dengan Maret 1998 ditemukan 1024 pasien tonsilitis kronik atau 6,75 dari seluruh jumlah kunjungan Farokah et al., 2007.
Mengingat pentingnya menjaga kebersihan mulut untuk mencegah terjadinya infeksi pada rongga mulut terutama pada tonsil yang bertindak sebagai
sistem pertahanan tubuh, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dan melihat bagaimanakah perbedaan tingkat kebersihan mulut terhadap kejadian
tonsilitis kronik dikalangan anak-anak.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Diperlukan suatu penelitian evaluatif untuk menjawab pertanyaan bagaimana perbedaan tingkat kebersihan mulut terhadap kejadian tonsilitis kronik
dikalangan anak-anak. di Sekolah Dasar SD Negeri 060922.
1.3. TUJUAN PENELITIAN 1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan tingkat kebersihan mulut terhadap kejadian
tonsilitis kronik di kalangan anak-anak sekolah dasar
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui perbedaan kelompok usia terhadap penjagaan kebersihan
mulut di kalangan anak-anak sekolah dasar 2.
Mengetahui perbedaan kelompok usia terhadap kejadian tonsilitis kronik di kalangan anak-anak sekolah dasar
3. Mengetahui perbedaan jenis kelamin terhadap kejadian tonsilitis kronik
di kalangan anak-anak sekolah dasar 4.
Mengetahui perbedaan tingkat status ekonomi terhadap kejadian tonsilitis kronik di kalangan anak-anak sekolah dasar
5. Mengetahui perbedaan tingkat status gizi terhadap kejadian tonsilitis
kronik di kalangan anak-anak sekolah dasar 6.
Mengetahui perbedaan tingkat riwayat perawatan gigi terhadap kejadian tonsilitis kronik di kalangan anak-anak sekolah dasar
Universitas Sumatera Utara
1.4. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai: 1.
Bagi Masyarakat Penelitian ini akan menjadi informasi dan masukan kepada masyarakat
terutama orang tua yang mempunyai anak-anak usia sekolah dasar dalam menjaga dan meningkatkan kebersihan mulut yang merupakan salah satu
usaha pencegahan tonsilitis kronik. 2.
Bagi Peneliti Sebagai pengalaman berharga bagi peneliti dalam menerapkan ilmu
metode penelitian dan menambah wawasan pengetahuan tentang dampak penjagaan kebersihan mulut yang kurang terhadap kejadian tonsilitis
kronik di kalangan anak-anak usia sekolah dasar. 3.
Bagi Institusi Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi atau sumber informasi untuk
penelitian berikutnya dan sebagai bahan bacaan di perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ANATOMI RONGGA MULUT
Tonsil adalah satu struktur yang sangat penting dalam sistem pertahanan tubuh terutama pada protein asing yang dimakan atau dihirup. Sifat mekanisme
pertahanan pada tonsil adalah secara spesifik atau non spesifik. Sel-sel fagositik mononuklear akan mengenal dan mengeliminasi antigen apabila patogen
menembus lapisan epitel. Tonsil berbentuk oval dan berada di ruang berbentuk segitiga yang dibentuk oleh palatum dan lidah palatoglossus yang juga dikenal
sebagai plika anterior dan ruang antara palatum dan faring palatofaringeus yang juga dikenali sebagai plika posterior. Pada masa anak, ukuran tonsil adalah paling
besar dan ukuran ini akan mengecil secara bertahap pada saat pubertas Farokah et al., 2007.
Jaringan limfoid di dalam mulut tidak berhubungan dengan mulut, tidak seperti jaringan limfoid pada usus yang berhubungan dengan usus gut-associated
lymphoid tissues serta jaringan limfoid pada paru-paru yang berhubungan dengan bronkus. Agregasi limfoid di dalam mulut terdiri dari 3 tipe yang utama dan
berperanan sebagai pengawasan imunologi jaringan mulut. 1. Tonsil palatum : Tonsil palatum merupakan massa limfoid yang berpasangan
antara mulut dan faring yang tertanam di antara glosso-palatinal dan lengkungan faringopalatinal. Tonsil ini dibungkus oleh sel-sel gepeng yang
menyusup ke dalam jaringan limfoid membentuk 10-20 lubang. Sel-sel retikulum dan limfosit ditemukan di bawah epitel. Peningkatan permeabilitas
benda-benda asing dikawal oleh epitel kripta yang dapat ditemukan di dalam makrofag. Folikel limfoid mengandung sel-sel B yang berpoliferasi dalam
pusat germinal dan bergerak sebagai limfosit B atau sel plasma; karena itu sel- sel ini berkembang secara lokal di dalam tonsil. Studi imunofluresensi
menunjukkan bahwa sel selaput IgG yang terwarnai jauh lebih banyak dibanding dengan IgA dan selaput IgA sebaliknya lebih banyak dibandingkan
dengan sel IgM, IgD sedangkan yang paling jarang adalah sel IgF. Antigen
Universitas Sumatera Utara