19 Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan selama proses pembelajaran dengan model
Role Playing berlangsung. Pengamatan ini akan dinilai oleh pengamat dengan lembar penilaian kinerja guru APKG, yaitu APKG I dan II.
2.1.4.2 Aktivitas Belajar
Menurut Hamalik 2013: 171-2, pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan
aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja, sehingga mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta
mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Selanjutnya, Sanjaya 2012: 132 mengatakan “aktivitas belajar tidak terbatas
pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental”.
Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran yang dilakukan dengan
aktivitas siswa, kesan itu tidak akan mudah hilang tetapi akan dipikirkan kemudian diolah dan dikeluarkan dalam bentuk yang berbeda Slameto, 2010:
36. Paul D. Dierich t.t dalam Hamalik 2013: 172-3 membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, yaitu: 1 kegiatan-kegiatan visual; 2 kegiatan-kegiatan lisan
oral; 3 kegiatan-kegiatan mendengarkan; 4 kegiatan-kegiatan menulis; 5 kegiatan-kegiatan menggambar; 6 kegiatan-kegiatan metrik; 7 kegiatan-
kegiatan mental; dan 8 kegiatan-kegiatan emosional. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses
20 pembelajaran dengan melibatkan mental dan emosional siswa. Siswa akan lebih
mudah menerima materi apabila siswa mengalami langsung proses menemukan materi pelajaran tersebut. Pada penelitian ini, penulis mengamati aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran yang menggunakan model Role Playing. Aktivitas siswa dalam pembelajaran ini antara lain keantusiasan siswa dalam pembelajaran,
keberanian siswa dalam bertanya dan berpendapat, kerjasama siswa dalam berdiskusi, dan keseriusan siswa dalam bermain peran.
2.1.4.3 Hasil Belajar
Ada beberapa pendapat mengenai hasil belajar dari pakar pendidikan, seperti Gerlach dan Ely 1980 dalam Rifa’i dan Anni 2011: 85 menyatakan
bahwa “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar”. Perubahan perilaku tersebut bergantung pada apa
yang dipelajari oleh siswa. Dalam rencana pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran. Menurut Susanto 2012: 5, hasil belajar siswa yaitu kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Hasil belajar menurut Bloom 1956 dalam Rifa’i dan Anni 2011: 86-90,
mencakup tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu kognitif, afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa
pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual, yang mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Ranah
afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai, yang mencakup kategori penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, pembentukan
21 pola hidup. Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, serta koordinasi syaraf, yang mencakup kategori persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai hasil belajar tersebut, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar yaitu perubahan perilaku yang diperoleh individu setelah melaksanakan kegiatan belajar, yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Pada penelitian ini, hasil belajar yang akan ditingkatkan yaitu pada semua ranah.
2.1.5 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar