Pengendalian secara fisikmekanis. Pengendalian Secara Kimiawi Insektisida.

lubang gerek, kepala menghadap ke arah bawah. Pupa dilindungi oleh lapisan kerak kapur Kalsium karbonat Husaeni,2001. Kumbang yang baru terbentuk akan keluar dari lubang gerek dengan cara menerobos kerak kapur, menuju ujung bawah lubang gerek kemudian melubangi kulit batang yang tidak dimakan larvanya Husaeni,2001. Serangan Xystrocera festiva pada tegakan sengon sudah terjadi sejak tegakan berumur 3 tahun, yaitu pada saat diameter batang sekitar 10-12 cm dan tinggi pohon mencapai 16 m. Letak serangan pada pohon adalah mulai dari pangkal batang sampai ketinggian lebih dari 10 m. Kerusakan yang ditimbulkan oleh larva ialah kerusakan kulit bagian dalam dan kayu gubal pohon inang. Akibatnya kulit akan mati, terkelupas dan jatuh. Bila tidak terjadi serangan berikutnya pertumbuhan pohon yang cepat akan dapat menyembuhkan luka-luka tersebut, dengan cara pembentukan kalus. Akan tetapi perusakan oleh hama ini sering terjadi berulang-ulang untuk beberapa tahun, sehingga banyak pohon yang mati atau patah. Kerusakan tersebut akan menurunkan volume dan kualitas kayu pertukangan yang dihasilkan Husaeni, 2001.

5. Pengendalian .

a. Pengendalian secara fisikmekanis.

Notoatmodjo 1963 menganjurkan pengendalian boktor secara mekanis dengan sistim ’tebang-sakit’ dan cara pengeletekan penyesetan kulit batang pada tanaman yang terserang. Cara ini telah dicoba di Gerbo, Malang Utara. Cara tersebut adalah sebagai berikut : • Menebangmembuang semua pohon yang terserang sambil membinasakan hama yang terdapat di pohon tersebut. • Bagi serangan awal di mana larva masih berada di bawah kulit kayu dapat dilakukan dengan pengeletekan kulit dan membinasakan semua larvanya. • Melakukan pemeriksaan secara rutin dan intensif dalam jangka waktu disesuaikan dengan keadaan untuk menjaga kemungkinan adanya infeksi baru

b. Pengendalian Secara Kimiawi Insektisida.

Pengendalian X. festiva secara kimiawi selain biayanya mahal, secara teknis juga sukar untuk dilaksanakan. Nurhayati 2001, pernah mencoba menggunakan jenis insektisida sistemik yaitu Perfekthion 400 EC pada berbagai tingkat konsentrasi dengan cara menyemprotkan insektisida pada permukaan pohon yang terserang X. festiva. Tingkat konsentrasi yang digunakan yaitu 0 ccl kontrol, 2 ccl, 4 ccl, 6 ccl, 8 ccl dan 10 ccl. Peningkatan konsentrasi Perfekthion dapat mengakibatkan efikasi tingkat keampuhan yang semakin tinggi dalam mematikan larva boktor sengon. Menurut Nurhayati 2001, berdasarkan tingkat keampuhan efikasi insektisida Perfekthion 400 EC pada selang waktu 3 minggu setelah penyemprotan, terlihat bahwa konsentrasi insektisida yang sudah cukup efektif untuk pengendalian hama boktor sengon adalah 6 ccl. Insektisida lain yang telah dicoba untuk memeberantas boktor sengon adalah Dimecron 100 yang merupakan salah satu insektisida sistemik. Setiap pohon yang terserang disemprot dengan Dimecron 100 berkonsentrasi 0.5 dengan dosis 75 cc cairan semprot per pohon. Ternyata insektisida ini dapat mematikan larva yang berumur sampai 2 bulan tetapi tidak dapat mematikan larva yang berumur lebih tua dan larva-larva yang telah menggerek ke dalam kayu gubal Sidabutar dan Natawiria, 1973 dalam Husaeni, 2001. c. Pengendalian secara biologis. Pengendalian secara biologis yaitu usaha pengendalian dengan memanfaatkan musuh alami dari hama tersebut yang tersedia di lapangan. Pengendalian secara biologi yang telah dikaji keampuhannya adalah dengan menggunakan parasitoid telur boktor dan jamur patogen larva. 1. Pelepasan parasitoid telur Serangga parasitoid yang menyerang telur boktor sengon adalah Anagyrus sp. dan secara alami biasa memarasit kelompok telur boktor sengon dengan tingkat serangan tingkat parasitisasi rata-rata 20. Setelah tegakan sengon yang diserang hama boktor dilepasi parasitoid telur sebanyak ± 5000 ekor, ternyata dari setiap kelompok telur boktor, rata-rata 45 terserang parasitoid, 21 tidak menetas dan hanya 34 yang menetas menjadi larva. Oleh karena itu, pelepasan parasitoid telur cukup berpengaruh dalam mengendalikan serangan hama boktor dengan cara mengurangi jumlah larva yang menetas Husaeni dan Kasno, 1997. 2. Penyemprotan dengan jamur patogen Pengendalian larva boktor sengon bisa dilakukan dengan cara penyemprotan jamur patogen, salah satu jamur yang digunakan ialah Beauveria bassiana. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada saat serangan hama pada tahap awal karena larva boktor masih muda dan berukuran kecil. Penggunaan jamur Beauveria bassiana dalam bentuk suspensi 200 gram6 liter air atau 200 gram8 liter air dapat mematikan semua anggota koloni larva boktor pada tegakan sengon sampai mencapai 95 Suharti et. al., 1998 BioMeteor adalah bioinsektisida berbahan aktif jamur Metharhizium anisopliae. BioMeteor sangat efektif untuk pengendalian hama tanaman dalam tanah seperti hama boktor tebu Dorysthenes sp. dan boktor sengon Xystrocera festiva serta hama tanaman lainnya Anonim, 2006. Untuk pengendalian hama di dalam tanah digunakan bioMeteor dengan cara ditaburkan dalam dosis 100 kgha untuk bentuk tepung, atau 200 kgha untuk bentuk butiran. Penggunaan bioMeteor untuk hama tanaman dapat disemprotkan dengan dosis 10 gramliter air untuk bentuk tepung, dan 20 gramliter air untuk bentuk butiran Anonim, 2006. Keunggulan bioinsektisida Strain Metharhizium anisopliae ialah : • Strain Metharhizium anisopliae selalu diperbaiki dan disesuaikan dengan hama sasaran • Produk dikemas khusus sehingga tahan lama dalam penyimpanan • Mudah diaplikasikan • Pengendalian mutu produk dilakukan oleh tenaga ahli yang profesional Aman terhadap tanaman dan lingkungan Anonim, 2006. III. KEADAAN UMUM LOKASI

A. Letak dan Luas Daerah Penelitian