mengetahui bagaimana upaya untuk meningkatkan selera makan pada anak 58,0, tidak mengetahui mengapa anak tidak boleh diberikan makanan yang manis dan
lengket sebelum makan 68,9. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa distribusi frekuensi
pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pada balita tertinggi pada kategori cukup, yaitu sebanyak 43 responden 46,2, dan terendah pada kategori baik
sebanyak 19 responden 20,4, seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.3. berikut:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Makanan pada Balita di Puskesmas Bandar Khalifah Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2011 No
Pengetahuan Jumlah Responden
Persentase
1 2
3 Baik
Cukup Kurang
19 43
31 20,4
46,2 33.3
Jumlah 93
100,0
4.4. Sikap Ibu
Pengukuran terhadap sikap ibu dalam pemberian makanan pada balita dilakukan dengan mengajukan 10 pertanyaan. Distribusi jawaban responden tentang
sikap ibu dalam pemberian makanan pada balita dapat dilihat dalam tabel 4.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Distribusi Jawaban Responden tentang Sikap Ibu dalam Pemberian Makanan pada Balita di Puskesmas Bandar Khalifah Kabupaten
Serdang Bedagai Tahun 2011
No Sikap Ibu
Setuju Kurang
Setuju Tidak
Setuju Jumlah
n n
N n
1 Anak usia 12 - 24 bulan sudah bisa
diperkenalkan makanan dewasa 77
82,9 14
15,0 2
2,1 93
100,0 2
Pemberian makanan pada anak
diberikan 3 kalihari 93
100 0,0
0,0 93
100,0 3
Anak usia 12 – 24 bulan tidak perlu lagi diberikan makanan selingan
34 36,5
23 24,7
36 38,8
93 100,0
4 Pada anak usia 12 - 24 bulan cara
memberikan sayur dan buah dilakukan dengan cara terpisah dengan makanan
pokok nasi dan lauk 79
85,0 12
12,9 2
2,1 93
100,0
5 Pemberian buah pada anak sebaiknya
diberikan 3 kalihari 23
24,7 55
59,1 15
16,2 93
100,0 6
Anak usia 24 bulan atau lebih bisa diberikan
susu formula untuk melengkapi nutrisi yang dibutuhkan
oleh anak 75
80,8 17
18,2 1
1,0 93
100,0
7 Anak usia 24 bulan atau lebih tidak
diperkenankan lagi untuk meminum ASI
41 44,2
43 46,2
9 9,6
93 100,0
8 Pada anak usia 24 bulan atau lebih,
makanan anak harus bervariasi 14
15,0 53
56,9 26
28,1 93
100,0 9
Anak usia 24 bulan atau lebih mulai diajarkan untuk makan sendiri
67 72,2
25 26,8
1 1,0
93 100,0
10 Anak tidak diberikan makanan yang
manis dan lengket diantara waktu makan
35 37,7
55 59,1
3 3,2
93 100,0
Berdasarkan tabel 4.4. tentang sikap ibu dalam pemberian makanan, diperoleh hasil sebagai berikut: ibu setuju pada anak usia 12 - 24 bulan sudah bisa
diperkenalkan makanan dewasa 82,9, ibu setuju frekuensi pemberian makanan 3 kalihari 100,0, ibu tidak setuju jika pada anak usia 12 - 24 bulan tidak perlu lagi
diberikan makanan selingan 38,8, ibu setuju pada anak usia 12 - 24 bulan cara memberikan sayur dan buah dilakukan dengan cara terpisah dengan makanan pokok
Universitas Sumatera Utara
nasi dan lauk 85,0, ibu kurang setuju pemberian buah pada anak diberikan 3 kalihari 59,1, ibu setuju anak usia 24 bulan atau lebih diberikan minum susu
formula untuk melengkapi nutrisi yang dibutuhkan oleh anak 80,8, ibu kurang setuju anak usia 24 bulan atau lebih tidak diperkenankan lagi untuk meminum ASI
46,2, ibu kurang setuju jika pada anak usia 24 bulan atau lebih makanan anak harus bervariasi 56,9, ibu setuju anak usia 24 bulan atau lebih sudah mulai
diajarkan untuk makan sendiri 72,2, ibu kurang setuju anak tidak diberikan makanan yang manis-manis dan lengket diantara waktu makan 59,1.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa distribusi frekuensi sikap ibu dalam pemberian makanan pada balita tertinggi pada kategori cukup, yaitu
sebanyak 41 responden 44,1, sedangkan pada kategori baik dan kurang memiliki frekuensi masing-masing 26 responden 28,0, seperti yang ditunjukkan pada tabel
4.5. berikut:
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu dalam Pemberian Makanan pada Balita di Puskesmas Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai
Tahun 2011
No Sikap Ibu Jumlah Responden
Persentase
1 2
3 Baik
Cukup Kurang
26 41
26 28,0
44,1 28,0
Jumlah 93
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.5. Dukungan Tenaga Kesehatan