aproksimal dan celah-celah gigi serta lebih ekonomis. Sikat gigi yang bagus digunakan adalah sikat gigi yang mempunyai bulu yang lembut dan ujung yang
kecil karena dapat menyingkirkan plak dengan efisien dan meminimalkan kejadian trauma pada gusi. Gigi harus disikat sekurang-kurangnya 2 kali sehari,
sebaiknya selepas bangun dari tidur dan sebelum tidur. Busa pembersih foam swabs pula kebanyakannya digunakan apabila
penggunaan sikat gigi tidak direkomendasikan seperti pada orang-orang tua dan pasien yang sering mengalami pendarahan gusi. Rasionalnya adalah karena busa
pembersih lebih lembut berbanding sikat gigi dan dapat mengurangkan terjadinya trauma pada rongga mulut. Pasien dengan jumlah platlet yang kurang lebih rentan
terhadap terjadinya pendarahan gusi semasa menyikat gigi. Oleh itu, busa pembersih dapat digunakan sebagai pengganti sikat gigi untuk tetap menjaga
kebersihan dan kesehatan mukosa pada rongga mulut serta mengurangkan terjadinya abrasi dan trauma pada rongga mulut. Busa pembersih juga dapat
meningkatkan peredaran darah pada rongga mulut dan seterusnya meningkatkan produksi saliva yang bertindak secara alami dalam menjaga rongga mulut agar
tetap bersih dan sehat. Walau bagaimanapun, perlu diingatkan bahwa penggunaan busa pembersih tidak boleh digunakan berlama-lama tanpa keperluan. Berbanding
sikat gigi, busa pembersih menyingkirkan debris dan plak lebih sedikit pada gigi, terutama di area yang terlindung pada gigi dan jaringan gusi. Penggunaan yang
berlama-lama boleh memperparah masalah gigi tersebut Satku, 2004.
2.3.3. Tingkat Kebersihan Mulut
Secara klinis tingkat kebersihan mulut dinilai dalam suatu kriteria penilaian khusus yaitu Oral Hygiene Index Simplified OHI-S dari Greene dan
Vermillion. Kriteria ini dinilai berdasarkan keadaan endapan lunak atau debris dan karang gigi kalkulus. Indeks debris yang dipakai adalah Debris Index D.I
Greene and Vermillion 1964 dengan kriteria sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3.3.1 Debris Index D.I Greene and Vermillion 1964
NILAI KRITERIA DEBRIS LUNAK
tidak ada debris lunak 1
terdapat selapis debris lunak menutupi tidak lebih dari13 permukaan gigi
2 terdapat selapis debris lunak menutupi lebih dari 13 permukaan gigi
tetapi tidak lebih dari 23 permukaan gigi 3
terdapat selapis debris lunak menutupi lebih dari 23 permukaan gigi
Sumber : Indeks-indeks untuk penyakit gigi Bahan Ajar. Medan: Bagian Ilmu Kedokteran Gigi PencegahanKesehatan Gigi Masyarakat FKG USU, 2001
Sedangkan indeks kalkulus yang digunakan adalah Calculus Index C.I. Greene and Vermillion 1964 yaitu :
Tabel 2.3.3.2 Calculus Index C.I. Greene and Vermillion 1964
NILAI KRITERIA KALKULUS SUPRAGINGIVA
tidak ada kalkulus 1
kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari ⅓ permukaan gigi
2 kalkulus supragingiva menutupi lebih dari
⅓ permukaan gigi tetapi tidak lebih dari
⅔ permukaan gigi atau kalkulus subgingival berupa bercak hitam di sekitar leher gigi atau terdapat keduanya
3 kalkulus supragingiva menutupi lebih dari
⅔ permukaan gigi atau kalkulus subgingiva berupa cincin hitam di sekitar leher gigi atau
terdapat keduanya
Sumber : Indeks-indeks untuk penyakit gigi Bahan Ajar. Medan: Bagian Ilmu Kedokteran Gigi PencegahanKesehatan Gigi Masyarakat FKG USU, 2001
Universitas Sumatera Utara
Kriteria debris lunak dan kalkulus supragingiva diperiksa pada 1 buah gigi di setiap 6 segmen tertentu yaitu bukal kiri, labial dan bukal kanan untuk rahang
atas dan rahang bawah. Jadi, jumlah gigi yang diperiksa adalah 6 buah. Untuk mengetahui indeks debris lunak, nilai kriteria debris lunak yang didapat pada
setiap segmen dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah segmen yaitu 6. Pengiraan yang sama dilakukan untuk mengetahui indeks kalkulus supragingiva. Indeks
kebersihan mulut diperoleh dengan menjumlahkan nilai indeks debris dan indeks kalkulus Raharjanto, 2006.
2.3.4. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kebersihan Mulut