mengoptimalkan penggunaan modal kerja sehingga hanya akan memperkecil keuntungan yang diperoleh perusahaan. Skor yang didapatkan untuk rasio ini
merupakan skor yang tertinggi karena berada pada kisaran 60.
g. Rasio Perputaran Total Aktiva Assets Turn Over Ratio
Rasio perputaran total aktiva menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya untuk melakukan penjualan dan
memperoleh keuntungan laba. Perkembangan nilai perputaran aktiva cenderung stabil dengan rata-rata sebesar 1 . Angka ini menunjukkan
bahwa dalam satu periode proses produksi, aktiva yang digunakan untuk melakukan penjualan adalah sebanyak 1 . Rendahnya nilai rasio ini
menunjukkan belum efisiennya perusahaan dalam pemanfaatan aktiva perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki banyak aktiva yang
menganggur atau belum beroperasi, salah satunya adalah tujuh gardu induk yang masih dalam proses pembangunan. Nilai yang diperoleh sebesar 0,5
karena berada pada rentang terendah.
0.5 1
1.5 2
2003 2004
2005
Tahun
Total Asset Turn Over
Gambar 18. Perkembangan Trend Rasio Aktivitas PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003 – 2005
h. Rasio Modal Terhadap Total Aktiva Equity To Total Asset Ratio
Rasio ini menunjukkan seberapa besar proporsi modal sendiri dan pinjaman terhadap pembiayaan aktivanya. Disamping itu rasio ini juga
menunjukkan besarnya tingkat keamanan bagi para kreditur yang memberikan pinjamannya kepada perusahaan. Dari gambar terlihat angka
rata-rata dari rasio ini sebesar 97,1 yang berarti bahwa proporsi aktiva yang dibiayai modal sendiri lebih besar bila dibandingkan dengan yang dibiayai
pinjaman. Perkembangan rasio ini selama tiga tahun terakhir 2003-2005 mengalami peningkatan. Nilai yang didapatkan berada pada kisaran 90 x
100 dengan skor yang didapatkan 3,5.
93.5 94
94.5 95
95.5 96
96.5 97
97.5 98
98.5 99
2003 2004
2005
Tahun
Rasio Modal Dengan Aktiva
Gambar 19. Perkembangan Trend Rasio Solvabilitas PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003- 2005
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
1. Analisis trend menunjukkan perkembangan komponen aktiva tetap yang cenderung stabil dan kenaikan terjadi pada komponen pekerjaan dalam
pelaksanaan selama tiga periode terakhir. Sedangkan pada sisi pasiva terjadi peningkatan kewajiban jangka pendek dalam tiga periode terakhir.
Peningkatan kewajiban jangka pendek ini disebabkan utang perusahaan yakni utang jangka pendek pada salah satu BUMN energi yang nilainya
cukup besar. Trend pada laporan laba rugi menunjukkan penurunan pada komponen rugi bersih. Penurunan ini disebabkan penurunan beban operasi.
2. Hasil analisis vertikal menunjukkan komponen aktiva tetap memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar. Disisi pasiva
ekuitas perusahaan memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan kewajibannya yaitu akun antar satuan administrasi yang
merupakan nilai dari penilaian kembali atas aktiva tetap. Sedangkan komponen beban usaha merupakan komponen penyumbang terbesar
terhadap rugi bersih perusahaan terutama sistem distribusi yang terdiri atas biaya perawatan untuk SUTET, trafo step up, trafo step down, gardu
hubung dan gardu distribusi. 3. Hasil analisis rasio memperlihatkan 1 Tingkat likuiditas memiliki
kecendrungan menurun di dua tahun terakhir, tetapi meningkat di awal periode 2006. 2 Solvabilitasnya sangat baik karena rendahnya resiko
yang disebabkan karena jaminan modal sendiri terhadap utang cukup besar. 3 Tingkat profitabilitas perusahaan cenderung meningkat, dan 4
Tingkat aktivitas perusahaan untuk perputaran aktiva tetap dan perputaran total aktiva kurang baik karena rendahnya nilai yang didapatkan,
sedangkan untuk perputaran piutang dan persediaan sudah sangat baik. 4. Berdasarkan hasil proyeksi keuangan dengan metode persentase terhadap
penjualan di dapatkan hasil perusahaan harus mencari dana sebanyak 10,84 Milyar untuk pembiyaan tahun berikutnya 2006. Biaya ini
terutama digunakan perusahaan untuk operasi perusahaan dan out sourcing