III. METODE
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik dan Manajemen Lingkungan TML, Departemen Teknologi Industri TIN, IPB pada bulan Juni-Juli 2008.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah cair laboratorium dari sisa residu analisis COD, alum p.a. pro analysi, NaOH dan
H
2
SO
4
untuk menaikkan dan menurunkan pH. Bahan-bahan kimia lain untuk analisis kekeruhan, warna, padatan tersuspensi total dan analisis logam.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu VELP scientifica test di cessione C6F jar test apparatus
peralatan jar test, pompa peristaltik, gelas piala dan alat-alat gelas lainnya, buret, pH meter, botol plastik untuk wadah sampel,
spektrofotometer direct reading DR 2000
dan atomic absorption spectrophotometry
AAS.
3.3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap RAL faktorial 2 faktor. Faktor 1: pH koagulasi yang terdiri dari 4 taraf yaitu 6,
8, 10 dan 12. Faktor 2: dosis alum yang terdiri dari 3 taraf yaitu kontrol tanpa penambahan alum, 20 mgL dan 30 mgL. Percobaan diulang sebanyak 2 kali
sehingga secara keseluruhan terdiri dari 24 satuan percobaan 4x3x2.
19
Gambar 3. Jar test
Model matematik Hines Montgomery 1990; Srivastava 2002 untuk percobaan ini adalah sebagai berikut :
Y
ij
= µ + A
i
+ B
j
+ AB
ij
+ ε
ij
Y
ijk
= Nilai respon pada pH koagulasi ke-i, dosis alum ke-j dan ulangan
ke-k µ
= Pengaruh rata-rata
A
i
= Pengaruh faktor pH koagulasi ke-i i = 6, 8, 10, 12
B
B
j
= Pengaruh faktor dosis alum ke-j j = kontrol, 20 mgL, 30 mgL
AB
ij
= Pengaruh interaksi taraf, pH koagulasi dan taraf ke-j dosis alum
εij =
Galat percobaan pada ulangan ke-k karena pengaruh A
i
dan B
j
20
3.4. Tahap Pelaksanaan 1 Karakterisasi Limbah Cair Laboratorium Hasil Analisis COD
Karakterisasi limbah cair ini dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Parameter-parameter yang dianalisis yaitu kekeruhan NTU, padatan tersuspensi
total mgL, warna PtCo, Ag mgL, Hg mgL dan Cr mgL. Karakterisasi limbah cair ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi setiap polutan dalam
limbah cair. Analisis parameter dilakukan sesuai dengan Standard Methods APHA 1998.
2 Jar Test
Pertama-tama limbah cair laboratorium diencerkan sampai 6 kali. Kemudian diambil sebanyak 3000 mL. Setelah itu diatur pH sesuai dengan pH yang diteliti
menggunakan pH meter. Kemudian limbah 3000 mL tersebut yang sudah diatur pH-nya dituangkan ke dalam 6 gelas piala masing-masing sebanyak 500 mL. Ke-6
gelas piala tersebut masing-masing diberi dosis 0 mgL tanpa penambahan alum kode gelas 0; 15 mgL kode gelas 1; 20 mgL kode gelas 2; 25 mgL kode gelas 3;
30 mgL kode gelas 4 dan 35 mgL kode gelas 5. Setelah itu ke-6 gelas piala tersebut diletakkan dalam peralatan jar test.
Jar test dilakukan dengan pengadukan lambat dan cepat untuk mempercepat percampuran limbah dengan alum untuk memaksimalkan efektivitas destabilisasi
koloid dan inisiasi koagulasi Ebeling et al. 2006. Setelah 5 menit kemudian maka terbentuk flok. Setelah itu limbah dibiarkan selama 30 menit - 1 jam sampai
flok yang terbentuk mengendap dengan baik. Supernatan yaitu cairan limbah yang telah diberi perlakuan koagulasi kemudian dianalisis menggunakan
spektrofotometer DR 2000 untuk mengetahui konsentrasi kekeruhan, warna dan padatan tersuspensi total serta AAS untuk mengetahui perubahan konsentrasi
logam. Jar test yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.
21
3.5. Perhitungan Efisiensi Eliminasi Polutan Rehm dan Reed 1986