Analisis Efisisensi Teknis Metode Analisis Produksi

= intersep = parameter peubah luas lahan yang digarap = parameter jumlah pupuk N yang digunakan = parameter peubah jumlah total tenaga kerja yang digunakan = parameter peubah dummy v i - u i = error term efek inefisiensi teknis dalam model v i = variabel acak yang berkaitan dengan faktor-faktor eksternal iklim, hamapenyakit dan kesalahan pemodelan sebarannya simetris dan menyebar normal v i – N0, v 2 u i = variabel acak non negatif dan diasumsikan mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis dan berkaitan dengan faktor-faktor internal, sebarannya bersifat setengah normal u i ~ |N0, v 2 | Nilai koefisien yang diharapkan: 1, 2, 3, 4 0, dengan kata lain hasil pendugaan fungsi produksi stochastic frontier di atas, diharapkan memberikan nilai parameter dugaan yang positif. Jika diperoleh parameter dugaan yang bertanda negatif dan merupakan bilangan pecahan, maka fungsi produksi dugaan tidak dapat digunakan untuk menurunkan fungsi biaya dual, sehingga efisiensi alokatif tidak dapat diukur. Nilai koefisien positif berarti dengan meningkatnya masukan input akan meningkatkan produksi tebu.

4.4.1. Analisis Efisisensi Teknis

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa analisis efisensi khususnya efisiensi teknis dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan output indeks efisiensi timmer dan pendekatan input indeks efisiensi kopp. Kedua indeks efisiensi ini menghasilkan nilai efisiensi teknis yang sama jika skala usaha petani adalah konstan. Efisiensi teknis pada setiap petani ke-i dari sisi output timmer, diperoleh melalui output observasi terhadap output stochastic frontiernya. Efisiensi teknis dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut: , , , , , , , , 4 3 2 1 4 3 2 1 X X X X U Y E X X X X U Y E TE = = .......................................................4.2 dimana: TE = efisiensi teknis , , , , 4 3 2 1 1 X X X X U Y E = output observasi , , , , 4 3 2 1 X X X X U Y E = = output batas frontier atau persamaan efisiensi teknis dapat juga ditulis sebagai berikut: exp i i i u E TE ∈ − = i = 1, 2, ......,n ...........................4.3 dimana: TE i = efisiensi teknis petani ke i exp i i u E ∈ − = nilai harapan dari u i dengan syarat e i Nilai efisiensi teknis antara 0 TE 1. Nilai efisiensi teknis tersebut berhubungan terbalik dengan nilai efek inefisiensi teknis dan hanya digunakan untuk fungsi yang memiliki jumlah output dan input tertentu cross section data. Nilai efisiensi teknis petani dikategorikan cukup efisien jika bernilai 0.7 dan dikategorikan belum efisien jika bernilai 0.7. Nilai exp i i u E ∈ − di dalam perangkat lunak frontier diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Metode inefisiensi teknis yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model efek inefisiensi teknis yang dikembangkan oleh Battese dan Coelli. Variabel u i yang digunakan untuk mengukur efek inefisiensi teknis diasumsikan bebas dan distribusinya terpotong normal dengan N 2 , σ µ i . Untuk menentukan nilai parameter distribusi i µ efek inefisiensi teknis pada penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut: dimana: u i = efek inefisiensi teknis = konstanta Z 1 = tingkat pendidikan formal petani thn Z 2 = pengalaman petani thn Z 3 = ukuran usahatani ha Z 4 = dummy pola tanam 1 = pola tanam awal, 0 = pola kepras. Nilai koefisien yang diharapkan 4 δ 0, 3 2 1 , , δ δ δ 0. Agar konsisten maka pendugaan parameter fungsi produksi dan fungsi inefisiensi dilakukan secara simultan dengan perangkat lunak frontier 4.1 Coelli, 1996. Pengujian parameter stochastic frontier dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama menggunakan metode OLS, yaitu digunakan untuk menduga parameter teknologi dan input-input produksi m dan tahap kedua menggunakan metode MLE untuk menduga keseluruhan parameter faktor produksi m , intersep , dan variant dari kedua komponen kesalahan v i dan u i 2 2 u dan v σ σ pada 1 persen, 5 persen dan 10 persen. Sedangkan kriteria uji yang digunakan untuk hipotesis yang menyatakan bahwa semua petani telah melakukan usahatani tebunya secara efisien, adalah uji generalized likelihood ratio satu arah, dengan persamaan uji sebagai berikut: dimana LH dan LH 1 masing-masing adalah nilai fungsi likelihood dari hipotesis nol H dan hipotesis alternatif H 1 . H = 2 = u σ H 1 = 2 v σ Jika 2 = u σ maka 2 2 ε σ σ γ u = sehingga H : = = 1 =............... 5 = 0, maka efek inefisiensi teknis tidak ada dalam model fungsi produksi atau dengan kata lain petani dalam melakukan usahatani tebunya efisien. Jika hipotesis ini diterima maka model fungsi produksi rata-rata sudah cukup mewakili data empiris. Kriteria uji: LR galat 2 retriksi χ , maka tolak H LR galat 2 retriksi χ , maka terima H Hasil pengolahan program frontier 4.1 menurut Aigner et al. 1977, Jondrow et al. 1982 ataupun Greene 1993, akan memberikan nilai perkiraan variant dalam bentuk parameterisasi sebagai berikut Adhiana, 2005: 2 2 2 u v σ σ σ ε + = .....................................................................................4.7 dimana: = 2 ε σ variant dari distribusi normal = 2 u σ variat dari u i = 2 v σ variant dari v i Parameter dari variant ini dapat digunakan untuk mencari nilai γ , yaitu 2 2 2 u v u σ σ σ γ + = atau 2 2 ε σ σ γ u = Nilai parameter γ merupakan kontribusi dari efisiensi teknis di dalam efek residual total ε . Nilai parameter γ berkisar antara 0 γ 1.

4.4.2. Analisis Efisisensi Alokatif dan Efisiensi Ekonomis