3. Serangan Xystrocera festiva Pada Tegakan Sengon Umur 5 Tahun
Jumlah Larva
Pada tegakan sengon umur 5 tahun serangan hama boktor sengon mengalami peningkatan dari tegakan sengon umur 4 tahun. Perhitungan jumlah
pohon sengon terserang larva pada tegakan umur 5 tahun ditampilkan pada lampiran 3. dan untuk penjelasan jumlah larva per pohon dan per hektar
ditampilkan pada lampiran 10. Data pada Tabel 4. menunjukan bahwa jumlah larva per pohon adalah 23
larva dan jumlah larva per hektar adalah 391 larva. Jumlah larva per pohon mengalami penurunan dibandingkan pada jumlah larva per pohon tegakan sengon
umur 4 tahun. Hal ini disebabkan keberhasilan perkembangbiakan boktor sengon pada umur 4 tahun, sehingga boktor sengon mulai mengalami penyebaran yang
cukup merata. Pada tegakan sengon umur 4 tahun, serangan masih terfokus pada beberapa petak ukur dan belum menyebar secara merata sehingga jumlah larva per
pohon cukup tinggi sedangkan pada umur 5 tahun penyebaran boktor sengon hampir merata di seluruh petak ukur. Selain itu, pada tegakan sengon umur 5
tahun banyak terdapat predator boktor sengon seperti semut merah dan kalajengking yang memangsa larva boktor sengon sehingga jumlah larva per
pohon menurun. Sedangkan jumlah larva per hektar mengalami peningkatan. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tegakan sengon umur 4 tahun mengalami laju perkembangbiakan yang tinggi. Selain itu, pada tegakan sengon umur 5 tahun
ukuran pohon semakin besar, sehingga persediaan makanan bagi boktor sengon semakin meningkat dan tajuk yang semakin rindang menjadi salah satu faktor
yang mendukung perkembangbiakan boktor sengon. Kondisi yang tercipta secara kondusif untuk pertumbuhan Xystrocera
festiva menimbulkan ledakan populasi yang tidak dapat dihindari. Jumlah larva per hektar pada tegakan sengon umur 5 tahun berjumlah lebih banyak daripada
tegakan sengon umur 4 tahun dan merupakan jumlah larva terbanyak dari semua umur tegakan sengon sehingga menyebabkan puncak serangan boktor sengon
terjadi pada tegakan sengon umur 5 tahun. Walaupun jumlah larva per pohon menurun tapi serangan boktor sengon mengalami peningkatan dan tersebar
merata. Selain banyak larva Xystrocera festiva yang gagal menyelesaikan siklus hidupnya akibat serangan predator tetapi banyak juga larva pada tegakan sengon
umur 4 tahun yang berhasil menyelesaikan siklus hidupnya dari telur sampai stadium imago. Dengan meningkatnya imago Xystrocera festiva maka jumlah
telur yang dihasilkan meningkat, sehingga ketika tegakan sengon mencapai umur 5 tahun jumlah serangan semakin meningkat.
Jumlah Lubang Gerek
Jumlah lubang gerek Xystrocera festiva per hektar pada tegakan sengon umur 5 tahun mengalami peningkatan drastis daripada tegakan umur 4 tahun.
Perhitungan frekuensi pohon sengon yang terdapat lubang gerek pada tegakan umur 5 tahun ditampilkan pada lampiran 3. dan untuk penjelasan jumlah lubang
gerek per pohon dan per hektar pada tegakan sengon umur 5 tahun ditampilkan pada lampiran 11.
Dari Tabel 5. dapat dilihat jumlah lubang gerek per pohon pada tegakan sengon umur 5 tahun adalah 15,7 lubang gerek, lebih rendah dibandingkan dengan
jumlah lubang gerek per pohon pada tegakan sengon umur 4 tahun yaitu 27,6 lubang gerek. Seperti halnya dengan jumlah larva per pohon pada umur 5 tahun,
diketahui bahwa pada tegakan sengon umur 5 tahun penyebaran boktor sengon merata di semua petak ukur dan banyak ditemukan predator alami dari boktor
sengon sehingga banyak larva yang tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya dibandingkan dengan tegakan sengon umur 4 tahun. Dengan banyaknya larva
yang tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya maka jumlah lubang gerek Xystrocera festivaI per pohon mengalami penurunan.
Jumlah lubang gerek Xystrocera festiva per hektar pada tegakan umur 5 tahun mengalami peningkatan yang sangat dratis. Rata-rata per hektar lubang
gereknya mencapai 736 lubang gerek. Bila dibandingkan dengan jumlah lubang gerek per hektar pada tegakan sengon umur 4 tahun yang hanya berjumlah 448,7
lubang gerek, maka terjadi peningkatan hampir 2 kali lipat. Hal ini terjadi karena pada tegakan sengon umur 4 tahun terjadi perkembangbiakan besar-besaran
karena kondisi tegakan sengon yang kondusif yaitu tegakan yang rapat, tajuk
rindang, diameter yang semakin besar dan penyebaran boktor sengon sudah semakin merata dan mengalami peningkatan serangan.
Selain banyak larva Xystrocera festiva pada tegakan sengon umur 5 tahun yang diserang oleh predator alami tetapi banyak juga larva yang berhasil bertahan
sampai mencapai stadium imago. Setiap perubahan 1 larva hingga mencapai stadium imago maka menyebabkan timbulnya 1 lubang gerek. Walaupun jumlah
lubang gerek per pohon menurun tetapi jumlah serangan boktor sengon mengalami peningkatan dan menyebar merata sehingga menyebabkan jumlah
lubang gerek per hektar mengalami peningkatan
4. Serangan Xystrocera festiva Pada Tegakan Sengon Umur 6 Tahun