Warna Perak Ag Perubahan Konsentrasi Polutan dalam Limbah Cair setelah Koagulasi

34 konsentrasi padatan tersuspensi total tertinggi berada pada pH 12 sedangkan pada pH 6 dan pH 10 konsentrasi padatan tersuspensi total hampir sama. Kecenderungan ini dapat dilihat pada pH 12 dan dosis 30 mgL dengan konsentrasi padatan tersuspensi total sebesar 37 mgL. Keadaan ini berbeda dengan yang diharapkan yaitu bahwa dengan koagulasi, konsentrasi padatan tersuspensi total awal dapat mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan karena adanya penambahan berbagai bahan kimia selama koagulasi yang menambah jumlah padatan tersuspensi dalam larutan yang tidak menurunkan konsentrasi padatan tersuspensi tetapi makin menambah konsentrasinya dan selain itu pada pH 12 diduga terjadi penetralan muatan karena reaksi berbagai bahan kimia pada pH yang sangat basa sehingga bahan-bahan kimia yang ada dalam larutan tidak mengendap tetapi larut kembali Sawyer et al. 2003. 5 10 15 20 25 30 35 40 6 8 10 12 pH P a d a ta n Te rs us p e ns i To ta l m g L Dosis Alum 0 mgL Dosis Alum 20 mgL Dosis Alum 30 mgL Gambar 10. Konsentrasi padatan tersuspensi total setelah koagulasi

4.5.3. Warna

Warna limbah cair pada penelitian ini adalah warna yang disebabkan oleh koloid negatif karena kandungan berbagai bahan kimia yang ada pada limbah cair laboratorium. Warna bening kebiruan limbah cair ini dapat menjadi indikasi bahwa limbah ini tergolong limbah dengan pH yang sangat asam. Berdasarkan sidik ragam diperoleh bahwa faktor pH yang paling berpengaruh dalam koagulasi dan setelah dilanjutkan dengan uji Duncan diperoleh bahwa pH 12 memiliki konsentrasi yang paling besar jika dibandingkan dengan 35 pH 6, pH 8 dan pH 10 dan jika dibandingkan dengan konsentrasi awal sebesar 10 PtCo maka pada pH 12, konsentrasi warna tersebut tidak mengalami penurunan. Gambar 11 menunjukkan konsentrasi warna yang diukur sesudah diberi perlakuan pH dan dosis alum berbeda. Konsentrasi awal warna ini adalah 10 PtCo. Penurunan konsentrasi warna setelah perlakuan terjadi pada semua variasi pH dan dosis alum yang berbeda kecuali pada pH 12 dengan perubahan konsentrasi yang tidak sama dengan variasi pH dan dosis lainnya. Penurunan konsentrasi warna ini terjadi pada pH 6, pH 8 dan pH 10 dengan konsentrasi yang hampir sama besarnya. Penurunan tertinggi terjadi pada pH 8 dengan dosis 0 mgL dengan konsentrasi warna sebesar 6 PtCo. 2 4 6 8 10 12 14 16 6 8 10 12 pH Wa rn a P tC o Dosis Alum 0 mgL Dosis Alum 20 mgL Dosis Alum 30 mgL Gambar 11. Konsentrasi warna setelah koagulasi Kenaikan konsentrasi warna dari konsentrasi awal 10 PtCo pada pH 12 dapat disebabkan oleh kandungan bahan-bahan kimia dalam larutan dan juga pH ini sangat alkali karena sudah di atas 7. Warna dalam larutan dapat disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang terkandung dalam larutan tersebut. Larutan hasil analisis COD ini pada awalnya berwarna bening kebiruan dan setelah dilakukan jar test warna larutan menjadi sangat bening. Analisis COD yang menggunakan bermacam-macam bahan kimia dan reaksinya pada pH 12 diduga merupakan penyebab tingginya konsentrasi warna pada pH 12. 36

4.5.4. Perak Ag

Perak yang diteliti dalam penelitian ini adalah perubahan konsentrasi ion Ag + yang ada dalam limbah cair setelah melewati proses koagulasi. Gambar 12 menunjukkan penurunan konsentrasi Ag yang cukup konsisten berdasarkan kenaikan pH meskipun penurunan konsentrasi berdasarkan dosis tidak konsisten. Konsentrasi awal sebesar 4,34 mgL dapat turun menjadi 0,62 mgL pada pH 12 dan dosis 0 mgL. Berdasarkan sidik ragam diperoleh bahwa faktor pH yang paling berpengaruh dalam koagulasi dan setelah dilanjutkan dengan uji Duncan diperoleh bahwa penurunan konsentrasi signifikan pada semua pH. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan konsentrasi Ag ini tergantung pada pH. pH yang semakin tinggi sejalan dengan penurunan konsentrasi Ag yang semakin tinggi pula. 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 6 8 10 12 pH Ag m g L Dosis Alum 0 mgL Dosis Alum 20 mgL Dosis Alum 30 mgL Gambar 12. Konsentrasi Ag setelah koagulasi Menurut Chang 2002 Ag + tergolong logam transisi yang memiliki kecenderungan membentuk ion kompleks karena memiliki beberapa bilangan oksidasi. Sifat ini menyebabkan Ag secara efektif bertindak sebagai asam Lewis dalam reaksi dengan berbagai molekul dan ion yang bertindak sebagai donor elektron atau sebagai basa Lewis. Ion Ag + akan membentuk ion kompleks Ag 2 SO 4 ketika dalam larutan ditambahkan H 2 SO 4 dan bila ditambahkan NaOH maka akan terbentuk ion kompleks AgOH yang akan semakin meningkat kelarutannya bila terus menerus ditambahkan basa. Reaksi yang diduga terjadi adalah : 37 2Ag + + H 2 SO 4 → Ag 2 SO 4 + 2H + Ag + + NaOH ↔ AgOH + Na - Penurunan konsentrasi yang tidak sesuai dengan penambahan jumlah dosis alum diduga disebabkan oleh kombinasi pH yang semakin tinggi basa dan dosis alum yang semakin tinggi. pH basa menyebabkan ion Ag + makin bertambah dalam larutan, dengan kata lain kelarutan ion Ag + besar. Dosis yang semakin tinggi menyebabkan terjadinya netralisasi dalam larutan sehingga Ag + tidak mengendap tetapi larut kembali dalam larutan. Ion Na - juga menyebabkan larutan menjadi netral.

4.5.5. Merkuri Hg