menjamin utang Rp. 2,33,- dengan modal Rp. 100,- artinya perusahaan mampu menjamin semua kewajibannya dengan modal sendiri. Nilai standar
yang ditetapkan adalah minimal 100 . Seperti yang terlihat dalam gambar 8, perkembangan nilai rasio ini cenderung menurun. Penurunan ini terjadi
karena peningkatan jumlah ekuitas yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kenaikan dari jumlah utang perusahaan.
c. Rasio Ekuitas Terhadap Aktiva Tetap
Rasio ini menunjukkan besarnya proporsi aktiva tetap yang dibiayai dari modal sendiri. Nilai rata-rata rasio adalah sebesar 104,8 . Angka ini
menunjukkan bahwa seluruh aktiva tetap dan sebagian aktiva lancarnya dibiayai oleh modal sendiri karena nilainya yang berada diatas standar umum
sebesar 100 . Nilai rasio yang sangat baik tersebut memperlihatkan keadaan yang menguntungkan bagi perusahaan, karena sudah sewajarnya
aktiva tetap dibiayai dari modal sendiri sehingga tidak mengganggu terhadap likuiditas perusahaan saat pembayaran utang tiba jatuh tempo. Namun jika
dilihat dari perkembangannya, nilai rasio ini berfluktuasi seperti yang terlihat dalam gambar 8 diatas. Perubahan nilai ini disebabkan adanya perubahan dari
jumlah aktiva tetap perusahaan.
d. Rasio Modal Terhadap Total Aktiva Equity To Total Asset Ratio
Rasio ini menunjukkan seberapa besar proporsi modal sendiri dan pinjaman terhadap pembiayaan aktivanya. Disamping itu rasio ini juga
menunjukkan besarnya tingkat keamanan bagi para kreditur yang memberikan pinjamannya kepada perusahaan. Dari gambar terlihat angka
rata-rata dari rasio ini sebesar 97,1 yang berarti bahwa proporsi aktiva yang dibiayai modal sendiri lebih besar bila dibandingkan dengan yang
dibiayai pinjaman. Perkembangan rasio ini selama tiga tahun terakhir 2003- 2005 mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi karena perusahaan
selalu mengoptimalkan modal yang dimiliki untuk membiayai aktivanya.
4.6.3. Analisis Profitabilitas
Analisis Profitabilitas adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode
tertentu. Profitabilitas yang baik akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahaan dan meminimalisir kemungkinan terjadinya kebangkrutan.
a. Tingkat Pengembalian Ekuitas Return On Equity
Tingkat pengembalian ekuitas ROE atau dalam istilah yang digunakan dalam SK. Menteri BUMN No. Kep-100M-BUMN2002 yakni
imbalan kepada pemegang saham merupakan suatu indikator rasio yang mengukur besarnya tingkat imbalan yang diterima oleh pemegang saham atas
modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Nilai rata-rata indikator ini adalah sebesar -15,8 . Hal ini berarti setiap Rp. 100,- modal yang ditanamkan, akan
menghasilkan rugi bersih imbalan sebesar Rp. 15,8,- . Walaupun untuk indikator ini nilainya negatif, namun perkembangan
indikator ini dari tahun ke tahun mengalami kenaikan seperti yang terlihat dalam gambar 10.
Tabel 8. Perkembangan Nilai Rasio Profitbilitas
Komponen 2003 2004
2005
ROE - 19,9
- 17,5 - 10
ROI - 19,7
- 17 - 9,6
ROA - 19,9
- 17 - 10,7
Laba Bersih - 1426
- 1100 - 663,1
-20 -18
-16 -14
-12 -10
-8 -6
-4 -2
2003 2004
2005
Tahun
ROE ROI
ROA
Gambar 10. Perkembangan Trend Rasio Profitabilitas PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003- 2005
b Tingkat Pengembalian Investasi Return On Investment
Tingkat pengembalian investasi atau dalam istilah yang digunakan dalam SK. Menteri BUMN No. Kep-100M-BUMN2002 yakni imbalan
investasi merupakan suatu indikator rasio yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan laba atas
investasi yang ditanamkan ke dalam perusahaan dan untuk melihat keefektifan dari kegiatan operasi perusahaan. Nilai rata-rata dari indikator ini
adalah sebesar -15,43 , yang berarti bahwa setiap Rp. 100,- aktiva yang diinvestasikan perusahaan mampu menghasilkan kerugian sebesar Rp.
15,43,-.
c. Tingkat Pengembalian Atas Total Aktiva Return Of Asset