Topografi dan Jenis Tanah Iklim Pengelolaan dan Pemeliharaan Tegakan

3. Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Manggis 4. Di sebelah timur berbatasan dengan Desa Ngancar Rincian luas kawasan hutan RPH Pandantoyo, BKPH Pare, KPH Kediri, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Peruntukan Lahan di Kawasan Hutan RPH Pandantoyo, BKPH Pare, KPH Kediri. Peruntukan Lahan Luas Ha dari luas keseluruhan RPH Hutan Produksi - Jati - Mahoni - Johar - Acasia - Glericidae - Pinus - Sengon 26.6 39.5 7 6.4 1.5 57.80 1132.80 1.46 2.17 0.38 0.35 0.08 3.18 62.25 Hutan Lindung 416.30 22.89 LDTI 117 6.43 TBP 14.8 0.81 Jumlah 1305.9 100 Sumber : Kantor BKPH Pare, KPH Kediri Tahun 2005

B. Topografi dan Jenis Tanah

Hampir 85 dari luas wilayah RPH Pandantoyo memiliki topografi yang relatif datar dan hanya sebagian yang memiliki topografi bergelombang, dengan kemiringan dibawah 10. Wilayahnya terletak pada ketinggian 381-561 m dpl. Jenis tanah di lokasi penelitian memiliki tekstur berpasir sampai lempung berdebu, dari jenis regosol vulkan yang merupakan erupsi gunung, yang kemungkinan berasal dari letusan Gunung Kelud yang berada sekitar 30 km sebelah timur dari lokasi. Struktur tanahnya lepas, remah dan sangat erosip namun mudah dikerjakan.

C. Iklim

Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Fergusson, tipe iklim di wilayah RPH Pandantoyo dan umumnya di wilayah Kecamatan Ngancar adalah tipe iklim C dengan curah hujan rata-rata 2.000-2.200 mm per tahun. Suhu udara minimum di daerah ini adalah 20ºC dan suhu maksimumnya adalah 32ºC. tingkat kelembaban udara berkisar antara 56-82,5.

D. Pengelolaan dan Pemeliharaan Tegakan

Pengelolaan hutan yang dilakukan oleh Perhutani pada kawasan hutan di RPH Pandantoyo ini dilakukan dengan cara membagi areal hutan ke dalam petak- petak dan anak-anak petak. Jenis pohon yang ditanam selain sengon adalah jabon Antocephalus cadamba, jati Tectona grandis, Mahoni Swietenia macrophylla, pinus dan acasia Acacia auriculiformis. Berdasarkan Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan tahun 1980, kelas perusahaan yang ditetapkan di wilayah hutan RPH Pandantoyo adalah sengon dan jabon. Pohon mahoni digunakan sebagai tanaman campuran dengan sengon, sedangkan jabon dan jati ditanam dalam petak-petak tersendiri. Di RPH Pandantoyo pembuatan tanaman dilaksanakan dengan sistem tumpang sari yang melibatkan penduduk di sekitar wilayah hutan. Masyarakat sekitar hutan menanami berbagai jenis tanaman palawija, yaitu jagung, nanas, dan cabe. Setiap pesanggem berhak menggarap lahan seluas 0,15 Ha hingga 0,25 Ha dan berkewajiban memelihara tanaman sengon sampai masa kontrak yang ditetapkan berakhir. Penyiangan dilakukan sampai tanaman sengon berumur 2 tahun, dilakukan 2-3 kali oleh para pesanggem. Komposisi tanaman tumpang sari di RPH Pandantoyo : a. Tanaman pokok : Sengon, jarak tanam 3x2 meter b. Tanaman pertanian : Lombok, jagung, dan nanas c. Tanaman sela : Flemingia d. Tanaman tepi : Mindi e. Tanaman pagar : Secang Penjarangan mulai dilakukan pada umur tanaman 3 tahun dan dilakukan setahun sekali hingga berumur 6 tahun. Penjarangan dilakukan dengan cara menebang pohon-pohon sengon yang pertumbuhannya kurang bagus, tertekan, atau mengalami serangan hama dan penyakit. Menurut UU No. 22 Tahun 1999, pemerintah daerah berhak untuk mengelola dan mengatur sumber daya daerahnya masing-masing termasuk di dalamnya pengelolaan hutan. Sesuai dengan keputusan pemerintah daerah Kabupaten Kediri, sejak tahun 2002 di RPH Pandantoyo tidak lagi dilakukan kegiatan penjarangan. IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi