Pembersihan Rongga Mulut Secara Mekanik

infeksi terutamanya infeksi bakteri group A β-hemolytic Streptococcus GABHS sehingga berlanjut ke komplikasi yang lebih parah telah lama diketahui. Satu penelitian mendapati adanya hubungan antara infeksi GABHS yang persisten dan penggunaan sikat gigi yang dicuci dengan cairan steril mendapati kultur GABHS adalah negatif dalam masa 3 hari, dan pada sikat gigi yang tidak dicuci dengan cairan steril, kultur GABHS adalah persisten hingga 15 hari Desai et al., 2008.

2.3.2. Pembersihan Rongga Mulut Secara Mekanik

Kebersihan sisi-sisi mulut secara alami dipertahankan oleh kerja otot lidah, pipi dan bibir. Aktivitas ini banyak dibantu oleh saliva dengan penambahan lubrikasi pada pergerakan semasa berbicara, menghisap, menelan yang memungkinkan bakteria, leukosit, jaringan dan sisa-sisa makanan ke dalam perut, tempat di mana bakteria atau bahan-bahan yang dapat menyebabkan penyakit menjadi tidak aktif. Kebiasaan meludah, secara fisiologik adalah efektif bagi individu dalam mempertahankan kebersihan mulut, tetapi berbahaya terhadap lingkungan karena dapat menyebarkan jasad renik yang infeksius. Aliran terus-menerus dari saliva tanpa stimulasi ataupun pada keadaan istirahat, menunjukkan rata-rata 19 mljam. Jumlah ini akan meningkat dengan rangsangan psikis, seperti pada saat memikirkan makanan. Walau bagaimanapun, terdapat perbedaan yang besar pada aliran saliva pada masing-masing individu semasa keadaan istirahat 0,5- 111mljam. Pada suatu waktu penderita dengan demam dan dehidrasi sering mengalami infeksi sepanjang duktus kelenjar liur, yang disebabkan oleh penurunan aliran saliva dan seterusnya menyebabkan menurunnya tahap kebersihan mulut. Hal ini akan mengakibatkan stasis dan infeksi pada duktus, yang sering menyebabkan parotitis dan tonsilitis Lehner, 1995. Penggunaan sikat gigi merupakan lini pertama dalam pembersihan mulut kecuali pada pasien yang sering mengalami perdarahan, nyeri atau aspirasi. Rasional menggunakan sikat gigi karena sikat gigi sangat efektif untuk mengurangkan plak dan mengelakkan terjadinya infeksi pada mulut. Selain itu, sikat gigi juga berperan dengan lebih baik dalam membersihkan daerah yang Universitas Sumatera Utara aproksimal dan celah-celah gigi serta lebih ekonomis. Sikat gigi yang bagus digunakan adalah sikat gigi yang mempunyai bulu yang lembut dan ujung yang kecil karena dapat menyingkirkan plak dengan efisien dan meminimalkan kejadian trauma pada gusi. Gigi harus disikat sekurang-kurangnya 2 kali sehari, sebaiknya selepas bangun dari tidur dan sebelum tidur. Busa pembersih foam swabs pula kebanyakannya digunakan apabila penggunaan sikat gigi tidak direkomendasikan seperti pada orang-orang tua dan pasien yang sering mengalami pendarahan gusi. Rasionalnya adalah karena busa pembersih lebih lembut berbanding sikat gigi dan dapat mengurangkan terjadinya trauma pada rongga mulut. Pasien dengan jumlah platlet yang kurang lebih rentan terhadap terjadinya pendarahan gusi semasa menyikat gigi. Oleh itu, busa pembersih dapat digunakan sebagai pengganti sikat gigi untuk tetap menjaga kebersihan dan kesehatan mukosa pada rongga mulut serta mengurangkan terjadinya abrasi dan trauma pada rongga mulut. Busa pembersih juga dapat meningkatkan peredaran darah pada rongga mulut dan seterusnya meningkatkan produksi saliva yang bertindak secara alami dalam menjaga rongga mulut agar tetap bersih dan sehat. Walau bagaimanapun, perlu diingatkan bahwa penggunaan busa pembersih tidak boleh digunakan berlama-lama tanpa keperluan. Berbanding sikat gigi, busa pembersih menyingkirkan debris dan plak lebih sedikit pada gigi, terutama di area yang terlindung pada gigi dan jaringan gusi. Penggunaan yang berlama-lama boleh memperparah masalah gigi tersebut Satku, 2004.

2.3.3. Tingkat Kebersihan Mulut