Table 9. Analisis Finansial Usahatani Tebu per Hektar di Kabupaten Situbondo Tahun 2008
KKP NON KKP
Uraian Rata-rata
Rupiah persen
Rata-rata Rupiah
persen
Tanam
Penerimaan 38 125 000
29 653 125
Pengeluaran A. Biaya Tunai
1. Bibit ku 2
351 250
10.9 1 866
000 9.51
2. Pupuk ZA ku 995
100 4.61 669
900 3.41
3. Pupuk Urea ku 208
800 0.97 558
000 2.84
4. Pupuk TSP ku 89
270 0.41
5. Pupuk Ponska ku 503
497 2.33 150
000 0.76
5. TK
luar keluarga
HOK 7
046 400
32.65 6
692 075
34.11 6.TK ternak HOK
142 424 0.66
2821 81
1.44 Total biaya tunai
11 336
741 52.54 10
218 156
52.08
B. Biaya Diperhitungkan 1. Sewa lahan
4 200
000 19.46
4 200
000 21.41
2. Irigasi 688
774 3.19 992
730 5.06
3. TK dalam keluarga HOK 14
423 0.07 14
815 0.08
4. Angkutan tebu 5
338 410
24.74 4
193 475
21.37 Total biaya diperhitungkan
10 241
607 47.46
9 401
020 47.92
C. Total Biaya 21
578 348
100 19 619
176 100
Keuntungan 16 546 652
10 033 949
RC rasio 1.77
1.51 Kepras
Penerimaan 34 070 500
32 684 250
Pengeluaran A. Biaya Tunai
1. Bibit ku 2. Pupuk ZA ku
863 490 5.02
950 400
5.65 3. Pupuk Urea ku
331 200 1.92
445 200
2.64 4. Pupuk TSP ku
12 143 0.07
24 828
0.15 5. Pupuk Ponska ku
49 578
0.29 5.
TK luar
keluarga HOK
6 226
000 36.17
5 491
200 32.62
6.TK ternak HOK 54
616 0.32 57
368 0.34
Total biaya tunai 7
537 027
43.79 6
968 996
41.4
B. Biaya Diperhitungkan 1. Sewa lahan
4 200
000 24.4
4 200
000 24.95
2. Irigasi 944
346 5.49 968
593 5.75
3. TK dalam keluarga HOK 2
956 0.02 180
195 1.07
4. Angkutan tebu 4
527 204
26.3 4
514 321
26.82 Total biaya diperhitungkan
9 674
506 56.21
9 863
109 58.6
C. Total Biaya 17
211 533
100 16 832
105 100
Keuntungan 16 858 967
15 852 145
RC rasio 1.98
1.84
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Rata-rata total biaya yang dikeluarkan petani tebu pengguna KKP pada pola tanam adalah Rp 21.57 juta lebih besar dibandingkan biaya tunai yang
dikeluarkan petani bukan pengguna KKP Rp 19.62 juta. Komponen biaya terbesar yang harus dibayarkan petani tebu baik pengguna KKP maupun bukan pengguna
KKP pada pola tanam adalah biaya tenaga kerja luar kelurga KKP 32.65 , bukan KKP 34.11 .
Rata-rata total biaya yang dikeluarkan petani pengguna KKP dan petani bukan pengguna KKP Pada pola kepras, tidak jauh berbeda, yaitu 17.21 juta untuk
pengguna KKP dan bukan pengguna KKP Rp 16.83 juta. Sama dengan pola tanam awal, komponen biaya terbesar yang dibayarkan kedua kelompok petani
pada pola kepras adalah biaya tenaga kerja luar keluarga yaitu, KKP sebesar 36.17 persen dan bukan KKP 32.62 persen dari total biaya usahatani tebu. Komponen
biaya angkutan tebu berada pada urutan kedua yaitu 26.30 persen untuk kelompok petani KKP dan 26.82 persen untuk kelompok petani bukan KKP.
Gambaran komponen biaya tenaga kerja tersebut menunjukkan bahwa usahatani tebu merupakan usahatani yang sarat tenaga kerja labor intensive.
Perbedaan komponen biaya antara kedua pola tanam tersebut dikarenakan pada pola tanam awal terdapat komponen biaya bibit dan biaya tanam, sehingga pada
pola tanam awal komponen biaya lebih besar dibandingkan pola kepras. Pada Tabel 9 juga terlihat keuntungan yang diperoleh dari usahatani tebu
dengan KKP lebih besar dibandingkan keuntungan usahatani tebu bukan KKP baik pada pola tanam awal maupun pola kepras. Keuntungan yang diperoleh
petani pengguna KKP pada pola tanam awal sebesar Rp 16.55 juta sedangkan
petani bukan KKP hanya memperoleh keuntungan sebesar Rp 10.03 juta. Keuntungan yang diperoleh masing-masing kelompok petani pada pola kepras
lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh masing-masing kelompok petani pada pola tanam awal. Keuntungan yang diperoleh petani pengguna KKP
pada pola kepras sebesar Rp 16.86 juta lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh kelompok petani bukan pengguna KKP yaitu Rp 15.85 juta.
Dilihat dari keuntungan yang diperoleh dalam masa produksi sekitar 1 tahun, maka rata-rata pendapatan per hektar yang diperoleh masing-masing
kelompok petani pada pola tanam awal adalah Rp 1.3 juta per hektar per bulan untuk petani pengguna KKP dan Rp 835 ribu per hektar per bulan untuk petani
bukan pengguna KKP. Sedangkan rata-rata keuntungan petani pengguna KKP pada pola kepras sekitar Rp 1.4 juta per hektar per bulan dan bukan pengguna
KKP Rp 1.3 juta per hektar per bulan. Nilai pendapatan tersebut sudah layak jika dibandingkan dengan upah minimum di Kabupaten Situbondo sebesar Rp 530
ribu.
VII. ANALISIS EFISIENSI USAHATANI TEBU