36 short story did not have significantly different impact on EFL learners’
vocabulary learning and reading comprehension”. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode menceritakan kembali dan bermain
peran cerita pendek tidak memiliki dampak yang berbeda secara signifikan pada siswa EFL dalam belajar kosakata dan membaca pemahaman.
Penelitian yang relevan dijadikan landasan atau pedoman bagi penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Persamaan dari penelitian-penelitian
tersebut dengan penelitian ini yaitu pada penggunaan Role Playing. Perbedaannya terletak pada waktu, subjek, jenjang pendidikan yang digunakan dalam penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan performansi guru, serta aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 03 Jebed Kabupaten
Pemalang.
2.3 Kerangka Berpikir
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat diperlukan oleh siswa SD. Salah satunya yaitu untuk membantu siswa memecahkan masalah
sosial. Karakteristik IPS materinya begitu kompleks karena membahas mengenai manusia dan kehidupannya yang berkembang setiap harinya. Materi IPS yang
kompleks mencakup sejarah, politik, sosiologi, ekonomi, dan geografi. Materi pelajaran IPS kelas III SD didominasi oleh materi ekonomi, salah satunya Jual
Beli yang dapat dipraktikkan secara langsung oleh siswa. Pada kenyataannya pembelajaran masih berpusat pada guru dan siswa cenderung bosan mengikuti
pelajaran IPS, sehingga berakibat kurang optimalnya hasil belajar yang didapatkan oleh siswa. Hal ini juga terjadi di SD Negeri 03 Jebed Taman
37 Pemalang. Komunikasi dalam pembelajaran terjadi antara guru dan siswa, belum
mencakup komunikasi antarsiswa. Siswa hanya duduk diam menerima penjelasan dari guru, merangkum, mengerjakan soal, dan menghafalkan materi. Hal inilah
yang menyebabkan siswa mengalami kebosanan dan kurang serius dalam proses pembelajaran.
Dengan menerapkan model Role Playing diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di SD Negeri 03 Jebed. Model ini sangat
mengutamakan kerjasama antarsiswa dalam memerankan tokoh, dalam hal ini pelaku jual beli yang ada di lingkungan rumah dan sekolah. Siswa akan dibentuk
menjadi kelompok-kelompok kecil dan masing-masing kelompok akan berperan menjadi pelaku dalam kegiatan jual beli. Saat salah satu kelompok yang maju
untuk mempraktikkan jual beli, kelompok yang lain memperhatikan dan mencatat hal-hal yang menjadi inti permainan peran tersebut. Setelah pemeranan selesai
siswa dengan bimbingan guru dapat menyimpulkan serta mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kerangka berpikir dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan seperti berikut:
Kondisi Awal Tindakan
Kondisi Akhir
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Pembelajaran
IPS kelas III SD Negeri 03 Jebed
masih berpusat pada guru,
aktivitas siswa kurang, hasil
belajar kurang optimal
Penerapan model Role
Playing dalam pembelajaran
IPS materi Jual Beli SD
Negeri 03 Jebed
Adanya peningkatan kualitas
pembelajaran IPS materi Jual Beli yang
meliputi performansi guru serta aktivitas
dan hasil belajar siswa kelas III SD
Negeri 03 Jebed
38
2.4 Hipotesis Tindakan