Karakteristik Limbah Cair Laboratorium Perubahan Fisik Larutan selama Koagulasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Limbah Cair Laboratorium

Karakteristik limbah cair laboratorium ini adalah jenis atau ciri limbah cair laboratorium yang diteliti. Berdasarkan kandungan polutan yang ada di dalam limbah cair ini maka limbah ini tergolong limbah asam karena analisis COD yang dilakukan menggunakan bahan-bahan kimia yang mengandung asam yaitu asam sulfat dan ion sulfat selain itu dapat digolongkan beracun karena mengandung logam berat krom, merkuri dan perak pada senyawa yang digunakan pada analisis COD. Limbah cair ini berwarna bening kebiruan dengan pH 2. Bahan-bahan kimia yang terkandung di dalam limbah cair ini dapat digolongkan sebagai limbah berbahaya dan beracun jika tidak diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Analisis COD menggunakan bahan-bahan kimia seperti kalium permanganat K 2 Cr 2 O 7 , perak sulfat Ag 2 SO 4 .H 2 SO 4 , ferro amonium sulfat [FeNH 4 2 SO 4 2 .6H 2 O], asam sulfat pekat H 2 SO 4 , kristal merkuri sulfat HgSO 4 dan indikator ferroin APHA 1998. Tabel 2. Karakteristik limbah cair laboratorium Parameter Satuan Metode Analisis Konsentrasi Awal Influen Kekeruhan NTU APHA ed. 20th 2130 B, 1998 2 Padatan Tersuspensi Total mgL APHA ed. 20th 2540 B, 1998 3 Warna PtCo APHA ed. 20th 2120 C, 1998 10 Ag mgL APHA ed. 20th 3111 B, 1998 4,34 Hg mgL APHA ed. 20th 3111 B, 1998 138,5 Cr mgL APHA ed. 20th 3111 B, 1998 17,60 23 Berdasarkan kandungan polutan yang dijelaskan maka untuk mengetahui jumlah konsentrasi polutan yang ada di dalam limbah cair ini maka dilakukan pengukuran awal terhadap kekeruhan, padatan tersuspensi total, warna, Ag, Hg dan Cr. Setelah itu hasil pengukuran awal dibandingkan dengan hasil pengukuran sesudah koagulasi untuk mengetahui kecenderungan penurunan atau kenaikan konsentrasi setiap parameter. Karakteristik limbah cair laboratorium ini dapat dilihat pada Tabel 2.

4.2. Perubahan Fisik Larutan selama Koagulasi

Pada pH 6 dengan dosis 0 mgL terbentuk endapan berwarna coklat [AlOH 3 ] dan larutan berwarna kuning CrO 4 2- demikian pula pada dosis 20 mgL dan 30 mgL Gambar 4a. Hal ini juga terjadi pada pH 8, pH 10 dan pH 12 dengan dosis yang sama tetapi endapan [AlOH 3 ] dan larutannya berwarna coklat Al 3+ Gambar 4b dan 4c. Perubahan warna yang terjadi selama proses koagulasi dapat disebabkan oleh penambahan bahan-bahan kimia dalam larutan namun setelah diendapkan selama 30 menit sampai 1 jam warna larutan menjadi bening dengan sedikit flok dan flok yang mengendap semuanya berwarna coklat pada setiap variasi pH dan dosis yang diberikan. 24 Gambar 4a. Larutan berwarna kuning dan endapan coklat yang terbentuk pada pH 6 Gambar 4b. Larutan berwarna coklat yang terbentuk pada pH 8, 10 dan 12 Gambar 4c. Endapan coklat yang terbentuk pada pH 8, 10 dan 12 25

4.3. Pengaruh pH dan Dosis Koagulan Alum dalam Koagulasi