29 kandungan sulfida logam yang terbentuk saat sulfida bereaksi dengan logam
dalam limbah Metcalf Eddy 2004.
-50 -40
-30 -20
-10 10
20 30
40 50
6 8
10 12
pH E
fi s
ie n
s i E
limin a
s i W
a rn
a
Dosis Alum 0 mgL Dosis Alum 20 mgL
Dosis Alum 30 mgL
Gambar 5. Efisiensi eliminasi polutan warna
Limbah cair yang diteliti berwarna bening kebiruan dengan pH yang sangat asam tetapi setelah pH dinaikkan maka warna limbah cair menjadi coklat. Warna
bening atau jernih suatu limbah cair atau air tidak menjamin bahwa limbah cair atau air itu tidak mengandung polutan berbahaya dan beracun Suriawiria 2008.
Warna coklat pada larutan diduga disebabkan oleh penambahan NaOH dan ion Al
3+
yang berada dalam larutan. Al
3+
adalah ion bebas yang mempengaruhi agregasi koloid yaitu produk hidrolisisnya Stumm Morgan 1962; Stumm
O’Melia 1968, diacu dalam Metcalf Eddy 2004.
4.4.2. Efisiensi Eliminasi Polutan Perak Ag
Efisiensi eliminasi polutan argentum adalah efisiensi perubahan konsentrasi polutan argentum pada pengukuran awal setelah mengalami proses koagulasi.
Gambar 6 menunjukkan efisiensi eliminasi Ag semakin tinggi sejalan dengan naiknya pH kecuali pada dosis 20 mgL yang turun cukup drastis pada pH 12
60,14. Secara umum dapat dilihat pada grafik bahwa koagulan alum cukup efisien dalam menurunkan konsentrasi Ag pada limbah cair yang diteliti meskipun
dosis 0 mgL merupakan dosis terbaik dalam menurunkan konsentrasi Ag 85,71. Hal ini berarti meskipun tanpa penambahan alum konsentrasi Ag pada
30 limbah cair dapat mengalami penurunan konsentrasi hingga tingkat yang cukup
rendah. Dosis alum 30 mgL juga cukup efisien dalam menurunkan konsentrasi polutan meskipun tidak sebaik dosis 0 mgL karena dapat mencapai efisiensi
eliminasi 69,58 pada pH 12. Pada pH 12 penurunan konsentrasi polutan Ag sangat efisien dilakukan.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
6 8
10 12
pH E
fis ie
n s
i E lim
in a
s i A
g
Dosis Alum 0 mgL Dosis Alum 20 mgL
Dosis Alum 30 mgL
Gambar 6. Efisiensi eliminasi polutan Ag
4.4.3. Efisiensi Eliminasi Polutan Merkuri Hg
Efisiensi eliminasi polutan merkuri adalah efisiensi perubahan konsentrasi polutan merkuri pada pengukuran awal setelah mengalami proses koagulasi.
Gambar 7 menunjukkan efisiensi eliminasi Hg yang semakin tinggi sejalan dengan naiknya pH tetapi pada pH 12 efisiensi eliminasi mengalami penurunan.
Secara umum dapat dilihat pada grafik bahwa koagulan alum efisien dalam menurunkan konsentrasi Hg dalam limbah cair. Dosis yang semakin besar
semakin besar pula efisiensi eliminasi polutannya. Efisiensi eliminasi tertinggi sebesar 92,06 diperoleh pada pH 10 dengan dosis 30 mgL. Hal ini berarti
penurunan konsentrasi polutan Hg sangat efisien dilakukan pada pH basa dengan dosis alum yang tinggi karena semakin tinggi pH maka semakin rendah
konsentrasi Hg dalam larutan Baird Cann 2005.
31
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
6 8
10 12
pH E
fisi e
n s
i E lim
in asi H
g
Dosis Alum 0 mgL Dosis Alum 20 mgL
Dosis Alum 30 mgL
Gambar 7. Efisiensi eliminasi polutan Hg
4.4.4. Efisiensi Eliminasi Polutan Krom Cr