Pembagian Jenis Pemanis Pemanis Buatan

4. Menghindari kerusakan gigi, pada pangan permen lebih sering ditambahkan pemanis sintetik karena bahan permen ini mempunyai rasa manis yang lebih tinggi dari gula. Pemakaian dalam jumlah sedikit saja sudah menimbulkan rasa manis yang diperlukan sehingga tidak merusak gigi.

2.2.3. Kelebihan Pemanis Buatan dibandingkan Dengan Pemanis Alami Gula

1. Rasanya lebih manis. 2. Membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis. 3. Tidak mengandung kalori atau mengandung kalori yang jauh lebih rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula diabetes. 4. Harganya lebih murah.

2.2.4. Pembagian Jenis Pemanis

Berdasarkan jenisnya pemanis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu pemanis berkalori dan pemanis yang tidak berkalori. 1. Pemanis Berkalori Pemanis Alami Pemanis alami biasanya berasal dari tanaman. Tanaman penghasil pemanis yang utama adalah tebu dan bit. Bahan pemanis yang dihasilkan dari kedua tanaman tersebut dikenal sebagai gula alam atau sukrosa. Beberapa bahan pemanis alam yang sering digunakan adalah : Tabel 2.1. Daftar Bahan Pemanis Alami No Jenis Bahan Pemanis Alami 1 Sukrosa 2 Laktosa Universitas Sumatera Utara 3 Maltosa 4 Galaktosa 5 D-Glukosa 6 D-Fruktosa 7 Sorbitol 8 Manitol 9 Gliserol 10 Glisina Dikutip dari Cahyadi 2009. Analisis dan Aspek Bahan Tambahan Pangan 2. Pemanis Tidak Berkalori Pemanis Buatan Pemanis Buatan adalah bahan tambahan yang dapat menyebabkan rasa manis pada pangan, tetapi tidak memiliki nilai gizi. Tabel 2.2. Daftar Bahan Pemanis Buatan No Jenis Bahan Pemanis Buatan 1 Sakarin 2 Siklamat 3 Aspartam 4 Dulsin 5 Sorbitol Sintetis 6 Nitro-propoksi-anilin Dikutip dari Cahyadi 2009. Analisis dan Aspek Bahan Tambahan Pangan Di Indonesia, meskipun ada beberapa pembatasan dalam peredaran dan produksi siklamat, tetapi belum ada larangan dari pemerintah mengenai penggunaannya. Karena itu, masyarakat Indonesia setiap hari juga mengkonsumsi sakarin, siklamat, atau aspartam dalam jumlah tertentu baik secara terpisah maupun gabungan dari dua atau tiga jenis pemanis buatan tersebut Winarno, 1994 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 208 MenkesPerIV1985 dalam Cahyadi 2009 menyebutkan bahan pemanis buatan yang diizinkan sesuai peraturan adalah ; Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Bahan Pemanis Buatan yang Diizinkan Sesuai Peraturan Nama Pemanis Buatan ADI Jenis Bahan Makanan Batas Maksimum Penggunaan Aspartam 0-40 mg - - Sakarin serta garam natrium 0-2,5 mg Makanan Berkalori Rendah a. Permen Karet b. Permen c. Saus d. Es Lilin e. Jeli f. Minuman Ringan g. Minuman Yoghurt h. Es Krim i. Minuman Ringan terfermentasi 50 mgkg sakarin 100 mgkg Na-Sakarin 300 mgkg Na-Sakarin 300 mgkg Na-Sakarin 200 mgkg Na-Sakarin 300 mgkg Na-Sakarin 300 mgkg Na-Sakarin 200 mgkg Na-Sakarin 50 mgkg sakarin Siklamat serta garam Natrium dan garam Kalsium Makanan berkalori rendah : a. Permen Karet b. Permen c. Saus d. Es Krim dan sejenisnya e. Es Lilin 500 mgkg dihitung sebagai asam siklamat 1 gkg dihitung sebagai asam siklamat 3 gkg dihitung sebagai asam siklamat 2 gkg dihitung sebagai asam siklamat 1 gkg dihitung sebagai asam siklamat Universitas Sumatera Utara f. Jeli g. Minuman Ringan h. Minuman Yoghurt i. Minuman Ringan terfermentasi 1 gkg dihitung sebagai asam siklamat 1 gkg dihitung sebagai asam siklamat 1 gkg dihitung sebagai asam siklamat Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 208 MenkesPerIV1985 Pemanis buatan yang paling umum digunakan dalam pengolahan pangan di Indonesia adalah siklamat dan sakarin yang mempunyai tingkat kemanisan masing- masing 30-80 dan 300 kali gula alami, oleh karena itu sering disebut biang gula Muchtadi, 2009. a. Siklamat Siklamat pertama kali ditemukan dengan tidak sengaja oleh Michael Sveda pada tahun 1937. Sejak tahun 1950 siklamat ditambahkan ke dalam pangan dan minuman. Siklamat biasanya tersedia dalam bentuk garam natrium dari asam siklamat. Siklamat berasa manis tanpa rasa ikutan yang kurang disenangi. Bersifat mudah larut dalam air dan intensitas kemanisannya ± 30 kali kemanisan sukrosa Cahyadi, 2009. Siklamat lebih banyak digunakan disebabkan sifatnya yang tidak menimbulkan rasa pahit. Nilai kalori siklamat 0 kkalg atau setara dengan 0 kJg dan Batas maksimum penggunaan siklamat menurut ADI acceptable daily intake yang dikeluarkan oleh FAO ialah 500-300ppm. Level yang aman untuk penggunaan pemanis buatan hanya 45 persen nilai ADI. Siklamat pada manusia mempunyai nilai ADI maksimum 0 mgkg-11 mgkg berat badan BB Admin, 2008. Universitas Sumatera Utara Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan batas maksimum penggunaan siklamat berdasarkan kategori pangan es krim adalah 2 gkg. Secara umum, garam siklamat berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air Usmiati dan Yuliani, 2004. Dalam menghitung nilai ADI, maka digunakan standar berat badan sesuai dengan kelompok umur berdasarkan standar FAO-WHO dalam Handbook on Human Nutrition Requirements 1974 yaitu : 1. Berat badan standar anak-anak 0-9 tahun adalah 17 kg 2. Berat badan standar remaja perempuan 10-19 tahun adalah 41 kg 3. Berat badan standar remaja laki-laki 10-19 tahun adalah 42 kg 4. Berat badan standar orang dewasa perempuan 20-60 tahun ke atas adalah 47 kg 5. Berat badan standar orang dewasa laki-laki 20-60 tahun ke atas adalah 55 kg Sediaoetomo, 2008. b. Sakarin Sakarin ditemukan dengan tidak sengaja oleh Fahbelrg dan Remsen pada tahun 1897, sejak tahun 1990 digun akan sebagai pemanis Cahyadi, 2009. Sakarin secara luas digunakan sebagai pengganti gula karena mempunyai sifat yang stabil, nilai kalori rendah dan harga relative murah. Penggunaan sakarin biasanya dicampur dengan bahan pemanis lain seperti siklamat dan aspartam. Hal ini dimaksudkan untuk menutupi rasa tidak enak dari sakarin dan memperkuat rasa manis. Perpaduan garam natrium dan kalsium sakarin ini pada konsentrasi 10 persen Universitas Sumatera Utara dalam larutan mempunyai tingkat kemanisan 300 kali lebih tinggi dari pada gula. Kombinasi sakarin dan siklamat dengan perbandingan 1:3 merupakan campuran yang paling baik sebagai pemanis yang menyerupai gula dalam minuman Cahyadi, 2009. Secara umum, garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau aromatik lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis. Kombinasi penggunaannya dengan pemanis buatan rendah kalori lainnya bersifat sinergis. Sakarin tidak dimetabolisme oleh tubuh, lambat diserap oleh usus, dan cepat dikeluarkan melalui urin tanpa perubahan Usmiati dan Yuliani, 2004. Sakarin memiliki nilai kalori 0 kkalg atau setara dengan 0 kJg. Konsumsi sakarin untuk orang dewasa 0-5 mgkg berat badan, sedangkan untuk konsumsi anak- anak biasanya lebih rendah dari pada orang dewasa yaitu nilai konsumsi yang diijinkan dewasa dibagai 2,5. Berdasarkan keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan batas maksimum penggunaan sakarin kategori pangan es krim 200 mgkg. c. Aspartam Aspartam ditemukan secara kebetulan oleh James Schulter pada tahun 1965. Aspartam kemanisannya 200 kali dari gula dan tidak mempunyai rasa tambahan. Pada penggunaan dalam minuman ringan, aspartam kurang menguntungkan karena penyimpanan dalam waktu lama akan mengakibatkan turunnya rasa manis. Selain itu, aspartam tidak tahan panas sehingga tidak baik digunakan dalam bahan pangan yang diolah melalui pemanasan Cahyadi, 2009. Universitas Sumatera Utara Konsumsi harian yang aman untuk adalah 0-40 mgkg berat badan. Peraturan menkes No. 722 Tahun 1988 tidak menyebutkan jumlah aspartam yang boleh ditambahkan ke dalam bahan pangan. Hal ini berarti bahwa aspartam masih dianggap aman untuk dikonsumsi. Aspartam memiliki nilai energi 4 kkalg, tetapi karena dalam penggunaan 100 gr sukrosa dapat diganti dengan 1 g aspartam maka dapat dikatakan bahwa aspartam merupakan bahan pemanis nonkalori Marie S. and Piggott, 1991.

2.2.5. Efek Penggunaan Pemanis Buatan Terhadap Kesehatan

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Sikap Dan Praktek Pengawas Menelan Obat Dengan Keberhasilan Pengobatan Tubekkolosis Paru Di Puskesmas Glugur Darat Pada Tahun 2011

1 53 127

Identifikasi Bakteri pada Es Krim Tradisional yang Dijual di Sekitar Sekolahan di Wilayah Medan Timur

26 134 57

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswi SMA Hang Kesturi Tentang Keputihan Tahun

2 64 91

Analisa Zat Warna Dan Pemanis Buatan Pada Es Krim Yang Dijajakan Dibeberapa Pasar Kota Medan Tahun 2005

3 50 76

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Dukungan Keluarga Pengguna Narkoba Suntik dengan Kepatuhan Berobat ke Klinik Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) di Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

8 71 123

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Petani Penyemprot Pestisida Dalam Pemakaian Alat pelindung Diri dan Keluhan Kesehatan di Desa Pasar Melintang Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

3 118 94

Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Penumpang KM. Kelud Kelas Ekonomi Tentang Penggunaan Styrofoam Sebagai Wadah Makanan Tahun 2010

11 54 105

Analisa Penggunaan Zat Pemanis Buatan Pada Sirup Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2009

1 145 67

Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3M (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009

1 66 73

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA PEDAGANG JAJANAN ES DI KECAMATAN KADIA KOTA KENDARI TAHUN 2017

0 0 11