuan,
berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Pengetahuan akan merangsang seseorang untuk berfikir dan berusaha untuk mencari penyelesaian
sehingga sikap seseorang terhadap obyek menjadi baik. Sikap yang didasari dengan pengetahuan akan bertahan lebih lama daripada sikap yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Menurut Notoatmodjo 2005, tingkatan sikap terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Menerima receiving, diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan objek. 2.
Merespon responding, merupakan indikasi dari sikap dalam bentuk memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Hal ini menunjukkan bahwa orang menerima ide tersebut. 3.
Menghargai valuing, merupakan indikasi dari sikap dalam bentuk mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan sesuatu masalah.
4. Bertanggung jawab responsible atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
2.4. Dukungan Tenaga Kesehatan