Pengertian Desa menurut Widjaja 2003: 5 dan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 di atas sangat jelas sekali bahwa Desa merupakan self community yaitu komunitas yang mengatur dirinya sendiri. Melalui
pemahaman bahwa Desa memiliki kewenangan untuk mengurus dan mengatur kepentingan masyarakatnya sesuai dengan kondisi dan sosial
budaya setempat, maka posisi Desa yang memiliki otonomi asli sangat strategis sehingga memerlukan perhatian yang seimbang terhadap
penyelenggaraan Otonomi Daerah. Karena dengan Otonomi Desa yang kuat akan mempengaruhi secara signifikan perwujudan Otonomi Daerah.
2. Pemerintahan Desa
Pemerint ahan Desa menurut Widjaja 2003: 5 dalam bukunya “Otonomi
Desa” Pemerintahan Desa diartikan sebagai penyelenggaraan Pemerintahan Desa merupakan Subsistem dari sistem penyelenggaraan
Pemerintah, sehingga Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala Desa bertanggung jawab
kepada Badan Permusyawaratan Desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan tersebut kepada Bupati.
Berdasarkan konteks otonomi desa, yang menjadi urusan pemerintah desa
ialah urusan dekonsentratif, urusan partisipatif dan urusan rumah tangga desa. Urusan dekonsentratif merupakan urusan-urusan yang menjadi
tanggung jawab pemerintah yang lebih atas. Pemerintah itulah yang merencanakan, membiayai, mengawasi, dan yang bertanggung jawab
secara keseluruhan. Pelaksanaan operasionalnya ditugaskan kepada
pemerintah desa sebagai aparat pelaksana di tingkat bawah. Untuk urusan ini, pemerintah desa mendapat biaya, sarana, peralatan, bahan, pedoman,
dan fasilitas operasional dari pemerintah yang lebih atas atau pemerintah pusat melalui pemerintah daerah. Dalam urusan dekonsentratif,
masyarakat desa relatif tidak memiliki peranan berarti, meskipun relatif responsible atas tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
Sedangkan urusan partisipatif merupakan urusan yang ditetapkan
pemerintah, tetapi pelaksanaannya diserahkan kepada masyarakat desa yang bersangkutan sebagai sarana pembangunan. Di dalam melaksanakan
urusan itu, masyarakat desa memegang peranan penting dan responsible, tanpa peranan itu urusan yang berkenaan tidak dapat berfungsi sebagai
sarana pendidikan pembangunan. Dalam melaksanakan urusan partisipatif ini, pemerintah pusat memberikan pembinaan dalam berbagai bentuk dan
cara, misalnya bantuan dana, rencana, perlombaan desa, peraturan, sarana kelembagaan seperti LSD, kredit, dan sebagainya.
I. Kerangka Pikir
Ada beberapa hal pokok yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian
yang akan dilakukan nantinya. Untuk itu penelitian yang akan dilakukan ini, mengutip beberapa pendapat para ahli yang berhubunganlangsung
dengan permasalahan yang nantinya akan dikaji secara mendalam. Partisipasi adalah hal ikut sertanya setiap orang suatu kegiatan Merupakan
aktivitas dalam organisasinya untuk mencapai tujuan yang mereka