Penilaian Kinerja BUMN Penelitian Terdahulu

4. Kekurangan dari sumber dana ini dapat di biayai dari retained earnings sesudah dikurangi dividen dan pembiayaan dari utang luar lainnya. Teknik penentuan kebutuhan pembiyaan dari luar ini secara sederhana dapat diformulasikan sebagai berikut : EF = [{TA – CL So} x S ] – {SI x NPM 1 – DP} Dimana : EF = Dana luar yang dibutuhkan. TA = Total Aktiva perusahaan. CL = Utang Lancar. So = Penjualan pada tahun awal. S = Tambahan penjualan yang direncanakan. S1 = Penjualan pada tahun proyeksi 1. NPM = Net Profit Margin. DP = Rasio Pembayaran Dividen Terhadap Earning Per Share dividen pay out ratio.

2.3. Penilaian Kinerja BUMN

Penilaian kinerja perusahaan BUMN berdasarkan pada ketentuan Kementrian BUMN yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100M-BUMN2002 yang meliputi penilaian terhadap tiga aspek, yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. Dalam penelitian ini digunakan standar penilaian kinerja berdasarkan SK. Menteri BUMN No. Kep-100M-BUMN2002 mengenai Tingkat Kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap kinerja perusahaan yang meliputi aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. Tata cara penilaian Tingkat Kesehatan BUMN selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 1. Penilaian Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100M-BUMN2002 dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu: a. Sehat, yang terdiri dari : AAA apabila total skor TS 95 AA apabila 80TS=95 A apabila 65TS=80 b. Kurang Sehat, yang terdiri dari : BBB apabila 50TS=65 BB apabila 40TS=50 B apabila 30TS=40 c. Tidak Sehat, yang terdiri dari : CCC apabila 20TS=30 CC apabila 10TS=20 C apabila TS=10 Bagi BUMN yang tergolong kurang sehat atau tidak sehat dapat melakukan restrukturisasi dalam rangka peningkatan efisiensi dan produktivitas. Restrukturisasi perusahaan tersebut, meliputi: 1. Perubahan status hukum BUMN ke arah yang lebih menunjang pencapaian maksud dan tujuan perusahaan. 2. Kerjasama operasi kontrak manajemen dengan pihak ketiga. 3. Konsolidasi merger. 4. Pemecahan badan usaha. 5. Penjualan saham melalui pasar modal. 6. Penjualan saham secara langsung direct placement. 7. Pembentukan perusahaan patungan.

2.4. Penelitian Terdahulu

Irwan, tahun 2003 melakukan penelitian dengan judul Kinerja Keuangan PT. FAST FOOD INDONESIA Tbk. Periode 1997-2001 . Tujuan dari penelitiannya ialah melihat perkembangan dan proporsi keuangan perusahaan selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 1997-2001; menganalisis kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio, yang tercermin dari tingkat rentabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan aktivitas; menganalisa faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan; serta mengidentifikasi strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang. Metode yang digunakan dalam penelitiannya antara lain menggunakan analisis trend, analisis persentase per komponen, analisis rasio yang terdiri dari rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas serta analisis Du Pont. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal perusahaan yaitu biaya pokok, biaya operasional dan perputaran persediaan yang kurang efisien. Sedangkan faktor eksternal bersifat sementara dan tidak bisa dikontrol perusahaan. Penelitian Nurhasanah tahun 2005 yang berjudul Analisis Laporan Keuangan dan upaya Perbaikan Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Persero Biro Klasifikasi Indonesia . Tujuan dari penelitiannya adalah mengetahui perkembangan dan proporsi keuangan perusahaan, menganalisis kinerja keuangan perusahaan, serta mengidentifikasi strategi bagi keberlangsungan operasional selanjutnya. Metode yang digunakan dalam penelitiannya antara lain analisis trend, analisis persentase per komponen, analisis rasio serta analisis Du Pont. Berdasarkan hasil analisisnya, kondisi perusahaan selama lima tahun terakhir menunjukkan kondisi yang cukup baik. Senny Oktaviani pada tahun 2004 melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja Koperasi Pada Koperasi Badan Pusat Statistik Jakarta . Tujuan yang mendasari penelitiannya adalah menganalisis kinerja koperasi- BPS dengan menggunakan acuan yang dikeluarkan oleh Kementrian Koperasi dan UKM tahun 2003, mengetahui masalah yang mempengaruhi kinerja Koperasi-BPS, serta memberikan saran untuk perbaikan kinerja Koperasi-BPS dimasa yang akan datang. Metode yang dipergunakan dalam penelitiannya antara lain menggunakan alat analisis berupa analisis trend, persentase per komponen, dan analisis rasio. Selain itu digunakan juga metode analisis standar penilaian kinerja Koperasi untuk mengetahui kinerja koperasi secara keseluruhan. Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitiannya adalah berdasarkan analisis standar penilaian kinerja koperasi maka koperasi BPS pada tahun-tahun analisis sudah termasuk dalam kategori Koperasi yang berkinerja baik, hanya saja kecenderungan nilainya menurun.

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT PLN Persero Area Jaringan Kramat Jati dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin dari laporan keuangannya dari tahun ke-tahun. Kinerja keuangan itu sendiri dapat diartikan sebagai prestasi perusahaan dalam mengelola sumber daya keuangannya didalam usahanya. Selain itu kinerja keuangan juga mencerminkan keberhasilan manajemen perusahaan didalam melaksanakan berbagai kebijakan-kebijakan keuangan perusahaan yang terlihat dari laporan keuangannya. Gambaran mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diperoleh dengan cara melakukan interpretasi atau analisis terhadap laporan keuangannya, sehingga laporan keuangan tersebut bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. PLN Persero Area Jaringan Kramat Jati dapat dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu. Perkembangan kinerja