Analisa trend terhadap laba rugi memperlihatkan adanya penurunan dari sisi rugi bersih yang diterima perusahaan dari periode 2003-2005
seperti yang terlihat dalam gambar 4. Penurunan ini disebabkan adanya kenaikan dalam pendapatan bersih pada periode 2003-2005 dan penurunan
beban usaha sehingga mengurangi rugi bersih yang diperoleh perusahaan. Penurunan terbesar rugi bersih perusahaan terjadi di
2005 dengan penurunan rugi bersih sebesar 41,1 dari tahun dasar.
4.5. Persentase Per-Komponen Laporan Keuangan PT. PLN Persero AJ Kramat Jati
Analisis persentase per-komponen atau yang biasa dikenal dengan analisis vertikal, digunakan untuk melihat proporsi keuangan perusahaan
dalam lima tahun terakhir. Jenis metode analisis ini disebut juga dengan metode analisis statis dimana komponen yang diperbandingkan dengan
komponen lainnya dalam satu laporan keuangan yang sama berada dalam tahun yang sama. Dengan kata lain informasi yang didapat hanya keadaan
keuangan pada tahun itu saja. Melalui analisis ini dapat diketahui proporsi investasi pada masing-masing aktiva, struktur permodalan serta komposisi
biaya dalam hubungannya dengan pendapatan perusahaan. Selain itu analisis ini juga merupakan pendukung analisis rasio didalam
menginterpretasikannya. Hasil analisis persentase per-komponen terhadap laporan keuangan PT. PLN Persero AJ Kramat Jati terlihat pada gambar 5.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
2003 2004
2005
Tahun
Aktiva Lancar Pekerjaan Dalam
Pelaksanaan Aktiva Tetap
Aktiva lain-lain
Gambar 5. Perkembangan Trend Proporsi Komponen Aktiva Terhadap Total Aktiva PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003-
2005 Tabel 3. Perkembangan Nilai Komponen Aktiva Terhadap Total Aktiva
Komponen 2003 2004
2005
Aktiva Lancar
1 0,5 0,6 Pekerjaan
Dalam Pelaksanaan
4 6,9
8 Aktiva
Tetap 94 92,2 91,1
Aktiva Lain – lain
1 0,4 0,3 Sumber : Laporan Keuangan PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode
2003-2005 diolah Hasil analisis persentase per-komponen terhadap laporan neraca
menunjukkan bahwa pada sisi aktiva, komponen aktiva tetap memiliki proporsi yang lebih besar terhadap total aktiva dibandingkan dengan aktiva
lancar dan aktiva lain-lain serta pekerjaan dalam pelaksanaan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan selama periode ini lebih banyak
mengalokasikan dananya untuk melakukan investasi jangka panjang. Investasi yang dilakukan yakni penggantian minyak trafo dan pendirian gardu
induk baru untuk masa operasi 25 tahun ke depan. Tabel 4. Perkembangan Nilai Komponen Pasiva Terhadap Total Pasiva
Komponen 2003 2004
2005
Total Utang 1
1 4
Ekuitas 99 99 96 Sumber : Laporan Keuangan PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003
-2005 diolah
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
2003 2004
2005
Tahun
Total Utang Ekuitas
Gambar 6. Perkembangan Trend Proporsi Komponen Pasiva Terhadap
Total Pasiva PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003- 2005
Disisi pasiva, komponen ekuitas perusahaan memiliki proporsi yang lebih besar terhadap total pasiva dibandingkan dengan total kewajibannya.
Selama empat periode terakhir tidak terjadi perubahan yang signifikan, dimana jumlah ekuitas menurun sebesar 3 pada tahun 2005 dibandingkan
tahun sebelumnya. Total utang yang meningkat sebesar 3 pada tahun 2005 karena kenaikan utang lancar yang cukup besar. Disisi pasiva juga terlihat
komponen akun antar satuan administrasi, pada dasarnya nilai yang terdapat dalam komponen tadi merupakan penilaian kembali atas aktiva tetap.
Tabel 5. Perkembangan Nilai Komponen Laba Rugi Terhadap Rugi Bersih
Komponen 2003 2004
2005
Pendapatan Lain – lain
0,9 0 10 Pendapatan
Bersih 7 9 15
Beban Usaha
107,9 109 125 Sumber : Laporan Keuangan PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003
– 2005 diolah
20 40
60 80
100 120
140
2003 2004
2005
Tahun
Pendapatan Lain- lain Pendapatan Bersih
Beban Usaha
Gambar 7. Perkembangan Trend Proporsi Komponen Laba Rugi Terhadap Rugi Bersih PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003-
2005
Analisis vertikal terhadap laporan laba rugi menunjukkan bahwa komponen beban usaha merupakan komponen dengan proporsi penyumbang
terbesar terhadap rugi bersih. Di mana dalam komponen ini terdapat beban fungsi distribusi yang terdiri dari perawatanpemeliharaan atas sistem
distribusi yang terdiri atas Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi SUTET, trafo step up, trafo step down, gardu hubung dan gardu distribusi yang berada
dalam wilayah Area Jaringan Kramat Jati. Dalam gambar 7 terlihat angka proporsi beban usaha terhadap rugi bersih yang rata-ratanya hampir 114 .
Sedangkan komponen pendapatan usaha berfluktuatif dengan kecenderungan yang meningkat di bandingkan dengan tahun dasar. Dalam laporan ini juga
terlihat bahwa pendapatan usaha perusahaan hanya didapatkan dari penyambungan listrik pelanggan, sesungguhnya nilai tersebut sudah
merupakan jumlah dari penjualan listrik secara kumulatif dari tiap unit pelayanan yang berada di bawah kontrol Area Jaringan Kramat Jati.
4.6. Analisis Rasio Keuangan PT. PLN Persero AJ Kramat Jati