Faktor-faktor yang turut mempengaruhi kerentanan akibat perubahan iklim di sektor

Karena perubahan pola curah hujan dan kejadian iklim ekstrim mengakibatkan areal padi sawah di beberapa wilayah daerah mengalami kekeringan. Luas areal yang mengalami kekeringan meningkat dari 0,3-1,3 persen menjadi 3,1-7,8 persen. Sementara itu, luas real padi yang mengalami puso, meningkat dari 0,004-0,41 persen menjadi 0,04-1,87 persen. Di sisi lain, akibat banjir, luas areal yang mengalami kerusakan meningkat dari 0,75-2,68 persen menjadi 0,97-2,99 persen dan mengakibatkan puso dari 0,24-0,73 persen menjadi 8,7-13,8 persen. Akibat itu semua, potensi peningkatan penurunan produksi dari 2,4-5 persen menjadi lebih dari 10 persen 9 . Akibat lainnya yang ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap sector pertanian adalah peningkatan suhu udara yang mengakibatkan penurunan produksi pangan seperti padi, jagung dan kedelai sekitar 10,0-19,5 persen selama 40 tahun yang akan datang. Penciutan lahan dan degradasi sawah produktif sekitar 292-400 ribu hektar atau 3,7 di Jawa akibat peningkatan muka air laut diproyeksikan sampai dengan tahun 2050. Kondisi ini berdampak serius terhadap pertanian di daerah pesisir. Contoh kasus terjadi di Kabupaten Karawang dan Subang dimana produksi beras berkurang sekitar 300,000 ton, produksi jagung berkurang 5,000 ton karena genangan. Naiknya permukaan air laut juga menimbulkan salintas dan instrusi air laut yang mengancam sumber air bersih.

II.1.4 Faktor-faktor yang turut mempengaruhi kerentanan akibat perubahan iklim di sektor

pertanian. Pengelolaan sumberdaya air berhadapan dengan 4 empat jenis kerentanan yang sangat mempengaruhi 11 keberlanjutan sumberdaya air yaitu kerentanan fisik, social, ekonomi dan lingkungan . Konsumsi dan kebutuhan air di sektor pertanian sebesar 80 dari kebutuhan total air, jauh dibandingkan dengan industri dan rumah tangga yang hanya 20. Kondisi lingkungan yang semakin memprihatinkan turut memperparah terhadap krisis air. Misalnya beberapa daerah aliran sungai DAS mengalami degradasi akibat sedimentasi yang sangat memprihatinkan, hal ini khususnya banyak terjadi di pulau Jawa ditambah dengan perubahan penggunaan dan peruntukkan pada kawasanya hulu-nya. Menurut pendapat beberapa perwakilan petani yang disampaikan dalam kegiatan focus group discussion 12 yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Adaptasi Dewan Nasional Perubahan Iklim DNPI ketersediaan air merupakan faktor utama bagi mereka. Hampir 60 persen sawah di Indonesia merupakan sawah tadah hujan. Kondisi ini menjadikan sektor pertanian kita berada pada posisi yang rentan akibat kekeringan karena perubahan iklim. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat cenderung berpotensi terhadap tingginya kerentanan lihat tabel 3. Hal ini pula yang terjadi pada para tenaga kerja di sektor pertanian. Oleh sebab itu adanya peningkatan kapasitas, baik mengenai cara meningkatkan produktifitas, memahami iklim contoh yang telah dikembangkan oleh Kementrian Pertanian adalah sekolah iklim dan wirausaha agribisnis melalui pelatihan dan penguatan para petani menjadi salah solusi. Tabel 3 . Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Matriks Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim pada Sektor Pertanian mendefinisikan amanat dari peraturan perundangan yang terkait dengan program adaptasi dampak perubahan iklim dengan menyelaraskan dengan kebutuhan teknologi dan jangka waktu rencana aksi Tahun Tingkat Pendidikan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Feb Total SD 14.618,5 14.194,1 14.260,2 12.158,9 11.815,7 12.473,8 SLTP 18.873,9 18.104,3 18.705,4 20.635,2 18.253,8 19.616,6 SLTA 4.767,9 5.200,3 5.348,2 7.557,7 6.567,1 6.913,8 2005 Nop 2006 Feb 2006 Feb 11.080,7 11.783,0 27,8 20.217,5 20.812,5 49,2 7.367,5 7.188,0 17,0 40.676,7 39.751,0 40.636,2 43.047,5 38.930,9 41.869,1 41.309,8 42.323,2 100 Sumber: BPS 9 10 9 Litbang, Kementrian Pertanian. 10 Kerentanan adalah suatu keadaan penurunan ketahanan akibat pengaruh eksternal yang mengancam kehidupan, mata pencaharian, sumberdaya alam, propert y, infrastruktur, produktivitas ekonomi dan kesejahteraan. Kerentanan sosial, misalnya, adalah sebagian dari produk kesenjangan sosial, yaitu faktor sosial yang mempengaruhi atau membentuk kerentanan berbagai kelompok dan yang juga mengakibatkan penurunan kemampuan untuk menghadapi bencana, bencana kekeringan, bencana banjir, degradasi kualitas air dlsbnya. Dalam konteks perubahan iklim, kerentanan merupakan hasil dari potensi dampak dikurangi dengan upaya adaptasi Kerentanan = Potensi dampak – Adaptasi. Kerentanan terhadap perubahan iklim berkurang apabila langkah adaptasi dilakukan. Potensi dampak bergantung Eksposure dan Sensitivitas. 11 Budi Wignyosukarto, Pengelolaan Sumberdaya Air ditengah Kerentanan Sosial dan Lingkungan. 12 Diselenggarakan pada 26 November 2010

II.1.5 Matriks