f. Memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang sama yang diperoleh tenaga kerja
asing lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara tujuan.
g. Memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-
undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat dan martabatnya serta pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan selama penempatan di luar negeri. h.
Memperoleh jaminan perlidungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ke tempat asalnya.
i. Memperoleh naskah perjanjian kerja yang asli.
Setiap calon TKI mempunyai kewajiban untuk: a.
Mentaati peraturan perundang-undangan baik di dalam negeri maupun di Negara tujuan.
b. Mentaati dan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian kerja.
c. Membayar biaya pelayanan penempatan TKI di luar negeri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. d.
Memberitahukan atau melaporkan kedatangan, keberadaan dan kepulangan TKI kepada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Nainggolan, 2007: 55-56
I.5.4.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Menurut Todaro 1998:5, yang menjadi faktor dalam mempengaruhi pengangguran adalah rendahnya tingkat pendidikan dan keahlian pencari kerja, tidak seimbangnya
permintaan dan penawaran antara pencari kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, kurangnya mampunya pemerintah dalam membuat kebijaksanaan ketenagakerjaan yang
efektif.
Universitas Sumatera Utara
Sebenarnya permasalahan utama yang menyebabkan pengangguran adalah tingkat pendidikan dan relevansinya dengan kebutuhan lapangan pekerjaan tersebut. Hal ini senada
dengan hasil penelitian Yudo Swasono dan Boediono yang menyimpulkan : Dalam kaitannya dengan keteraturan empirik yang dapat diamati dari pola hubungan
pendidikan dan pertumbuhan ekonomi…diperkirakan bahwa penurunan jumlah tenaga kerja yang berpendidikan sekolah dasar yang diikuti dengan kenaikan jumlah tenaga kerja yang
berpendidikan menengah dan tinggi akan terjadi pada tahap kedua, industrialisasi. Saat tersebut dinamakan titik balik turning point dalam pengembangan tenaga kerja. Pada titik
balik tersebut berlangsung suatu relokasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri yang menyebabkan kurva penawaran disektor industri berbalik ke atas. www. Jurnal
ketenagakerjaan.co.id
Dengan demikian, apabila perekonomian suatu bangsa telah mengarah ke era industrialisasi, maka tingkat pendidikan tenaga kerja akan semakin diperlukan. Jika hal ini
tidak diantisipasi, maka tingkat pengangguran akan semakin tinggi pula. Apalagi ditambah dengan semakin berkurangnya lahan disektor pertanian sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhan sektor industri. Selain tingkat pendidikan, masih terdapat faktor dari pihak swastapenyedia lapangan
pekerjaan yang cenderung merekrut tenaga kerja yang mempunyai pengalaman kerja. Kondisi ini sangat sulit bagi angkatan kerja yang baru menyelesaikan
pendidikannya. Permasalahan lainnya adalah ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola para pencari
kerja, karena jumlahnya yang cukup banyak dan dari berbagai lapisan pendidikan. Melihat fakta-fakta ini, masalah ketenagakerjaan dan pengangguran adalah tugas dari
seluruh masyarakat khususnya pencari kerja dan perusahaan segera memberikan informasi- informasi tentang keahlian yang dibutuhkannya kepada masyarakat dan efektivitas
pemerintah yang dalam hal ini adalah pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui kebijaksanaan yang berorientasi pada penempatan Tenaga Kerja Indonesia khususnya ke
Luar Negeri.
I.5.4.3 Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri