Kepras 6 KERAGAMAN USAHATANI TEBU DI DAERAH PENELITIAN

Table 9. Analisis Finansial Usahatani Tebu per Hektar di Kabupaten Situbondo Tahun 2008 KKP NON KKP Uraian Rata-rata Rupiah persen Rata-rata Rupiah persen Tanam Penerimaan 38 125 000 29 653 125 Pengeluaran A. Biaya Tunai 1. Bibit ku 2 351 250 10.9 1 866 000 9.51 2. Pupuk ZA ku 995 100 4.61 669 900 3.41 3. Pupuk Urea ku 208 800 0.97 558 000 2.84 4. Pupuk TSP ku 89 270 0.41 5. Pupuk Ponska ku 503 497 2.33 150 000 0.76 5. TK luar keluarga HOK 7 046 400 32.65 6 692 075 34.11 6.TK ternak HOK 142 424 0.66 2821 81 1.44 Total biaya tunai 11 336 741 52.54 10 218 156 52.08 B. Biaya Diperhitungkan 1. Sewa lahan 4 200 000 19.46 4 200 000 21.41 2. Irigasi 688 774 3.19 992 730 5.06 3. TK dalam keluarga HOK 14 423 0.07 14 815 0.08 4. Angkutan tebu 5 338 410 24.74 4 193 475 21.37 Total biaya diperhitungkan 10 241 607 47.46 9 401 020 47.92 C. Total Biaya 21 578 348 100 19 619 176 100 Keuntungan 16 546 652 10 033 949 RC rasio 1.77

1.51 Kepras

Penerimaan 34 070 500 32 684 250 Pengeluaran A. Biaya Tunai 1. Bibit ku 2. Pupuk ZA ku 863 490 5.02 950 400 5.65 3. Pupuk Urea ku 331 200 1.92 445 200 2.64 4. Pupuk TSP ku 12 143 0.07 24 828 0.15 5. Pupuk Ponska ku 49 578 0.29 5. TK luar keluarga HOK 6 226 000 36.17 5 491 200 32.62 6.TK ternak HOK 54 616 0.32 57 368 0.34 Total biaya tunai 7 537 027

43.79 6

968 996 41.4 B. Biaya Diperhitungkan 1. Sewa lahan 4 200 000 24.4 4 200 000 24.95 2. Irigasi 944 346 5.49 968 593 5.75 3. TK dalam keluarga HOK 2 956 0.02 180 195 1.07 4. Angkutan tebu 4 527 204 26.3 4 514 321 26.82 Total biaya diperhitungkan 9 674 506 56.21 9 863 109 58.6 C. Total Biaya 17 211 533 100 16 832 105 100 Keuntungan 16 858 967 15 852 145 RC rasio 1.98 1.84 Sumber: Analisis Data Primer, 2009 Rata-rata total biaya yang dikeluarkan petani tebu pengguna KKP pada pola tanam adalah Rp 21.57 juta lebih besar dibandingkan biaya tunai yang dikeluarkan petani bukan pengguna KKP Rp 19.62 juta. Komponen biaya terbesar yang harus dibayarkan petani tebu baik pengguna KKP maupun bukan pengguna KKP pada pola tanam adalah biaya tenaga kerja luar kelurga KKP 32.65 , bukan KKP 34.11 . Rata-rata total biaya yang dikeluarkan petani pengguna KKP dan petani bukan pengguna KKP Pada pola kepras, tidak jauh berbeda, yaitu 17.21 juta untuk pengguna KKP dan bukan pengguna KKP Rp 16.83 juta. Sama dengan pola tanam awal, komponen biaya terbesar yang dibayarkan kedua kelompok petani pada pola kepras adalah biaya tenaga kerja luar keluarga yaitu, KKP sebesar 36.17 persen dan bukan KKP 32.62 persen dari total biaya usahatani tebu. Komponen biaya angkutan tebu berada pada urutan kedua yaitu 26.30 persen untuk kelompok petani KKP dan 26.82 persen untuk kelompok petani bukan KKP. Gambaran komponen biaya tenaga kerja tersebut menunjukkan bahwa usahatani tebu merupakan usahatani yang sarat tenaga kerja labor intensive. Perbedaan komponen biaya antara kedua pola tanam tersebut dikarenakan pada pola tanam awal terdapat komponen biaya bibit dan biaya tanam, sehingga pada pola tanam awal komponen biaya lebih besar dibandingkan pola kepras. Pada Tabel 9 juga terlihat keuntungan yang diperoleh dari usahatani tebu dengan KKP lebih besar dibandingkan keuntungan usahatani tebu bukan KKP baik pada pola tanam awal maupun pola kepras. Keuntungan yang diperoleh petani pengguna KKP pada pola tanam awal sebesar Rp 16.55 juta sedangkan petani bukan KKP hanya memperoleh keuntungan sebesar Rp 10.03 juta. Keuntungan yang diperoleh masing-masing kelompok petani pada pola kepras lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh masing-masing kelompok petani pada pola tanam awal. Keuntungan yang diperoleh petani pengguna KKP pada pola kepras sebesar Rp 16.86 juta lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh kelompok petani bukan pengguna KKP yaitu Rp 15.85 juta. Dilihat dari keuntungan yang diperoleh dalam masa produksi sekitar 1 tahun, maka rata-rata pendapatan per hektar yang diperoleh masing-masing kelompok petani pada pola tanam awal adalah Rp 1.3 juta per hektar per bulan untuk petani pengguna KKP dan Rp 835 ribu per hektar per bulan untuk petani bukan pengguna KKP. Sedangkan rata-rata keuntungan petani pengguna KKP pada pola kepras sekitar Rp 1.4 juta per hektar per bulan dan bukan pengguna KKP Rp 1.3 juta per hektar per bulan. Nilai pendapatan tersebut sudah layak jika dibandingkan dengan upah minimum di Kabupaten Situbondo sebesar Rp 530 ribu.

VII. ANALISIS EFISIENSI USAHATANI TEBU