III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Teoritis
3.1.1. Konsep Efisiensi
Menurut Lau dan Yotopoulos 1971 konsep efisiensi pada dasarnya mencakup tiga pengertian, yaitu efisiensi teknis, efisiensi alokatif harga serta
efisiensi ekonomis. Efisiensi teknis mencerminkan kemampuan petani untuk memperoleh output maksimal dari sejumlah input tertentu. Seorang petani
dikatakan lebih efisien secara teknis dari petani lain jika petani tersebut dapat menghasilkan output lebih besar pada tingkat penggunaan teknologi produksi
yang sama. Petani yang menggunakan input lebih kecil pada tingkat teknologi produksi yang sama, juga dikatakan lebih efisien dari petani lain, jika
menghasilkan output yang sama besarnya. Jelaslah bahwa konsep efisiensi teknis merupakan suatu konsep yang bersifat relatif.
Efisiensi alokatif mencerminkan kemampuan petani untuk menggunakan input dengan proporsi yang optimal pada masing-masing tingkat harga input dan
teknologi yang dimiliki sehingga produksi dan pendapatan yang diperoleh maksimal, karena pada dasarnya tujuan petani dalam mengelola usahataninya
adalah untuk meningkatkan produksi dan pendapatan. Tingkat produksi dan pendapatan usahatani sangat ditentukan oleh efisiensi petani dalam
mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya ke dalam berbagai alternatif aktivitas produksi.
Kedua ukuran efisiensi di atas bila digabungkan menghasilkan ukuran efisiensi ekonomis total yaitu, menghasilkan produksi yang tinggi dengan biaya
produksi yang dapat ditekan serta menjual produksi dengan harga yang tinggi. Secara lebih sederhana efisiensi ekonomis dapat diukur dengan kriteria
keuntungan maksimum dan kriteria biaya minimum Sugianto, 1982. Efisiensi ekonomis akan tercapai bila Marginal Value Product sama dengan Marginal
Factor Cost MVP = MFC. Jika petani dimana pada kasus ini adalah petani tebu tidak menggunakan
sumberdaya yang dimiliki secara efisien, maka potensi untuk mendapatkan produksi dan pendapatankeuntungan yang meningkat tidak akan tereksploitasi.
Padahal tujuan utama petani tebu dalam mengelola usahataninya adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Produksi dan keuntungan maksimal yang belum
tercapai akibat adanya potensi yang tidak tereksploitasi dapat diartikan sebagai inefisiensi dalam usahatani. Kemungkinan seorang petani tidak dapat mencapai
tujuan maksimalnya adalah sesuatu yang bersifat umum. Dengan kata lain, inefisiensi sebenarnya bagian yang tidak terlepas dari suatu usahatani. Dalam
mengelola usahataninya, petani mungkin saja melakukan penyimpangan- penyimpangan yang menimbulkan konsekuensi dalam usahataninya.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut biasanya terkait erat dengan sifat manajerial petani. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya
efisiensi terjadinya inefisiensi. Penentuan sumber dari inefisiensi ini tidak hanya memberikan informasi tentang sumber-sumber potensial yang inefisien, tapi juga
saran terhadap kebijakan untuk meningkatkan atau dihilangkan untuk mencapai tingkat efisiensi total.
Efisiensi teknis dianggap sebagai kemampuan untuk berproduksi pada isoquant batas. Sebaliknya inefisiensi teknis mengacu pada penyimpangan dari
isoquant frontier. Sedangkan efisiensi alokatif mengacu pada kemampuan untuk memproduksi pada tingkat output tertentu dengan menggunakan rasio input pada
biaya yang minimum. Sebaliknya inefisien alokatif mengacu pada penyimpangan dari rasio input pada biaya minimum.
Secara umum konsep efisiensi didekati dari dua sisi pendekatan yaitu dari sisi alokasi penggunaan input dan dari sisi output yang dihasilkan. Pendekatan
dari sisi input yang dikemukakan oleh Farrell, membutuhkan ketersediaan informasi harga input dan sebuah kurva isoquant yang menunjukkan kombinasi
input yang digunakan untuk menghasilkan output secara maksimal. Pendekatan dari sisi output merupakan pendekatan yang digunakan untuk melihat sejauh mana
jumlah output secara proporsional dapat ditingkatkan tanpa mengubah jumlah input yang digunakan.
Konsep efisiensi dari sisi input diilustrasikan oleh Farrell pada Gambar 2. Konsep Efisiensi Farrell ini diasumsikan berada pada kondisi constant return to
scale. Pada Gambar 2 perusahaan diasumsikan memproduksi satu jenis ouptut Y
dengan menggunakan 2 jenis input X
1
dan X
2
. Kurva I merupakan isoquant frontier untuk menghasilkan output maksimal Y
. Titik A merupakan perusahaan yang menggunakan kombinasi input observasi yang inefisien untuk menghasilkan
sejumlah output yang sama. Sepanjang lintasan 0A terdapat dua perusahaan yang menggunakan kombinasi input berbeda yaitu C dan B. Titik B merupakan
perusahaan yang efisien secara teknis, karena kombinasi input yang digunakan oleh perusahaan pada titik B menghasilkan produksi pada isoquant frontier,
namun belum efisien secara alokatif karena biaya yang digunakan masih dapat diminimalkan menuju titik B
’
. Titik C menunjukkan perusahaan yang inefisien
secara teknis namun efisien secara alokatif karena berproduksi pada garis isocost yang berarti menggunakan kombinasi harga input yang efisien. Jarak antara B dan
C menunjukkan biaya yang dapat diminimumkan jika perusahaan ingin berproduksi pada titik B
’
yang merupakan tempat kombinasi penggunaan input yang efisien secara teknis dan alokatif efisien secara ekonomis
Pengukuran efisiensi teknis dari sisi input merupakan rasio dari input atau biaya batas frontier terhadap input atau biaya observasinya. Bentuk umum dari
ukuran efisiensi teknis oleh observasi ke-i pada waktu ke-t didefinisikan sebagai berikut Coelli, 1996:
dimana nilai TE antara 0 dan 1 atau 0 TE 1. Dengan mengasumsikan bahwa sebuah perusahaan atau usahatani dalam
mencapai keuntungannya harus mengalokasikan biaya secara minimum dari input Sumber: Coelli et al., 1998
Gambar 2. Konsep Efisienisi Orientasi Input
yang ada, atau berarti sebuah usahatani berhasil mencapai efisiensi alokatif. Dengan demikian, akhirnya akan diperoleh fungsi biaya dual sebagai berikut:
dimana: C = biaya produksi
y
i
= jumlah output p
i
= harga input i = koefisien parameter
u
i
= error term efek inefisiensi biaya Jondrow et al. 1982 dalam Ogundari dan Ojo 2006 mendefinisikan
efisiensi ekonomis sebagai rasio total biaya produksi minimum yang diobservasi C
dengan total biaya produksi aktual C.
dimana EE bernilai 0 EE 1. Efisiensi ekonomis merupakan gambaran gabungan dari efisiensi teknis dan alokatif.
Konsep efisiensi melalui pendekatan output, diilustrasikan menggunakan Kurva Kemungkinan Produksi KKP pada Gambar 3. Simbol ZZ’ adalah kurva
kemungkinan produksi. Titik A menunjukkan petani yang berada dalam kondisi inefisien. Ruas garis AB menggambarkan kondisi yang inefisien secara teknis.
Berkenaan dengan kondisi tersebut, pada pendekatan ini efisiensi teknis didefinisikan sebagai : TE
o
= OAOB ..............................................................3.4 Dengan adanya informasi harga output yang digambarkan oleh garis isorevenue
DD’ maka efisiensi alokatif ditulis dalam bentuk : AE
o
= ABOC.................3.5 sedangkan kondisi efisiensi ekonomis ditunjukkan oleh :
EE
o
= TE
o
x AE
o
= OAOB x OBOC = OAOC .........................................3.6 Nilai ketiga efisiensi ini berkisar antara 0 – 1.
Sumber: Coelli et al., 1998 Gambar 3. Konsep Efisiensi Orientasi Output
Berbicara mengenai efisiensi tidak terlepas dari konsep utama teori ekonomi produksi yaitu fungsi produksi. Fungsi produksi merupakan hubungan
teknis antara faktor produksi atau input dengan keluaran produksi atau output Soekartawi, 2002. Fungsi produksi digunakan untuk menentukan output
maksimum yang dapat dihasilkan dari penggunaan sejumlah input. Secara matematis bentuk umum fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai
berikut: Y
= f
X
1,
X
2
, X3,...,X
n
……………............…………………………3.7 dimana Y merupakan jumlah produksi yang dihasilkan atau output dari
penggunaan masukan input, sedangkan X
1,
X
2
, X3,...,X
n
merupakan faktor-faktor produksi atau input yang digunakan untuk menghasilkan output. Model fungsi
produksi seperti ini belum dapat menerangkan hubungan output dan input secara
y
1
x Z’
D’ C
B A
B’
. .
. .
kuantitatif. Untuk itu fungsi produksi harus dinyatakan dalam bentuk yang spesifik sesuai dengan sifat hubungan input-output dari proses produksi yang
bersangkutan. Beberapa karakteristik fungsi produksi yaitu: 1 fungsi produksi
merupakan fungsi kontinyu bukan diskrit atau limit mendekati nol, 2 fungsi produksi bernilai tunggal single value yaitu setiap input berpasangan dengan
setiap output tertentu, 3 turunan pertama dan kedua bersifat kontinyu, nilai yang dipakai positif atau Q = f X
1
, dimana Q dan X
1
0, dan 4 fungsi produksi cembung convect dengan titik nol. Asumsi dasar yang dibangun fungsi produksi
yaitu, pengusaha berusaha mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan memaksimumkan output dan mengoptimumkan penggunaan faktor produksi.
3.1.2. Metode Pengukuran Efisiensi