Terjadinya peningkatan lekosit karena lekosit terutama akan tertarik terhadap produk-produk yang dihasilkan kuman dan dilepaskan oleh jaringan
yang cedera. Namun, bakterimia yang terjadi karena rangsang terhadap fokal infeksi biasanya bersifat sementara dengan demikian akan terjadi kenaikan jumlah
lekosit dan LED yang bersifat sementara juga Siswantoro, 2003.
2.2.6. Penatalaksanaan
Tonsilektomi merupakan tindakan pembedahan yang paling sering dilakukan pasa pasien dengan tonsilitis kronik, yaitu berupa tindakan
pengangkatan jaringan tonsila palatina dari fossa tonsilaris. Tetapi tonsilektomi dapat menimbulkan berbagai masalah dan berisiko menimbulkan komplikasi
seperti perdarahan, syok, nyeri pasca tonsilektomi, maupun infeksi Amarudin dan Christanto, 2007.
Tonsilitis kronik merupakan salah satu penyakit otorinolaring yang paling sering dan tonsilektomi merupakan satu dari bermacam prosedur operasi yang
dilakukan sebagai tatalaksana untuk pasien yang menderita penyakit tonsilitis kronik. Masih terdapat kontroversi tentang keefektifan tonsilektomi yang
dilakukan pada pasien yang dewasa karena kurangnya bukti tentang hal tersebut. Penelitian banyak menunjukkan bahwa kaedah tonsilektomi sangat efektif
dilakukan pada pasien anak-anak yang menderita tonsilitis berulang Skevas et al., 2010.
Tonsilitis yang disebabkan oleh virus harus ditangani secara simptomatik. Obat kumur, analgetik, dan antipiretik biasanya dapat membantu. Gejala-gejala
yang timbul biasanya akan hilang sendiri. Tonsilitis yang disebabkan oleh streptokokus perlu diobati dengan penisilin V secara oral, cefalosporin, makrolid,
klindamicin, atau injeksi secara intramuskular penisilin benzatin G. Terapi yang menggunakan penisilin mungkin gagal 6-23, oleh itu penggunaan antibiotik
tambahan mungkin akan berguna Desai et al., 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.2.7. Komplikasi
Tonsil dan adenoid yang sangat besar dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas sehingga menimbulkan apnea ketika tidur dan hipertensi pulmonal yang
jarang terjadi. Komplikasi lain yang dapat terjadi pada pasien dengan tonsilitis kronik adalah scarlet fever, glomerulonefritis akut dan demam rematik tetapi
jarang dijumpai Hull dan Johnston, 2008. Anak dengan tonsilitis kronik dapat terganggu fisiologisnya bahkan
kadang sampai tidak sekolah karena sakit yang selanjutnya dapat mempengaruhi proses dan hasil belajarnya. Pada tonsilitis kronik hipertrofi dapat menyebabkan
obstruksi saluran nafas atas yang dapat mengakibatkan gangguan pada kondisi fisiologis dan psikologis sehingga proses belajar menjadi terganggu yang pada
akhirnya mempengaruhi prestasi belajar. Ganong 1977 menyebutkan bahwa dalam keadaan hipoksia maka otak merupakan salah satu organ yang pertama
terkena akibatnya. Hipoksia dapat menyebabkan mengantuk, gelisah, perasaan sakit yang samar-samar, sakit kepala, anoreksia, nausea, takikardi dan hipertensi
pada hipoksia yang berat. Farokah et al., 2007
2.3. KEBERSIHAN MULUT 2.3.1. Definisi