Konsumsi harian yang aman untuk adalah 0-40 mgkg berat badan. Peraturan menkes No. 722 Tahun 1988 tidak menyebutkan jumlah aspartam yang boleh
ditambahkan ke dalam bahan pangan. Hal ini berarti bahwa aspartam masih dianggap aman untuk dikonsumsi.
Aspartam memiliki nilai energi 4 kkalg, tetapi karena dalam penggunaan 100 gr sukrosa dapat diganti dengan 1 g aspartam maka dapat dikatakan bahwa aspartam
merupakan bahan pemanis nonkalori Marie S. and Piggott, 1991.
2.2.5. Efek Penggunaan Pemanis Buatan Terhadap Kesehatan
a. Siklamat
Penelitian yang lebih baru menunjukkan siklamat dapat menyebabkan atropi, yaitu terjadinya pengecilan testicular dan kerusakan kromosom. Penelitian ini
dilakukan oleh para ahli Academy of Science pada tahun 1985 melaporkan bahwa siklamat maupun keturunannya juga diduga sebagai tumor promoter Cahyadi, 2008.
Siklamat memunculkan banyak gangguan bagi kesehatan, diantaranya tremor,migraine, sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi asma,
hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi, gangguan seksual, kebotakan dan kanker otak Eddy, 2010.
b. Sakarin
Sakarin banyak dipakai sebagai pengganti gula pada penderita kencing manis atau untuk makanan yang berkalori rendah. Meskipun masih diperbolehkan sebagai
pemanis bahan makanan, namun di Amerika Serikat pemakaiannya sangat dibatasi Luthana, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian di Kanada 1977, di dapat bahwa penggunaan 5 sakarin dalam ransom tikus dapat merangsang terjadinya tumor kandung kemih.
Dengan alasan tersebut telah diusahakan larangan penggunaan sakarin dalam diet food and beverages Winarno, 1995.
Pernyataan ini didasarkan pada hasil penelitian lembaga tersebut yang menguji sakarin dengan menggunakan 200 tikus yang diberi makan sakarin sebanyak
5 dalam ransumnya. 21 ekor tikus menderita tumor pada kantung empedunya. Pertumbuhan tumor ini lebih jelas lagi terlihat pada generasi ke-2 dari tikus-tikus
penelitian tadi, yang ternyata telah mulai berkembang sejak fetus dan pada awal kelahiran Pines and Glick, 1977 dalam Djojosoebagio dan Wiranda, 1996.
c. Aspartam
Aspartam disetujui sebagai bahan tambahan pangan aman olef FDA Amerika Serikat tahun 1981. Tidak semua orang aman mengkonsumsi aspartam, aspartam
dicerna menjadi fenilalanin, aspartat, dan methanol. Lazimnya tubuh akan merubah fenilalanin menjadi tirosin. Namun pada orang-orang yang menjadi fenilketonuria,
perubahan ini tidak terjadi, karena tubuh mereka tidak memiliki enzim fenilalanin hidroksilase yang berperan mengubah fenilalanin menjadi tirosin. Akibatnya,
fenilalanin bertumpuk pada jaringan syaraf mengakibatkan terjadinya retardasi keterbelakangan mental Syah dkk, 2005.
2.3. Es Krim